~~~~~
Tuhan seolah mendengar lukanya. Meskipun terkadang ia kerap mengumpati takdir. Tapi kejutan disetiap detik itu tak pernah membuat nya kecewa
Setelah tubuhnya terhempas kesamping. Ia menatap sosok yang memeluk nya saat ini. Sosok yang sudah lama ia tunggu hadir nya. Nafas tersenggal itu bisa dirasa nya
"Huft... Hampir aja"
Semesta beranjak. Terduduk direrumputan pinggir jalan itu. Matanya masih tak terlepas dari pria dihadapan nya yang sibuk membersihkan pakaian nya
"Kamu gak apa apa?" Tanya nya
"Kak Awan!" Semesta dengan segera memeluk kembali tubuh dihadapan nya
Pelukan itu semakin mengerat. Membuat tubuh itu sedikit merasa sesak didalam pelukannya
"Semesta kangen banget sama Kak Awan!" Ucap Semesta
Tepukan canggung itu mengenai punggungnya
"I-iya"
"Semesta? Kamu gak apa apa. Tadi aku denger ada-"
Aksa membeku disana. Menatap kedua kakak beradik yang sedang berpelukan erat. Atau seperti yang dilihat, Semesta lah yang memeluk lebih erat
"Kamu?!" Aksa menyadari sosok dipelukan itu
Tanganya dengan segera menarik tubuh Semesta untuk menjauh dari pria itu. Menimbulkan decakan keras dari bibir Semesta
"Kamu ngapain disini?! Kamu Awan kan? Kakak nya Semesta yang pukulin dan maki maki dia waktu itu" Ucap Aksa
"Aksa jangan-"
"Kamu mau ngapain kesini? Mau mukulin Semesta lagi?!" Ucap Aksa yang saat ini membawa tubuh Semesta ke balik tubuhnya
"E-enggak" Jawab Awan lirih
"Kak Awan... Aksa biarin aku ngomong sebentar sama Kak Awan" Ucap Semesta
"Enggak! Kamu gak denger semua ucapan kasar dia waktu itu sama kamu?!" Ucap Aksa
"Tapi-"
"Dia maki maki kamu waktu itu Semesta!" Ucap Aksa
"Maaf..."
Sebuah kata itu keluar dari mulut Awan. Membuat Aksa dan Semesta terdiam menatap nya
"Maaf Semesta... Maafin Kak Awan" Ucap Awan
. . .
"Papa kurung Aku selama 4 hari. Sehabis bisa kabur. Aku langsung cari kamu" Ucap Awan
Baiklah. Katakan saja Awan terlihat seperti sedang diinterogasi saat ini. Senua mata itu memandang nya diruang tengah keluarga Gentara
Jangan tanyakan Bagas dan Juan. Mereka cukup terkejut melihat penampakan pria yang mereka temui tempo hari lalu dijalan. Iya, pria yang hampir saja memukuli Bagas hanya karena tabrakan itu
Mereka tak menyangka kebetulan yang membawa fakta bahwa pria itu adalah kakak laki laki Semesta
"Papa kurung Kak Awan? Kenapa?" Tanya Semesta
Ia bisa melihat bagaimana kacau nya Awan dari penampilan nya. Mata itu menatap kasihan
"Papa marah. Bukan cuma sama mama tapi sama semuanya. Papa bahkan larang Kak Awan dateng ke pemakaman Kak Langit hari itu. Aku udah mohon mohon sama papa, tapi papa tetep kunciin aku didalem kamar" Ucap Awan
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]
Fanfiction[END] - TAHAP REVISI LENGKAP ✔ "Kalau kata Semesta, hidup dengan cara lebih keren adalah tetap tersenyum sekalipun rasanya begitu berantakan. Setidaknya dunia harus tau bahwa kamu belum menyerah." Ini tentang dia dan bahagia yang dicarinya Semes...