18. Surat Kak Langit untuk Semesta

890 162 8
                                    






~~~~~

__________________________________________

Untuk Semesta, adik laki laki Kak Langit yang manis

Maaf
Cuma itu yang bisa Kak Langit sampaikan buat semesta. Maaf untuk semua hal yang belum bisa Kak Langit kasih buat Semesta. Maaf untuk semua kecewa yang didapat Semesta. Maaf untuk apapun yang menjadi sedih Semesta

Kak Langit gak tau apa Kak Langit akan kasih surat ini ke Semesta. Tapi kalau iya, itu artinya tuhan masih baik karena kasih Kak Langit kesempatan untuk pamit dari hidup Semesta

Makasih Semesta
Karena kamu, Kak Langit jadi belajar banyak hal di kehidupan ini. Tentang bagaimana bersabar dan menerima sekalipun dunia seolah menghancurkan mu. Tentang bagaimana menghadapi kerasnya hidup dengan terjangan badai itu

Kak Langit pamit ya
Dan tolong jaga mama, papa, dan Awan
Semesta boleh kok marah
Semesta juga boleh kecewa
Semesta juga manusia yang punya titik lemah nya
Berhenti keras sama diri kamu sendiri

Maaf karena gak bisa temenin kamu beli es krim coklat di supermarket lagi. Maaf gak bisa temenin Semesta makan malam di balkon lagi sama sama. Tapi Kak Langit selalu jaga Semesta. Dari sini

Dari sisi tuhan
Dengan harapan terbaik Kak Langit untuk adik kesayangan Kak Langit yang hebat

- Saga Langit Bahari
Terimakasih untuk hari hari bahagia sebagai kakak di hidup Semesta

___________________________________________




Surat itu dirematnya dengan keras. Setelah mendapatkan surat yang diberikan melalui dokter tersebut. Hati nya seolah tak mau menerima semua kenyataan yang menyapa nya pagi ini. Ia masih berharap bahwa malam kelam itu hanya mimpi buruk nya.

Tubuh kurusnya terduduk dengan bersender pada kepala kasur. Setelah kehilangan kesadaran nya semalam. Wajah itu benar benar terlihat pucat.

Ia kembali mengusap dadanya. Memaksa dirinya untuk tak kembali menjatuhkan air matanya. Meskipun sesak hebat melanda, ia seolah memaksa kesedihan itu agar tak berlarut

"Semesta" Suara lembut itu didengar nya dari ambang pintu kamar. Bunda dengan baju serba hitam nya terlihat disana

"Udah mendingan?" Tanya bunda sembari menghampiri Semesta yang masih terdiam dan kemudian terduduk disisi ranjang

Semesta mengangguk

Bunda meletakan punggung tanganya di dahi Semesta. Bermaksud memeriksa kondisi pria itu

"Udah gak panas. Ayo keluar nak, cuma kamu wakil Kak Langit disini" Ucap Bunda sembari mengusap surai itu perlahan

Semesta kemudian beranjak. Ia melihat keluar. Menatap penjuru rumahnya yang berisi puluhan orang yang datang dengan pakaian serba hitam. Semesta mengenali beberapa dari mereka yang merupakan rekan kerja Langit atau kerabat jauh nya

Beberapa orang disana menatap nya bukan dengan tatapan kasihan. Mereka menatap seolah kepergian kakaknya merupakan kesalahan nya. Ia bahkan bisa mendengar bisikan bisikan tak suka disana

"Semesta?" Tiga orang pria disna menghampiri nya. Dengan setelan jas serba hitam

"Bunda tinggal sebentar ya" Bunda kemudian pergi. Meninggalkanya yang saat ini menatap ketiga pria asing itu

"Ya? Siapa?" Tanya nya

"Kita rekan kerja Langit dikantor" Seorang pria tegap itu berbicara

"Aku Yuta, Dia Jojo, dan ini Jae" Ucap pria bernama Yuta

𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang