~~~~~
Kaki itu melangkah cepat diantara hamparan pasir. Kepala nya tak berhenti memutar dengan mata tajam nya yang berusaha menelisik penjuru pantai dengan teliti. Beberapa pasang mata bahkan ia acuhkan
Ia kembali menghampiri sesosok pria dengan jaring jaring dipesisie pantai itu
"Maaf pak... Saya mau tanya"
"Eh iya dek?"
"Disekitar sini ada kabar orang tenggelam gak ya pak? Atau orang hilang?"
Sosok pria itu mengerutkan alisnya. Ia tampak berpikir sejenak "Gak ada dek kayaknya. Disini jarang banget ada yang tenggelam atau hanyut gitu"
Aksa mengangguk. Ia kembali menghela nafas saat mendapat jawaban yang tak sesuai dengan ekspetasi nya
"Oh gitu ya pak. Kalo gitu makasih ya pak"
"Dek" Pria tua itu memanggilnya
"Ya pak?"
"Kalo adapun orang hanyut disini. Semuanya gak ditemuin dek, jarang banget. Ombak nya ganas di laut tengah sana"
Deg!
"Gak ada yang ditemuin pak?"
"Iya. Disini emang jarang ada yang tenggelam. Tapi dari semua kasus ditahun tahun sebelumnya gitu dek"
Aksa terdiam mendengar itu
"Adek lagi cari orang? Siapa?" Tanya Pria tua itu lagi
"Ah enggak enggak pak. Makasih info nya ya"
Kaki nya kembali melangkaj pasrah. Mendengar itu, jantung nya seolah melemah. Memberontak seakan menolak kemungkinan yang akan terjadi
Ia kembali menyusuri pantai. Sembari menatap orang orang yang tampak juga sedang berlibur disana.
"Iya ya ampun. Gak ada yang tau keluarga nya. Ditemuin sama warga dipinggir pantai gitu ajah"
Suara samar samar dari segerombol nelayan disana didengarnya. Aksa mengalihkan atensi nya cepat. Dari semua rangkaian kata itu, terdengar seperti kabar yang ingin diketahui nya
Ia mendekat kearah beberapa nelayan disana. Menelusup diantara para nelayan yang tampak sedang membersihkan kapal kayu mereka
"Maaf permisi.." Ucap Aksa
Ketiga nelayan itu menoleh kearah nya
"Eh anak kota ini. Ada apa dek? Mau beli ikan? Di pasar dek adanya. Disini mah masih pada idup ikan nya" Ucap Nelayan pria di sana
"Enggak. Tadi saya denger bapak ibu lagi ngomongin sesuatu"
"Oohhh. Maksudnya soal orang yang tenggelem itu?" Ucap Nelayan wanita disana
Aksa membelalakan netra nya. Benar dugaanya
"Iya"
"Iya dek. Warga ada yang habis nemuin orang hanyut. Katanya sih, jasad nya udah ngapung gitu aja dilaut. Terus dibawa deh" Sahut Nelayan pria yang tampak lebih muda
"Mana gak tau lagi yah keluarga nya" Ucap Nelayan wanita itu
"Heeh. Kesian banget" Ucap Nelayan pria tua disebelah nya
"Boleh tau ciri cirinya?" Tanya Aksa
"Katanya sih masih muda dek. Ya se adek ini, cowo juga lagi. Cuma badan nya sedikit lebih kurus"
Sial sial
Aksa menahan semua emosi nya di dalam dada. Mengingat ini saat yang kurang tepat.
"Baru ditemuin?" Tanya Aksa
"Seminggu yah? Eh kapan sih?" Tanya Nelayan wanita pada rekan nelayan nya
"Iya. Kurang lebih udah 10 harian lah ditemuin. Sampe sekarang belum tau keluarga nya dimana"
"Heeh. Bukan orang sini juga kayaknya"
Informasi tersebut membuat Aksa kembali kehilangan harapan nya. Tidak mungkin, jika sosok itu benar benar Semesta. Warga tak mungkin menemukan 10 hari yang lalu. Adiknya itu baru saja hilang tadi malam
"10 hari yang lalu yah?" Tanya Aksa
"Iya dek. Adek keluarga nya? Atau kenal?"
"Enggak kok pak. Makasih ya info nya, permisi.. "
Seolah putus harapan nya. Waktu yang berjalan hampir selama 4 jam ini tak membuahkan hasil mengenai keberadaan Semesta. Harapan nya bagai pupus ditengah jalan
. . . . .
Sementara itu disisi lain..
Pria dengan kulit sedikit gelap itu tampak berpikir keras
"Karang nya pasti bikin luka berat disemua tubuh nya kan? Apalagi kepala. Kemungkinan selamat hampir dibawah 5 persen" Gumam nya
Tangan nya mencatat beberapa poin penting disana
"Kalo tim sar belum nemuin dalam waktu semalem. Berarti ada dua kemungkinan... "
"...ditemuin... Atau hanyut disisi pantai lain"
Ia beranjak dari duduknya. Menikmati es teh manis di siang hari bahkan tam beehasil membuat suasana hati nya membaik. Semua usaha untuk menemukan sosok saudaranya yang hilang karena terjatuh dari tebing setinggi 20 meter dan hanyut lepas begitu saja menimbulkan spekulasi
Ia bukan tak bersedih. Namun, daripada menerima kenyataan yang belum pasti mengenai kehilangan saudara tirinya itu. Ia lebih memilih untuk melakukan segala hal untuk mencari tau dan membantu menemukan keberadaan Semesta
Tanganya meraih ponsel miliknya. Menekan beberapa nomer yang tertera dalam sebuah kartu nama yang ia temukan dalam kantong kecil tas milik Semesta
Melihat nama dan jabatan juga perusahaan itu. Membuatnya yakin bahwa orang dalam kartu nama tersebut mungkin dapat membantu nya. Nomer itu disimpan nya dan kemudian menekan tomol telfon disana
Tutt... Tuttt.. Tutt
Deringan ketiga, telfon itu diangkat. Membuatnya mendengar suara seorang pria dari sebrang
'Hallo? Siapa?
'Dengan Saudara Andreas Jae?'
'Benar. Saya sendiri"
'Ini Yasa. Kakak tirinya Semesta'
'Oh ya? Ini Jae, rekan kerja nya Langit dulu. Kakak nya Semesta'
Yasa cukup terkejut mendengar itu. Bagus sekali, benar benar pilihan yang tepat. Ternyata kartu nama itu disimpan Semesta karena sosok disebrang telfon nya ini adalah rekan kerja Langit.
'Ada kabar buruk'
~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]
Fanfiction[END] - TAHAP REVISI LENGKAP ✔ "Kalau kata Semesta, hidup dengan cara lebih keren adalah tetap tersenyum sekalipun rasanya begitu berantakan. Setidaknya dunia harus tau bahwa kamu belum menyerah." Ini tentang dia dan bahagia yang dicarinya Semes...