~~~~~
"Maaf.. "
Tak ada sahutan yang di dengar. Hanya suara deru mesin mobil yang menyelimuti suasana pagi ini.
"Jangan diemin aku dong Semesta. Aku kan udah minta maaf soal kemarin" Ucap Aksa
Pria disamping masih terdiam. Tak beniat mananggapi nya dan malah menatap diam ke arah kaca jendela mobil
"Semesta.. "
"Iya iya ih. Kamu bisa diem gak sih,
Kepala aku pusing nih" Ucap Semesta"Pusing? Kamu masih sakit? Tuh kan, harusnya kamu gak usah maksain ke kampus hari ini" Ucap Aksa
Semesta memijat pelipis nya perlahan
"Aku ketinggalan banyak materi, belum lagi tagihan tugas yang lain" Ucap Semesta
"Tapi kamu beneran gak kenapa napa?" Tanya nya sekali lagi
Semesta mengangguk
Pagi ini. Semesta bangun dengan suasana berbeda. Di pagi pertama nya setelah bisa merasakan senang nya tidur bersama Awan. Ini kesempatan langka karena ia bahkan tak pernah diperbolehkan memasuki kamar kakaknya itu
Bahkan sarapan pagi ini tak sesepi biasanya. Meja makan itu penuh diisi papa, anak anaknya dan tentu saja dirinya dan Awan.
Meskipun masih sedikit canggung. Ia mencoba menerima keberadaan papa. Ia mencoba menyapa kenyataan untuk menerima keluarga baru nya. Meskipun rasanya sulit. Tapi setidaknya, Awan berada disisinya. Satu satu nya keluarga yang ia harapkan saat ini
"Tapi beneran.... Aku gak maksud kasih kamera itu buat nyuap kamu biar mau nerima aku dan papa. Itu murni pemberian aku buat kamu"
"Iyaa.. "
Aksa menghela nafas lega. Ia merasa cukup beruntung karena Semesta bukan orang yang sulit dalam hal memaafkan. Namun di sisi lain ia kerap geram dengan sifat pasrah itu
Seperti semalam. Aksa bahkan belum bisa menerima keberadaan Awan dirumahnya. Terlebih lagi dengan fakta bahwa Awan adalah salah satu penyebab derita Semesta selama ini. Ia bahkan masih ingat kondisi wajah Semesta yang babak belur hari itu
Pria itu masih cukup kesal melihat bagaimana semalam. Dengan mudah nya Awan meminta maaf atas semua kesalahan nya. Dan dengan mudah, Semesta memaafkan nya seperti angin lalu
Katakan bukan hanya dia yang geram saat itu. Tapi mau bagaimana lagi. Meskipun ia kurang suka dengan keberadaan Awan, tapi justru pria itu alasan satu satunya Semesta ingin tinggal disana
Dering ponsel milik Semesta didengar mereka. Tangan itu merogoh sakunya dan mengangkat telfon
"Halo Kak..... Iya...iya Kak Awan. Iya kak Awan juga hati hati" Ucap Semesta yang didengar dengan Jelas oleh Aksa
Pria itu berbicara di telfon dengan wajah cerah nya. Dan bisa ditebak siapa seseorang disebrang telfon itu
Sesaat kemudian Semesta terlihat mematikan ponsel nya. Telfon itu hanya berlangsung sebentar
"Semesta.. "
"Hm?"
Aksa melirik ke arah Semesta disamping nya
"Kamu yakin sama Kak Awan? Maksud aku... Kamu tau kan, Kak Awan pernah bilang apa waktu dirumah sakit malem itu" Ucap Aksa
Semesta menghela nafas nya
"Tau Aksa. Tapi itu udah berlalu, Kak Awan juga udah minta maaf dan janji bakal berubah" Ucap Semesta
"Kalo dia gak berubah? Kalo dia tiba tiba jahatin kamu lagi-"
"Jangan diungkit ungkit soal gimana Kak Awan benci banget sama aku. Buktinya dia cari aku.. Dan sekarang dia mau memperbaiki semuanya" Ucap Semesta
"Iya Semesta... Aku percaya sama kamu. Tapi enggak dengan Kak Awan" Ucap Aksa
Semesta akhirnya mengalihkan pandangan nya pada Aksa. Ia menatap jengah ke arah pria itu
"Kalo kamu gak suka sama Kak Awan gak apa apa kok. Kamu bukan orang pertama yang salah paham sama sifat Kak Awan. Dia baik Aksa, terlepas dari dia Kakak aku. Kak Awan cuma punya kehidupan yang kurang beruntung" Ucap nya
"Bukan gitu maksud aku-"
"Udah ya Aksa. Aku cuma mau ngejalanin hidup dengan tenang. Kalo ternyata masalah itu terlalu rumit buat kamu. Aku sama Kak Awan bisa pergi dari rumah kamu kok"
"Enggak!" Ucapnya cepat
Ia lagi lagi menghela nafas nya. Entah Semesta yang keras kepala atau dirinya yang terlalu memaksa disini
"Oke oke. Aku minta maaf... Aku gak akan permasalahin itu lagi" Ucap nya
. . . .
"Kamu juga denger kan?"
Pria itu mengangguk. Mereka berdua bergidik ngeri mendengar sesuatu yang tak seharusnya didengar
"Terus kita harus gimana?" Tanya Bagas
Juan mengetukan jaru telunjuk ke pelipis nya. Memikirkan sebuah rencana di kepala nya.
"Yang pasti, Kak Aksa harus tau soal ini" Ucap Juan
"Iya. Tapi gimana cara kita ngasih taunya. Kamu kira Kak Aksa bakal percaya gitu aja kalo kita bilang Kak Awan punya niat buruk ke Kak Semesta" Ucap Bagas
"Kita harus cari bukti" Ucap Juan
"Bukti?"
Juan mengangguk seru
"Kita harus buat Kak Awan ketangkep basah sama Kak Aksa sendiri. Kalo gitu, Kak Aksa pasti percaya" Ucap Juan
"Bener juga"
. . . .
"Kak Awan punya hadiah spesial untuk Semesta. Hadiah istimewa di ulang tahun Semesta nanti... "
"... Yang pasti nya.. "
"Akan jadi hadiah terkahir yang kamu terima"
~~~~~
To Be Continued ~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]
Fanfiction[END] - TAHAP REVISI LENGKAP ✔ "Kalau kata Semesta, hidup dengan cara lebih keren adalah tetap tersenyum sekalipun rasanya begitu berantakan. Setidaknya dunia harus tau bahwa kamu belum menyerah." Ini tentang dia dan bahagia yang dicarinya Semes...