~~~~~
Jam menunjukan pukul 8 malam. Aksa terlihat bersantai sembari memainkan ponsel nya diatas tempat tidur. Dirinya terkekeh pelan saat melihat rencana Bagas dan Juan di grup yang sengaja mereka buat untuk kejutan ultah Semesta besok pagi.
Sesaat ia melihat Semesta keluar dari kamar mandi. Wajah nya kembali seperti biasa. Menjalankan rencana seperti yang kedua adiknya beritahukan
"Kamu beneran gak mau makan malem?" Tanya Semesta
Ia menatap Aksa disana. Pria itu sudah mendiami nya sejak mereka kembali ke kamar hotel. Bahkan saat ia mengajak nya makan malam, pria itu hanya menggeleng. Berandai andai kesalahan apa yang dilakukan nya
"Gak" Jawaban singkat itu kembali membawa rasa bersalah di dada nya
Tubuhnya ia dudukan disisi ranjang. Menatap Aksa yang tampak sibuk dengan ponsel nya. Tatapan heran itu dilayangkan, ia terheran karena ini kali pertama melihat pria itu mendiami nya
"Aksa marah sama aku ya? Aku ada salah?" Tanya nya
Aksa memberikan nya tatapan tajam. Yang kemudian membuang wajahnya dan kembali sibuk pada ponsel ditangan nya. Membuat Semesta semakin kebingungan dengan situasi ini
"Apa karena aku kelamaan siang tadi pergi ke toilet nya? Kalian nunggu lama banget ya? Maaf" Ucap Semesta
Baiklah, Semesta berhasil membalik keadaan telak. Kali ini justru Aksa yang merasa bersalah karena mendiami nya untuk kejutan ulang tahun itu. Mendengar nada memelas dari mulut itu hanya karena masalah sepele. Lihat bagaimana lembut nya hati itu
Semesta nampak menghela nafasnya saat pria dihadapan nya masih tak menyahuti pertanyan nya
Tubuh itu lalu beranjak. Rasanya sangat canggung untuk Semesta tertidur di kasur dengan kondisi mood Aksa yang kurang baik. Ia kemudian melangkahkan kaki nya ke arah balkon disana
"Yaudah kalo kamu gak mau ngomong dulu, aku kasih waktu. Tapi nanti kalo udah baikan kasih tau aku ya" Ucap nya
Tangan nya mampir ke arah sofa. Meraih ransel nya disana. Merogoh dan tampak mengeluarkan buku catatan kecil dari sana. Aksa masih menatap Semesta dalam diam. Memaki dirinya dalam hati karena harus membuat wajah sedih itu di wajah Semesta. Ingatkan dirinya untuk protes pada Bagas karena ini adalah ide bocah itu
Langkah kaki nya berhenti di balkon. Malam ini bintang masih sama dan bulan masih setia disana. Bolpoin itu diayunkan nya. Seolah menuliskan sesuatu di dalam buku catatan miliknya yang sudah hampir menemani setengah hidupnya
Senyum Semesta mengembang. Tatapan sendu nya diarahkan pada tulisan tangan itu.
"Yang kali ini, harus berhasil" Gumam nya pelan
. . . .
Pukul sebelas malam. Semesta tampak sulit memejamkan matanya. Ia menatap Aksa yang sudah tertidur pulas dengan wajah tenang. Malam ini udara dirasanya cukup hangat dari malam kemarin. Suara hewan hewan malam itu masih bisa didengar nya
Tubuhnya beranjak terduduk dikasur. Secara perlahan agar tak membangunkan Aksa. Tangan nya meraih ponsel menatap jam menunjukan pukul sebelas lewat dua puluh. Menatap pesan dari Zara yang lupa ia balas tadi
💬 Zara : Semesta, aku besok nyusul kamu kesana sama bunda buat rayain ulang tahun kamu
Ia menuruni kasur. Langkah kecil itu berjalan dengan pelan namun pasti. Membuka pintu kamarnya, menampakan ruang tamu di kamar hotel keluarga yang dipesan papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]
Fanfiction[END] - TAHAP REVISI LENGKAP ✔ "Kalau kata Semesta, hidup dengan cara lebih keren adalah tetap tersenyum sekalipun rasanya begitu berantakan. Setidaknya dunia harus tau bahwa kamu belum menyerah." Ini tentang dia dan bahagia yang dicarinya Semes...