~~~~~
"Yang sabar ya Semesta"
Zara mengelus pelan punggung sahabatnya itu. Pagi ini, setelah ia mendapat kabar mengejutkan dari Aksa mengenai Langit. Gadis itu dengan cepat mendatangi rumah sakit.
Aksa sudah pulang sejak kedatangan Zara. Pria itu perlu mengambil beberapa baju yang bisa ia pinjamkan pada Semesta jikalau pria ini akan menginap dirumah sakit lebih lama
Semesta dan Zara sudah memasuki ruang rawat. Dengan pembatas kaca itu ia melihat Langit berbaring tak sadarkan diri. Setelah dokter menyatakan oprasi berjalan lancar. Kakaknya dinyatakan koma. Meskipun sudah melewati masa kritis nya. Langit masih tak memberi respon apapun
"Aku bawa sarapan. Kamu makan dulu ya" Ucap Zara
Semesta menggeleng
"Aku gak laper. Kamu makan aja"
Zara menghela nafasnya. Ia menatap sedih ke arah Semesta yang terlihat putus asa. Gadis itu tau betul bagaimana hampa nya Semesta saat orang yang paling disayang nya sedang terbaring sakit
"Semesta. Jangan sedih terus, hati aku juga sakit liat kamu kayak gini" Ucap Zara
"Jangan Sakit Zara. Cuma aku yang boleh sedih"
Zara memeluk pundak tegar itu. Matanya sedikit berair mendengar ucapan Semesta.
Suasana hening itu diinterupsi oleh suara pintu yang terbuka. Bunda terlihat berdiri disana. Menghampiri Semesta dan Zara. Ia menatap Semesta yang beranjak melihat kedatangan Bunda. Memeluk bunda dengan segera
Pelukan itu semakin erat. Mengetahui kondisi Semesta yang tak baik baik saja setelah mendengar kabar pagi ini. Mengusap punggung itu perlahan memberikan ketenangan
"Jangan sedih ya sayang. Kak Langit pasti baik baik aja"
Semesta mengangguk. Melepas pelukan erat itu
Mereka terduduk. Diikuti bunda yang menaruh beberapa bawaan nya. Zara menghampiri bunda
"Gimana kondisi Langit?" Tanya Bunda
"Kata Dokter, Kak Langit masih dalam kondisi koma. Seharusnya habis operasi kemarin udah sadar. Kemungkinan kondisi nya belum stabil" Zara menjelaskan
"Mama sama papa nya Semesta?" Tanya Bunda. Ia tak melihat anggota keluarga lain disini kecuali Semesta
"Mama sama papa gak ada" Sahut Semesta
"Gak bisa dateng?" Tanya Bunda. Ia paham betul kesibukan orang tua Semesta dari cerita yang sering didengarnya
Semesta menggeleng
"Mama sama papa lagi urus perceraian"
Bunda seketika terkejut "Perceraian?"
Semesta mengangguk pelan
"Ada masalah apa?" Tanya Bunda yang terkejut mendengar perceraian kedua orang tua Semesta
"Bunda"
"Iya sayang?"
"Semesta tau kenapa mama sama papa gak sayang Semesta. Semesta tau kenapa mama sama papa gak pernah peduli sama Semesta"
Bunda menatap bingung. Wajah khawatir sekaligus kasihan itu tak bisa ditutupi
"Semesta ada salah?" Tanya Bunda dengan nada lembutnya
"Banyak bunda" Ucap nya
Suara Semesta kembali terdengar serak
"Kehadiran Semesta udah jadi sebuah kesalahan buat mama dan papa. Semesta cuma anak haram"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]
Fanfiction[END] - TAHAP REVISI LENGKAP ✔ "Kalau kata Semesta, hidup dengan cara lebih keren adalah tetap tersenyum sekalipun rasanya begitu berantakan. Setidaknya dunia harus tau bahwa kamu belum menyerah." Ini tentang dia dan bahagia yang dicarinya Semes...