"selaama ini, aku berusaha menjauhkan Alisa dari peperangan dan apapun itu yg menyangkut kekuatan. Aku mengendalikan diri untuk tidak menggunakan kekuatan ku." Ujar riyyla pada raja yg saat ini berada di pinggir ranjang tidur riyyla.
"Aku tau riyyla kau sama sekali tidak suka jalan kekerasan, tapi ini untuk kita untuk bangsa kita." Raja berusaha membujuk
"Sebagai elemen air ia harus menuntaskan tugasnya riyyla, tanggung jawab yang sangat besar berada pada tangan Alisa sekarang. Percayalah, ia menggunakan kekuatan bukan untuk jalan kekerasan." Raja berdiri mendekati riyyla yg membelakangi
"Ibu.."
Alisa datang dari balik pintu. Riyyla hanya menatap sekilas. Tidak mendapat respon Alisa menuju riyyla dan memeluknya dari belakang.
"Jangan seperti ini ibu, bagaimana aku bisa menyatukan keluarga istana jika ibu tidak memberiku ijin untuk berjuang. Ibu___ ibu itu kekuatan Alisa. Ijinkan Alisa untuk....."
" Ibu tidak keberatan jika kau ingin menyatukan keluarga istana Alisa, ibu hanya tidak mau kau kenapa-kenapa." Riyyla memutar badan,. Meraba wajah putrinya
"Apa maksud ibu? Elemen air ada bersamaku, aku akan baik-baik saja."
"Alisa benar riyyla, alisa dijaga oleh elemen air ia tidak akan apa-apa." Imbuh raja
Riyyla menubrukkan tubuh nya pada Alisa, memeluknya sangat erat dengan tetesan air mata di pipinya. Alisa membalas pelukan ibunya. Menenangkan sang ibu yg begitu berat melepaskan nya untuk berjuang.
"Ibu menyanyangi mu nak" ucapnya sebelum kembali hanyut dalam tangisnya dan kembali memeluk erat Alisa
Setelah ribuan tahun lamanya, hal yg ia takuti akhirnya terjadi.
Perjuangan Alisa saat ini sangat beresiko karna yg akan ia hadapi adalah dunia manusia. Demi bangsa dan keluarganya riyyla harus rela membiarkan Alisa pergi dengan segala perjuangannya.ia bukan hanya sosok ibu sekarang, namun ia juga ibu ratu dari bangsa nya. Riyyla tau, putrinya tidak begitu paham akan kekuatan yg berada dalam dirinya saat ini karna selama ini riyyla tidak mengajarkan nya sama sekali. Itu alasan mengapa ia sangat berat melepas Alisa. Tapi disisi lain ia mengerti betul sifat Alisa, ia tau bahwa Alisa akan berjuang mati-matian untuk hal yg sudah menjadi keputusan nya.
Tak lama pelukan riyyla merenggang, ia mengusap kening Alisa pelan. Lalu melihat raja sekilas dan kemudian mengangguk pelan. Mengiyakan Alisa berjuang menuju dunia manusia.
"Baiklah Bu, Alisa akan bersiap."
Dan Alisa pun berlalu pergi dari kamar raja.
Raja tersenyum dengan menatap riyyla
"Terimakasih telah memberiku kesempatan riyyla." Raja mendekat
Riyyla menyatukan kedua alisnya
"Kesempatan apa kanda?!"
"Kesempatan telah mengijinkan Alisa berjuang demi raja tidak berdaya ini." Singkat raja
Tanpa berkata Riyyla pun tersenyum haru dan menempelkan kepalanya pada dada bidang raja lalu disambut dengan ciuman hangat dikening Riyyla dan keduanya pun hanyut dalam pikirannya masing-masing.
~~~
Alisa sudah bersiap. Keluarga istana sedang menunggu nya didepan gerbang terkecuali ratu arena yg enggan untuk mengantar Alisa pergi untuk memperjuangkan anaknya, Aluna.
"Biarkan lefon mengawalmu kemanapun kamu pergi." Kata raja setelah Alisa tiba didepan gerbang.
Alisa tersenyum ramah dengan menggeleng pelan
"Tidak ayah, "