Lefon mendengar keheningan disekitarnya. Ketika ia perlahan membuka mata, ia menyadari bahwa ia sedang berada di retrayuna saat ini. Lefon berusaha bangkit dari tempat duduk retarayunanya. Namun, kepalanya terasa pening. Seakan-akan alam sekitar berlarian di matanya. Lefon memejamkan mata lama, mengerjap-ngerjapkan mata berusaha mengembalikan pandangan jernihnya.
"Berbaringlah, Lefon. Tubuhmu masih lemah." Ujar Alisa ketika mengetahui Lefon sadar dari pingsannya.
"Maafkan hamba tuan putri," lefon menyatukan kedua tangannya dengan mata penglihatan yg sedikit kabur
"Apa ini lefon? Kenapa kau meminta maaf?"
"Untuk hal kecil seperti ini hamba sudah lemah, bagaimana nanti ketika hal besar yg bahkan akan lebih dahsyat? hamba merasa buruk putri, hamba merasa tidak pantas menjaga tuan putri, hamba merasa__"
Alisa menghela nafas,
Menjelaskan pada lefon bahwa ia hanya terkena efek dari kekuatan elemennya, tidak ada kaitan sama sekali dengan pantas atau tidak nya. Lefon pun mengangguk hormat akan penjelasan panjang lebar Alisa.
Kini, dalam pikiran Alisa hanya terlintas perihal sahabat nya_peri aksahi. Alisa benar-benar resah akan sahabatnya itu, ia tau, peri aksahi pasti sedang mencarinya saat ini.
~~~
Entah harus berapa kali peri aksahi berusaha, tapi hasilnya tetap nihil. Para putri kerajaan itu tidak bisa membawanya menemui Alisa. Ya, Karna ego masing-masing dari para putri kerajaan itu.
Peri aksahi tau, para saudara alisa yg kini bersamanya menaruh kepercayaan besar pada dirinya. Peri aksahi tau, betapa kecewanya mereka ketika tau kisah asli kehidupan perinya. Entah harus bagaimana agar peri aksahi menemui Alisa. Jika ia pergi meninggalkan ketiga putri duyung itu, ia harus mengambil resiko berkelanjutan. Lalu apa yg harus ia lakukan sekarang?
"Aku tau, apapun yg terjadi pada Alisa saat ini ia sedang berusaha mencari ku." Yakinnya dalam batin
"Aku sudah banyak kehilangan, aku harap kali ini aku tidak kehilangan mu." Ucap peri aksahi parau
Malangnya sang peri, ia bernasib buruk dengan berbagai masalah yg bertubi-tubi menghampirinya. Meski pada kenyataannya ialah pemilik elemen angin yg sebenarnya. Kekuatan asalnya memang sudah dicabut oleh ibu peri, tapi elemen menyatu dengan tubuh peri aksahi. Untuk sang ibu, untuk sang ibu yg rela melakukan apapun untuk keadilan ditegakkan. Disisi lain, aksahi menyanyangi kedua kakaknya itu. Setelah kejadian itu berlalu, mungkin para kakaknya akan merasa lega karna Tidak ada lagi yg menyaingi mereka menuju singgasana kerajaan peri.
Peri aksahi hanya bisa menduga-duga apa alasan Alisa tidak mengabarinya sama sekali. Peri aksahi sudah mengambil resiko sejauh ini, merpati sudah berkorban demi ini.
"Aksahi!" Asuika datang.
Dengan cepat peri aksahi menepis rasa kagetnya dengan melontarkan senyum pada asuika.
Asuika berlalu. Seperti biasanya, ia selalu mengagetkan peri aksahi.
Peri aksahi hanya menggeleng pelan.
Peri aksahi merenung kembali, dimasa ia hidup menjadi seorang putri dari bangsa peri. Dimana semua hal dilayani. Dimana ialah putri kesayangan raja. Dan Peri aksahi pun hanyut dalam kenangan lamanya.
Peri aksahi mengangkat tangan kanannya, mewujudkan milyaran bayangan putih didalamnya. Ya, peri aksahi sedang melihat keadaan bangsanya. Peri aksahi menatap kekuatan bola kristal nya serius, ia semakin mendekatkan tangan kanannya pada wajahnya. Raut wajah peri aksahi berubah ketika melihat bayangan hitam berterbangan beriringan dengan bayangan putih milik bangsa perinya.