Alisa masuk kamar lalu segera menguncinya, nafasnya memburu, dadanya kembang kempis, ia menelan salivanya kasar.
Kekuatan apa ini sebenarnya?? Mengapa aku bisa mendengar dari jarak yang begitu jauh? Kekuatan ini sangat dahsyat, aku bisa merasakan nya. Alisa membatin
Alisa meremas dadanya yang tiba2 sakit, memejamkan mata dengan berusaha tidak merintih kesakitan,dadanya berdetak lebih kencang,tubuh Alisa kembali bergetar.
"Argh__" rintihan berhasil lolos dari mulut Alisa.
Kini sakit di dadanya Benar benar tidak bisa ia tahan.
Alisa ambruk, lagi-lagi ia merasakan kekuatan dahsyat masuk dalam dirinya.kalung Alisa menyala dengan terangnya, menghadirkan cahaya biru bercampur dengan warna putih. Kalungnya melukis sebuah istana, Alisa melihatnya remang remang, sakit di dadanya tidak bisa membuat berkonsentrasi melihat lukisan di air itu. Lukisan itu mulai menjauh lalu kemudian lenyap. Bersama dengan Alisa yang kemudian lagi-lagi tidak sadarkan diri karena tidak bisa menahan sakit di dadanya.
~~•~~
Merpati melatih peri aksahi menggunakan kekuatan nya. Elemen angin yang berada dalam diri peri aksahi sejak ia lahir. Angin yang sekaligus adalah makanan dari seorang peri.
"Aku sudah bisa mengendalikan nya merpati."ungkap Peri aksahi sembari menghadirkan angin kecil diatas tangannya.
Merpati mengepakkan sebelah sayapnya dengan menganggukkan paruhnya pelan.
Peria aksahi menghampiri merpati.
"Tapi__ aku masih bingung dengan kekuatan ini, merpati."
"Aku tau apa yang ada dalam pikiran mu, ada terkaitan apa antara kau, elemen angin dan juga Alisa bukan? Itu yang kau bingung kan?"
Peri aksahi mengangguk pelan tanpa menoleh kearah merpati.
Aku tau semuanya, peri. Aku bisa membaca pikiran mu! Aku hanya tidak mau saja kau semakin merasa bersalah atas kesalahan ayahmu.
Merpati bergumam"Waktu yang akan menjawabnya peri."
Peri aksahi menoleh cepat, menatap wajah datar merpati. Terlihat jelas bahwa merpati sedang merahasiakan sesuatu darinya.
"Kau memiliki bakat untuk melihat masa depan dan masa lalu bukan!? Kenapa? Kenapa tidak mengatakan sejujurnya padaku."
"Dengar peri, aku hanya tidak ingin kau kecewa. Dan satu hal yang harus kau tau, Alisa tidak tau apa-apa tentang kekuatan nya,dan ibunya sedang menjauhkan dirinya dari kenyataan."
"Aku tau itu merpati, sejak pertama kali aku mengenal Alisa dia sama sekali tidak tahu tentang bangsanya ataupun bangsa kita."
"Sekarang aku sudah sangat merindukan nya."lanjut peri aksahi
"Kau harus melatih kekuatan mu dulu peri, jangan temui alisa__"
"Aku sangat merindukan nya, lagi pula kita bisa berlatih di tempat persembunyian Alisa bukan!?"
"Baiklah__ terserah padamu."
~~•~~
"Alisa__" panggil riyyla dengan mengetuk ngetuk pintu kamar Alisa.
"Alisa__ nak" riyyla menempel kan wajahnya pada pintu, berusaha mendengar apa yang sedang Alisa lakukan didalam kamar.
"Alisa__" kini riyyla mulai menggedor pintu, rasa panik bercampur aduk dengan rasa penasaran.
"Ini bukan kebiasaan Alisa." Gumam riyyla
Tak tahan, riyyla mendobrak pintu dengan kasar, ia segera mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut di kamar Alisa . Tak terkecuali pada langit langit kamar Alisa. Nihil, riyyla tidak menemukan Alisa dimana pun,kecuali__di belakang pintu. riyyla memutar manik matanya pada belakang pintu. Benar saja, Alisa sudah tergeletak dengan tubuh lunglainya. Riyyla kaget bukan main, tak biasanya Alisa seperti ini. Riyyla segera menggendong Alisa dan membawanya keranjang tidurnya.