Keakraban mereka sudah sangat dekat, loeis menghilangkan rasa kecurigaan nya pada pangeran licua.
Loeis sudah tidak mencurigai nya lagi.Loeis telah tertipu dengan sikap sok polos pangeran.
Ya, meski pangeran tidak bermaksud berbohong namun tetap saja menutupi jati dirinya adalah suatu kebohongan.
Pangeran tidak pernah melihat loeis menggunakan kekuatan nya.entah itu pangeran yang tidak mengetahui nya atau loeis menggunakan sembunyi-sembunyi.
Tapi Pangeran mengetahui satu hal, loeis sangat pandai bermusik,, dan suaranya yang merdu mampu memikat hati siapapun yang mendengarnya. Mungkin sebab itulah loeis memilih tempat ini untuk ditempatinya, karena tempat itu tidak mudah dijangkau oleh penghuni laut lainnya.
Pangeran terpesona dengan kecantikan loeis, senyumnya yang menawan mampu membuat dirinya tak ingin lepas dari pandangannya.
Wajah yang sedikit tertutup poni rambutnya, dengan ekor biru indahnya , dan tubuhnya yang ideal,membuat kecantikan nya semakin sempurna.
"Kau menyanyi dengan sangat indah,, dan musikmu itu unik." Puji pangeran Licua"Tentu saja,, benda ini juga hasil karya ku. Aku yang membuatnya menjadi seindah ini."
Tidak! Tapi benda itu indah karnamu.
Pangeran membatin"Kau bicara dengan sombongnya, seolah kau tidak bisa tertandingi!"
"Kau selalu mengajakku berdebat! Sudahlah! Aku lelah meladeni."loeis mulai tidak membantah
Keluluhan loeis membuat pangeran semakin yakin, bahwa dirinya sudah berhasil membuat loeis tidak curiga lagi terhadapnya.
Hening. Mereka sama-sama canggung.
Lalu pangeran licua berdeham.memecahkan keheningan
"Bisa kau ajari aku menyanyi?"tanya polos pangeran
Pertanyaan pangeran membuat loeis menahan tawa,
"Heh? Kenapa?"
"Kau ini!!! Untuk apa kau bernyanyi? Apa kau ingin menari bersama alunan musik? Seperti duyung wanita melakukan nya?"
Pangeran merasa malu, membayangkan nya saja sudah menggelikan.
Loeis menertawai tingkah konyol sang pangeran.
Sedangkan pangeran berpikir, mungkin saja kekuatan loeis berada pada suaranya. Tapi hal itu sudah membuat pangeran malu atas tingkah lakunya yang konyol.
"Baiklah! Kau bebas menertawai ku!"ungkap pangeran mulai kesal
Tawa loeis terhenti. Sesekali ia menatap pangeran licua.pangeran mencoba menghiraukan nya.tapi loeis mengangkat bahunya tidak peduli.
Loeis dan pangeran licua saling memandang dari jarak yang terbilang cukup jauh.
Loeis mendekati pangeran.
Hati pangeran berdegup kencang,ia sampai meremas dadanya untuk kembali normal, namun jarak loeis sudah sangat dekat.pangeran takut loeis mendengar detak jantungnya.
"Kenapa kau begitu tegang? Aku hanya ingin mengajakmu ke tempat lain.!"ujar loeis seolah tau isi hati pangeran licua.
Pangeran licua menghembuskan nafas lega, jantungnya tidak lagi berdegup kencang.
"Ya sudah, kenapa kau masih berhenti? Jalan saja aku akan mengikuti mu!" Pangeran licua agak gugup kentara dari eksperi wajahnya
Loeis pun pergi dengan menghentakkan ekornya cepat.pangeran licua segera menyusul.
Suara kicauan merdu burung terdengar, langit yang biru menyegarkan mata, dan,, taman.
"Wahhh,, ini,, dunia daratan? Ini taman?"
"Iya, kau benar."
Pangeran benar' benar takjub! Tak pernah ia melihat taman seindah ini di istananya.
Seekor kupu-kupu menghinggapi tangan loeis, membuat pangeran ingin melakukannya juga.
"Boleh? Aku,,,"
"Lakukan saja licua,, lihat! Ini sangat seru!" Ujar Loeis
Tawa loeis lepas ketika melihat pangeran licua berlarian hingga berulangkali terjatuh tercebur, dan kembali bangkit hanya demi mengejar seekor kupu-kupu.
"Iya!! Terus kejar licua!! Kejar sampai dapat!!" Teriak loeis dari kejauhan"Kau tenang saja! Ini hal mudah untukku! Hanya satu kupu-kupu, dengar!! Aku akan membawakan mu semua kupu-kupu itu." Balas pangeran
Andai saja pangeran licua bisa menggunakan kekuatan nya, itu hal yang sangat mudah. Tapi bagaimana mungkin ia melakukannya saat bersama loeis? Bisa bisa ia mengusir nya saat itu juga.
Pangeran mulai menyerah, itu sangat sulit.
Pangeran merebahkan tubuhnya di pasir pinggir pantai sembari menghembuskan nafas leganya. Tak ketinggalan, menatap langit yang sangat biru
"Argh...hari ini sangatlah melelahkan!" Gumam pangeran Licua
Loeis menghampiri licua dan ikut merebahkan diri didekat pangeran licua.
"Baiklah, apa hukuman nya? Aku sudah kalah dari taruhan." Ujar licua membuat loeis hampir menyatukan alisnya
"Ehh,, siapa yang taruhan?? Tadi itu hanya main2."balas loeis
"Ah payah kau ini! Padahal aku sudah memberikan kesempatan untuk mu tadi, tapi kau menyia2kanya."
"Kesempatan apa?" Loeis kebingungan
"Kesempatan untukmu untuk bisa mengerjaiku, dan bebas menertawai ku!" Jelas pangeran licua sembari melempar senyum pada loeis
Loeis membalas senyum pangeran licua.
Ada apa ini??tidak!, Tolonglah berdetak seperti biasanya,, pangeran licua membatin
Pangeran licua memalingkan wajahnya, menghindari senyum loeis yang begitu membuat jantungnya berdetak kencang.
"Wahhh bodoh sekali! Seharusnya aku memanfaatkan kesempatan tadi!"ujar loeis kemudian
"Ya, kau selalu begitu!"
"Eh,,, apa?? Apa kau pikir aku ini bodoh?"
"Tadi kau yang mengatakan nya."
"Ya,, kau memang tidak bisa melihatku bahagia meski hanya sebentar,, tadi itu hanya bercanda."loeis mulai mengekspresikan wajah kesalnya
Bahkan, kebahagiaan mu itu penting bagiku!
Sulit untuk bisa di ungkapkan, pangeran mulai jatuh hati pada duyung yang saat ini bersamanya. Entah kapan rasa itu muncul, tapi yang pasti loeis sudah mengusik hati dan pikiran pangeran.
Kecantikan loeis berhasil membuat hati sang pangeran luluh, membuat semua yang dimiliki nya di istana duyung terasa tidak berarti.
Inikah cinta? Benarkah aku sudah jatuh hati padanya? Benarkah kapalku sudah berhenti berlayar dan menemukan pelabuhannya?