8. Pail pancing

1.3K 90 0
                                    

Mobil sedan berwarna hitam melesat maju membelah jalanan ibukota. Di dalamnya, terdapat Aidan yang bersenandung shalawat. Cahaya matahari, langit biru menemani Aidan kali ini. Hari ini, begitu Masya Allah untuk dirinya.

"Masya Allah. Wafaaaaa, kamu benar-benar mampu membuatku gila!" Aidan terkekeh geli dikala mendengarkan ucapan yang terlontar dari mulutnya itu.

Aidan menghentikan mobilnya setelah memarkirkan di depan rumahnya. Selepas berkunjung di rumah Wafa, Aidan tadi kembali untuk melihat permasalahan yang ada di restoran miliknya. Tak apa, masih masalah kecil.

Setelah selesai, Aidan memutuskan untuk ke rumah saja. Dirinya merindukan umi dan abinya. Etss, jangan salah. Gini-gini, Aidan begitu dekat dengan mereka.

"Assalamu'alaikum, abi umi!" teriak Aidan.

"Wa'alaikumussalam, boy!" sahut-Sahlan-abi dari Aidan.

"Wihhh, abi! Umi mana?" tanya Aidan.

"Ada tuh, lagi di dapur sama amih. Lagi masak-masak," balas abinya. Btw, amih adalah panggilan asisten rumah tangga Aidan. Beliau, sedari Aidan kecil sudah berada disini.

"Abi, ngobrol-ngobrol di taman belakang, yuk!" ajak Aidan. Abi Sahlan tersenyum manis, kemudian mengiyakan ajakan putranya itu.

Lelaki paruh baya itu menatap kail pancing yang ada di depannya, "Yahh lepas deh ikannya."

"Abi kurang jago," ejek sang anak.

Lelaki paruh baya itu mendelik. Gemas dengan jawaban anak tampannya itu, "Emang kamu bisa?" ejeknya balik.

"Bisa, ntar abang tunjukin. Abi duduk disini aja ntar pinggangnya encok," balasnya sambil tertawa.

"Kamu kok ya nggregetin, Bang," keluh Sahlan.

Aidan kembali tertawa, "Wah, abi sepertinya harus instropeksi diri deh." Mereka tertawa bersama. "Sudah jelas dong, boy! Kamu kan anak abi"

"Abi, abang mau ngomong sesuatu deh," ucapnya dengan serius.

Abinya masih belum meredakan tawa, "Tumben," balasnya.

"Abii." Nah kan. Abinya ini lhoh, kok ya nyebelin gini to?

"Haha, iya boy. Cepetan, abi tunggu," Abi Sahlan kembali membalas, sambil meminum secangkir kopi buatan istri tercinta. Eakkk.

"Abang izin untuk nikahin anak orang."

Byuur

"HAHH GIMANA?"

🌻🌻

Assalamu'alaikum, sobatkuu! Wkwk.
.
. .
.
. .

Pendekkkkk bangetttt part ini, ya guys!😭

Maapin yaaaa🥺

Tapi aku harap, semoga bisa menghibur kalian. Aamiin. Ehehe

Saran dari kalian, aku tungguuu, kuy🤗

Udah, segini duluuu. Terima kasih yaa udah berkenan mampir untuk membaca

Have a nice day!

Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang