41. Jurus seribu bayangan

506 27 0
                                    

Di pagi hati yang cerah. Aidan menatap istrinya yang masih terlelap mimpi indahnya. "Sayang, Terima kasih yah. Aku sayang sama kamu."

"A'?" panggil Wafa.

Aidan menatap Wafa yang terbangun. "Iya? Kamu pengen apa hm?"

"Anak kamu."

Aidan duduk karena panik. Takut kalau istrinya itu mau melahirkan. "Kenapa yang? Ada apa? Mau melahirkan? Aku telpon Abi sama yang lain ya?"

"Ehh, belum ih. Kan HPLnya masih seminggu lagi.

"Alhamdulillah kalau begitu. Kata Umi sama Bunda, HPL tuh suka maju mundur yang."

"Iya sih A'."

"Tapi sekarang kamu nggapapa kan?" khawatir Aidan. Wafa tersenyum. Ah, manis sekali. "Nggapapa, Ayah."

Aidan membalas tersenyum. Kemudian tangannya mengelus pelan perut Wafa. "Assalamu'alaikum, anak ayah," sapanya dan dihadiahi tendangan dari mereka. Perasaan Aidan berbunga-bunga ketika melihat respon dari anaknya.

"Masya Allah," lirihnya. "Ya Allah. Pengen cepet-cepet ketemu dedek! Besok atau lusa mudah-mudahan bisa lairan, Yang," imbuhnya. Wafa ikut mengAamiinkan dalam hati.

Karena hari yang sudah pagi, Aidan jalan menuju dapur. Berniat untuk memasak. "Aku temani ya, A'? Nggapapa?"

Aidan terdiam sejenak. "Eum kalau aku minta kamu disini aja nggapapa?" tanyanya balik.

Wafa mengangguk. "Nggapapa kok."

"Eh, tapi kalau kamu emang pengen ke dapur bareng aku, aku ambilin kursi roda aja gimana yang?"

Wafa tertawa pelan. Dirinya ini hamil. Bukan sakit parah kok. "Ngga usah, atuh."

"Aku kasihan ke kamu, Yang. Mesti itu berat."

"Iya, emang agak susah. Tapi Alhamdulillah masih bisa kok, A'."

Aidan mengangguk kemudian menuntun Wafa berjalan ke dapur. "Kamu mau dimasakin apa nih?"

Wafa terdiam menatap lelaki di depannya ini. "Aku pengen yang seger-seger gitu."

"Wahh, apa itu yang?"

"Sayur apa gitu A'."

"Sayur lodeh, mau ngga?" tawar Aidan. Wafa mengangguk antusias. "Iya A'. Mauu."

"Okeee. Ditunggu, yah."

Aidan meninggalkan Wafa di kursi dapur. Dirinya siap berperang dengan peralatan dapur lagi. Sebenarnya, sejak kehamilan Wafa berumur 5 bulan, Abi Sahlan dan Umi Saira memberi mereka asisten. Tapi hari ini, asisten mereka sedang cuti. Dan besok sudah kembali lagi.

"A'a kalau masak gitu, nambah banget gantengnya," puji Wafa terhadap Aidan. Aidan menatap sekilas Wafa sambil tertawa. "Haha, bisa aja kamu."

"Beneran tau, A'. Oh iya, besok teh Nai pulang kesini kan, A'?"

Aidan mengangguk kemudian membawa masakan yang sudah jadi kepada Wafa. "Iyaps. Seratus deh buat istriku."

"Masya Allah. Cepet banget!"

"Ahaha. Pake jurus seribu bayangan, Yang."

"Ada-ada aja kamu, A'."  

🌻🌻

Assalamu'alaikum.

Udah mau mendekati end cerita nihhhh😂

Oh iyaa, makasih yang udah mau baca cerita iniii. Apalagi yang sudah memberi vote. Terima kasih yahhh🥺



Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang