39. "Ngojek gih"

407 28 0
                                    

"FawAi Restoran" Tulisan itu terpampang jelas di depan Aidan. Ya, nama restoran yang dibangun oleh Aidan adalah FawAi. Sesampainya Aidan di dapur restoran tersebut, ia berpapasan dengan Syahdan yang sedang membimbing karyawan baru. "Wih, pake jaket kulit," sapa Aidan kepada Haydar ketika ia sudah selesai pada pekerjaannya.

Haydar menatap sumber suara. Ketika tau itu bosnya, "Bagus gak, Bos?" tanyanya

"Baguslah!" balasnya

"Oh, terima-"

"Ngojek gih," imbuh Aidan kemudian pergi dari ruangan itu sambil tertawa puas.

"NGAJAK GELUT LOOO!"

"Hahaha, cepet gue tunggu di ruangan pribadi!" sahut Aidan dan dibalas dengusan dari Haydar. "Untung bos," lirih Haydar.

Tok tok tok

"Permisi bapak Aidan Al-Efasy Pratama yang menyebalkan!" panggil Haydar.

Dari dalam sana, bisa didengar bahwa Aidan tertawa. "Masuk aja woilahh!"

Haydar menghela napas dalam-dalam, dia masuk ke kandang singa. "Bismillah, mudah-mudahan gue ngga dicokot tuh singa!"

Krekkk

Si tengah-tengah pintu masuk, Haydar justru tertawa ngakak disaat pintu itu berbunyi.

"Heh, ngga usah ketawa lo! Cepetan woii! Gue ada bini yang udah nunggu. Ngga sabar balik rumah guenya!"

Haydar berhenti tertawa, sepertinya Aidan ingin berbicara serius. Dirinya mendekat ke arah bosnya itu.

"Ekhem. Iya bos? Gimana?"

Aidan berdiri bangkit dari tempat yang ia duduki. "Cabang kita kebakaran."

"Innalillahi. Terus bagaimana bos?"

Aidan menatap sahabatnya, "Ya ngga gimana-gimanalah. Namanya juga titipan. Ini ujian buat gue. Hasilnya lumayan parah. Tapi Alhamdulillah ngga ada korban jiwa. Semua karyawan udah berhasil keluar sebelum si jago merah ngelahap habis.

Haydar bangkit dari tempat duduknya menuju Aidan. Dirinya tau persis perasaan Aidan. Tapi Haydar yakin, Aidan mampu menjalani ini. "Gue salut sama lo, Bro!"

Aidan tertawa pelan, "Gue lebih salut ke diri lo!"

"Oh iya, besok gajinya gue bagikan. Ada kenaikan dikit buat semua karyawan. Mudah-mudahan barakah untuk semua, ya."

Haydar menatap kagum ke arah Aidan. Sahabatnya ini senang berbagi. Ringan banget. "Masya Allah, Alhamdulillah. Terima kasih banyak ya bos."

"Heleh, santai aja. Oh iya, segini dulu. Gue mau pulang. Kangen sama bini," pamit Aidan kepada Haydar. Dan keduanya berjalan beriringan untuk keluar restoran.

"Iya deh iya yang udah nikah mah bawaannya pengen pulang aja!" dengus Haydar.

Aidan tertawa, "Besok kalo lo udah nikah juga ngerasain sendiri bro!"

"Assalamu'alaikum. Papah muda ini pulaaaaang."

"Wa'alaikumussalam." Aidan hanya mendapati Abinya yang sedang duduk manis menikmati secangkir kopi sembari membaca buku di ruang tamu.

"Lhoh, kok sepi?" tanya Aidan.

"Pada di belakang teras," balas Abi sekenanya. "Mandi dulu sana, Boy."

"Udah tadi. Sebelum berangkat mah Aidan udah mandi, Abi."

Abi Sahlan menutup bukunya. Kemudian kedua bapak dan anak itu berjalan beriringan menuju tempat istri mereka berada.

"Assalamu'alaikum sayangnya Aidan," sapa Aidan tepat pada Wafa.

Wafa tersenyum manis. Ia mengambil tangan Aidan untuk ia salami. "Wa'alaikumussalam, A'. Kok cepet banget?"

"Wah, iya dong. Kangen istri ini."

Abi Sahlan dan Umi Saira kompak mencibir mendengar jawaban dari Aidan.
"Ceritanya ini double date, gitu," celetuk Abi Sahlan.

Aidan tertawa. "Kok Abi gahol bener sih, Um?"

Umi Saira yang mendengar itu pun ikut tertawa. Memang dah, anak dan suaminya itu limited edition. "Cucu Oma harus dilindungi ini mah!" candanya dan dihadiahi tawa oleh mereka.

🌻🌻

Assalamu'alaikum.


Jazakumullahu khairan katsiran yahh.






Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang