9. Motong rumput (?)

1.2K 86 0
                                    

"Abang izin untuk nikahin anak orang."

Byuur

"HAHH GIMANA?"

"Abi, pelan-pelan aja minumnya!" sahut Saira, umi dari Aidan.

"Iya, sayang!"

Aidan menatap abinya, "Boleh kan, Abiku?"

Abi Aidan menatap cengo ke arah Aidan. Anaknya ini mau mengajak nikah kok kayak mau motong rumput! Enteng banget.

"Ojok spaneng, mundak puyeng," balas Sahlan.

"Abii. Aidan ini serius, Masya Allah!" greget banget Aidannya mah. Tapi, Aidan tetap sayang abinya, kok!

Sahlan tertawa dulu sebelum menjawabnya, "Kamu yakin?" Aidan menatap serius abinya.

"InsyaAllah, Aidan yakin."

"Berapa persen?"

"99,9% Abi!"

"Wahhh! Kenapa ngga 100%?"

"Abii," rengek Aidan. Abinya ini memang suka sekali menjahili Aidan. Ya wajar saja, dia anak tunggal dari kedua orang tuanya.

"Haha, santai aja sih, boy!"

Aidan mengangguk. "Oke, Aidan santai."

Mendengar jawaban dari putra tunggalnya, Sahlan tertawa lagi. Masya Allah! Anaknya ini. Ahh, gemas dia! "Kamu sudah bicara apa maumu ke orang tua si perempuannya, belum? Jangan-jangan, cuman ngegantungin aja nih."

"Alhamdulillah sudah. Abi mah, suudzon."

"Ahaha, iya deh. Abi percaya."

"Pada bahas apa ini?" tanya Saira lantas duduk di samping suaminya.

Sahlan tersenyum kemudian menepuk pelan puncak kepala Saira. Aidan yang melihat kedua orang tuanya, "Masya Allah! Kuatkan hamba Ya Allah, agar kuat menghadapi keromantisan ini!" ujar Aidan dengan dramatis.

"Perjalanan ini..biarlah cepat berlalu.." Aidan bersenandung lirih. Menyanyikan lagu jadul yang terkadang terputar di rumahnya.

"Masya Allah, anaknya bapak  Sahlan sama ibu Saira memang the best!" sahut Saira.

Mereka tertawa bersama. Menyaksikan betapa absurdnya tingkat mereka.

"Abi sama umi!"

"Sama aja kalik, boy!"

"Beda, Abikuu!"

"Sama, boy!"

"Be.."

"Udah udah. Pusing umi dengarnya. Tadi kamu sama Aidan lagi bahas apa?"

Sebelum menjawab pertanyaan istrinya, Sahlan mencium puncak kepala Saira terlebih dahulu. "Minum dulu, biar ngga kaget," pesan Sahlan, sambil menyodorkan kopinya.

Saira mengangguk. "Udah. Apa nih, anakku Aidan? Umi ketinggalan informasi terkini, kah?"

Aidan tertawa sejenak. "Berita terupdate hari ini adalah, Aidan mau minta restu kalian, untuk menjadikan seseorang sebagai ratu di kehidupan Aidan. Bolehkah?"

Saira mendelik, "Ngga usah bercanda kamu!"

"Lhah si umi. Aidan beneran inii."

"Oh."

"Kok oh doang?"

"Ya kamu gimana, ajak ke rumah dongg! Umi mah, percaya aja ke kamu. Dan umi yakin, kamu juga udah memikirkan ini matang-matang. Umi juga yakin, kamu sudah salat istikharah terlebih dahulu, kan?" Jawab umi Aidan dengan panjang kali lebar. Aidan mengangguk sekaligus takjub dengan uminya.

"Kok umi tau?"

"Ya tau, lah! Secara kamu dari kecil, sama umi."

"Sama abi juga," sahut abi Sahlan setelah lama terdiam.

Aidan mengangguk paham. Kemudian mengalirlah cerita Aidan, "Orangnya Masya Allah bagi Aidan. Baik, ramah. Ya meskipun sama Aidan kadang greget," Kedua orang tua Aidan tertawa mendengar kalimat terakhir yang terucap. "Ya jelas itu! Abi aja greget kalo dengerin kamu ngomong. Apalagi dia! Wahh, kalo abi jadi dia, udah abi SmackDown kamu!" Imbuh Sahlan dengan menggebu-gebu. Sahlan mah kalau disuruh menjahili anaknya itu, selalu semangat. Ahaha, maafkan abimu ini ya, Nak!

Aidan dan Saira tertawa. " Hehe, ya gitulah, Abi!"

"Terus gimana, dianya udah mau ngga?" tanya Uminya.

Aidan tersenyum merekah. "Nah kan! Abi, sepertinya kita harus beli obat buat Aidan!" Sahlan tertawa setelah mendengar celetukan istrinya. Kemudian mengiyakannya.

"Wah, si umi!" Mereka tertawa bersama. Masya Allah.

"Umi sama abi merestuimu, Nak! Jaga dia seperti kamu menjaga umi, ya! Dia yang akan menjadi bidadari di kehidupan kamu. Yang suatu saat nanti, InsyaAllah. Akan menjadi ibu dari anak-anak kamu, Aidan."

Aidan mengangguk dengan pasti. Ya, Aidan akan berusaha. Aidan akan berusaha untuk menjadikan Wafa sebagai wanita terakhir setelah umi yang ia cintai.

🌻🌻

Assalamu'alaikum, eyyow welcome back with me!

Ada yang kangen nggaa nihh?
Dihh, ngaco. Ngapain dirindukan. Haha, sad!😳

Wafa-Aidan semakin terdepann!😎

Terima kasih tak pernah luput aku ucapkan. Terima kasih telah berkenan mampir untuk membaca ceritaku, ya!🥺

Okeeee, sampai jumpa dengan Wafa-Aidan di part selanjutnya! InsyaAllah, Aamiin

Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang