"Tujuanku bukanlah menjadi lebih baik dari yang lain. Tapi menjadi lebih baik dari diriku yang sebelumnya."
-Dr Wayne W. Dyer
✥
Aidan Al-Efasy Pratama
Pagi tadi, istriku dapat kabar yang mengejutkan. Salah satu cabang cafe yang didirikannya mengalami kebangkrutan. Membuatnya harus lembur untuk membuat laporan, di malam hari ini.
Selepas salat Isya' tadi, tepatnya pukul 8, dia mulai mengerjakannya. Dan sekarang, sudah pukul 1 dini hari.
"Sayang, kamu udah ngantuk, belum?" tanyaku.
Wafa menatap sekilas diriku, kemudian menggangguk. "Iya, A'."
"Kalau gitu, tidur sebentar. Nanti dilanjut sekalian Tahajjud bareng." Wafa mengangguk lagi.
Sebenarnya aku kasihan dengan Wafa. Karena dia sudah cukup lama berkutat di depan laptop dengan deretan angka yang sempat sekilas aku lihat. Dan akhirnya, cukup membuatku pusing.
Oh iya.
Tadi aku membuatkan Wafa teh hangat. Sekaligus memasakkan untuknya nasi goreng.
Jangan salah sangka, ya! Sableng-sableng gini aku juga punya skill. Eh, Aidan! Jangan takabur. Astaghfirullah.
"Mau berbagi cerita-cerita sesuatu?" tanyaku ketika Wafa sudah berbaring disampingku.
Wafa mengangguk antuasias. "Boleh, A'."
"Kamu pernah dengar tentang kisah salah satu pemimpin di masa dahulu?"
"Siapa itu, A'?"
"Muhammad Al-Fatih."
Wafa mengangguk. "Aku pernah membaca singkat sejarah beliau. Tapi udah cukup lama, A'."
Aku mengangguk sambil mengusap rambut legam milik Wafa. Mari, kita coba cek seberapa baik ingatannya.
"Gimana, tuh?"
"Yang aku baca, Muhammad Al Fatih pernah menaklukkan kota Konstantinopel. Kota Konstantinopel bukanlah kota yang lemah. Posisinya sebagai ibukota Byzantium, pewaris satu-satunya Imperium Romawi menjadikannya memiliki semua teknologi perang dan kekayaan militer yang sempat memimpin dunia. Itu A', yang aku tahu." Wafa menyudahi ucapannya.
Masya Allah. Aku mengangguk lagi untuk membenarkan. "Iya, benar. Seratus untuk istriku. Aku izin menambahi, ya. Cara Sultan Mehmed II atau biasa yang kita kenal dengan sebuah Muhammad Al Fatih mendidik pasukannya dengan sangat baik. Setiap malam, mereka tidak pernah meninggalkan qiyamul lail. Salat malam. Beliau dan pasukannya sempat mengalami kegagalan. Tapi nyatanya, tak menyulutkan dirinya untuk menyerah begitu saja. Terus memberikan keyakinan kepada pasukannya, bahwa mereka bisa menaklukkan kota yang disegani dunia kala itu. Konstantinopel. Juga untuk membuktikan salah satu bisyarah Rasulullah shallallahi 'alaihissalam. Yang bunyinya, 'Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.' hadist riwayat Ahmad." Aku menatap lembut istriku yang masih setia mendengarkan ceritaku.
"Lanjut, A'," ujarnya.
"Cara-cara beliau untuk menaklukkan kota Konstantinopel selalu tak bisa terjangkau dengan otak pikiran kita. Salah satunya, dengan memberitahu idenya kepada salah satu seniman senjata untuk membuat meriam, Orban namanya. "Mampukah engkau membuat bola besi besar untuk memporak-porandakan tembok?" seraya menggunakan kedua tangannya guna menggambarkan besar meriam yang dibayangkan. Tak ada yang lebih menyenangkan Sultan Mehmed dari jawaban Orban. Orban berkenan untuk mmembuatkan Sultan Mehmed sebuah meriam.."
"..setelah tiga bulan lamanya, Orban membuat meriam-meriam besar pada zamannya. Lima meriam awal yang panjangnya 4,2 meter telah diselesaikan Orban dan dipasang untuk pengamanan Selat Bosphorus. Meriam inilah yang menghancurkan kapal Antonio Rizzo pada November 1452. Setelah mengetahui keefektifan meriam buatannya, Sultan Mehmed mengajukan permintaan agar ukuran meriamnya dibuat lebih besar. Orban menyetujuinya. Orban membuat meriam super besar dengan ukuran 8,2 m. Setelah mengkaji ulang meriam itu akhirnya dipakai untuk menaklukkan tembok Konstantinopel. Tembok Konstantinopel sempat tertembus oleh meriam buatan Orban. Namun, saat itu kegagalan masih menjumpai mereka," aku menjeda ucapanku terlebih dahulu sebelum melanjutkannya.
"Sultan Mehmed nyatanya tak menyerah. Sultan Mehmed mencoba untuk mengangkat perahu-perahu dari daratan menuju ke laut dengan bersama pasukannya. Namun lagi lagi, mereka menjumpai kegagalan. Sempat beliau merasa seperti kecewa. Tetapi guru dari Sultan Mehmed terus menyemangati dengan kisah-kisah dan kata-kata pemimpin terdahulu. Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihissalam. Beliau juga sama, memiliki tekat yang luar biasa sekali untuk menaklukkan Konstantinopel. Hingga pada akhirnya, beliau dan pasukannya berhasil untuk menaklukkan kota Konstantinopel. Berkat Kuasa dari-Nya, juga kegigihan Sultan Mehmed dan pasukannya, ketaatan mereka. Bisa membawa mereka pada tingkat kejayaannya," ucapku mengakhiri cerita ini.
"Masya Allah sekali ya, Muhammad Al Fatih itu, A'! Meski kegagalan-kegagalan terus menjumpainya, tapi beliau selalu punya cara lain yang bahkan tidak pernah terlintas oleh pikiran kita. Terus juga, cara beliau dengan dibarengi salat malam," respon Wafa dengan mata yang berkaca-kaca saking kagumnya.
Aku pun sama kagumnya dengan Wafa.
Setelah dirasa badanku cukup lelah, dan Wafa juga terlihat jelas guratan lelahnya, maka kami berdua memutuskan untuk tidur. Mengistirahatkan diri.
📝📝
Assalamu'alaikum, sobat pembacaaaku.
Bagaimana part ini?
Kasih pendapat kalian dong.
Aku selalu suka jika mendengar pendapat kalian.
Mudah-mudahan, cerita ini bisa memberikan kita kebermanfaatan bersama, ya. Aamiin.
Terima kasih juga telah berkenan membaca cerita ini.
Oh iya, aku mau rekomendasikan buku tentang Muhammad Al Fatih.
Judulnya: Muhammad Al Fatih 1453. Oleh Ust. Felix Y. Siauw.
Bukunya bagus! Cocok untuk kalian yang ingin belajar dan mencari tau tentang ksatria zaman dahulu.
Okay, sampai jumpa di part berikutnya, ya! InsyaAllah, Allahumma Aamiin☺❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Sebuah Cinta-LSC
Teen Fiction"Tak ada kisah yang sempurna." ✨ Terima kasih sudah mampir di lapak inii, yaa❤ Start: 12 Juni 2021 Finish: 13 Agustus 2021 Revisi: ------------- Illustration: Pinterest Edited: Phonto -------------