Aidan memandang Wafa yang sedang melakukan daily night skincarenya. "Sayang," panggil Aidan.
Wafa berhenti, kemudian menatap suaminya itu. "Iya, A'?"
"Udah selesai belum?"
"Alhamdulillah, udah kok."
Aidan tersenyum, "Sini dong. Kita buat QnA lagi," ujarnya dan langsung disetujui Wafa.
"Aku pengen tanya sesuatu ke kamu. Gapapa?"
"Gapapa lah, A'."
"Fathan, itu?"
Wafa sempat menegang. Namun sedetik kemudian, dia tersenyum. "Jadi, aku punya adik kembar. Fathan sama Farhan. Fathan itu kakak dari Farhan. Beda tujuh menit sih. Mereka sama-sama hebat buat aku," curhatnya.
Aidan mengangguk kemudian membawa Wafa ke dalam dekapannya. "Kamu juga hebat karena udah mengikhlaskan Fathan."
Wafa menguraikan pelukan suaminya. "A'a tau?"
Aidan mengangguk. "Setelah melamar kamu, aku tanya ke Ayah Malik perihal kamu. Tentang apa-apa yang masih mengganggumu. Ternyata, ada trauma yang ada."
"A'. Kalau Wafa boleh jujur, Wafa udah nyaman sama A'a. Ya meskipun rasa itu sesekali datang. Tapi ngga masalah kok, A'. Wafa bisa berdamai dengan itu," balas Wafa sambil tersenyum. Melihat senyuman Wafa, Aidan pun ikut tersenyum.
"Oke, karena A'a udah tanya satu. Sekarang gantian Wafa yang tanya ke A'a."
Aidan terkekeh pelan. "Silahkan, ratu cantikku."
"Masya Allah..baper," celetuk Wafa.
Aidan tertawa kencang. Ini nih yang buat Wafa gemas. Dirinya dan Aidan sering tertawa tengah malam. Kalau pak rete sampe sowan ke rumah kan ya bahaya.
"Wafa pengen tanya tentang restoran yang A'a punya."
Aidan terdiam sejenak. Kemudian tertawa lagi. "Oalahhh. Ahahaa! Ternyata kamu penasaran juga. Masya Allah istrikuuu."
Wafa memukul pelan lengan Aidan. "Wah colek-colek, Buk!" canda Aidan diselingi tawa.
"Ih, A'a!" rengeknya.
"Yaudah euylah. Uluh-uluhh, nanti bumilnya marah. Sini sini, mau tanya apa hm?" tanya Aidan dengan suara yang sangat lembut. Pada dasarnya memang Aidan itu kalem. Tapi keshablengannya itu yang bikin orang gemash.
"A'a punya restoran, ya?"
Aidan mengangguk. "Iya, aku punya restoran. Mau A'a ajak kesana?" tawarnya.
Wafa mengangguk antusias. "Boleh, A'?"
"Boleh dong. Besok, ya? Sekalian kita ke rumah baruu. Yeayy, Alhamdulillah. Nanti kita beli kebutuhan baby, ya?" Sekarang gantian Wafa yang gemash dengan sikap Aidan yang satu ini. Manja manja gimana gitu bund.
"Masya Allah, A'. Belum atuh. Nanti kalau udah tujuh bulan aja. Sekarang teh baru lima minggu."
Saking gemasnya, Aidan menutup mukanya sendiri sembari berucap, "Ngga sabar akuu tuhhhh, Masya Allah Laa Haula." Aidan memang sangat antusias ketika istrinya sedang berbadan dua.
"A'a pengen punya baby apa? Boy or girl?" tanya Wafa.
"Bismillah mudah-mudahan kembar sepasang," doa Aidan dan di aamiinkan oleh Wafa.
"Emang kalau kembar sepasang, udah ada namanya?"
"Alhamdulillah, udah dongg. Ayahnya ini udah ngga sabaaaaaaaaaaar."
Wafa terkekeh kemudian mengusap kepala Aidan. "Alhamdulillah deh."
"Yang, udah dulu yuk QnAnya. Biar si pembaca penasaran sama kelanjutan Fathan. Ahaha!"
"Siapp, A'a."
🌻🌻
ASSALAMU'ALAIKUM..
Jadii, aku kan pernah tuh selipin salah satu tokoh dari keluarga Wafa. Yaitu Fathan. Tapi, aku kasih teka-teki aja deh. Udah kejawab dikit kan, wkwk.
gimana? masih penasaran kah sama Fathan?😂
Karena ini lapak Wafa-Aidan, jadi si Fathan ngga aku bahas. In Syaa Allah, kalau mau nanti aku buatin cerita khusus antara Fathan sama Farhan.
Okay, gaisyu?
Jazakumullahu khairan katsiran udah mampir.
minta tolong untuk ditandai bagian yang typo, yah?
kalau mau kasih saran atau kritikan, silahkan. kolom komentar aku buka lebar-lebar😁
Sampai jumpa di part berikutnya yaaa🥰
In Syaa Allah, Allahumma Aamiin☺❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Sebuah Cinta-LSC
Teen Fiction"Tak ada kisah yang sempurna." ✨ Terima kasih sudah mampir di lapak inii, yaa❤ Start: 12 Juni 2021 Finish: 13 Agustus 2021 Revisi: ------------- Illustration: Pinterest Edited: Phonto -------------