14. Bucinnya Wafa

1.5K 68 0
                                    

Wafa Nayanika Al Malik

Sudah dua hari terhitung setelah hari istimewa sepanjang hidupku.

Aku menatap lelaki di depanku, Masya Allah. Ngga nyangka banget, se-amazing inikah? Maksudnya, coba bayangkan.

Ngurus surat-surat pernikahan itu lama.

Dan, suamiku ini?

Ahh, Masya Allah sekali!

Hahaha. Kayaknya aku kemakan omonganku yang dulu, ya.

Masih ingatkan, ketika aku ngga mau dengan Mas Aidan? Eh, ada jomlo disini. Ehehe, yang sabar ya, mblo! Author nya juga jomblo kok.

Mentang-mentang lo udah taken aja! -author imut🤓

Dulunya, aku ngga mau sama dia. Eh ternyata, jodohku dia. Dan hebatnya, aku langsung jatuh cinta sama dia. Jampi-jampi apa yang mas Aidan kasih ke aku? Wkwk, maapin, mas Aidankuu!

"Cantik banget istriku," puji mas Aidan. Masya Allah! Ini kenapa aku jadi baperr.

Mas Aidan tertawa, sepertinya dia hafal banget ya, sama aku. Duhh, pas dia ketawa nambah banget itu ketampanannya.

"Aku emang tampan kok," ucap Mas Aidan sambil menaik-turunkan alis tebalnya itu. Berniat untuk menggodaku.

Aku mendengus pelan. Oke, aku lupa sedang berbicara dengan siapa. Mas Aidan tetaplah mas Aidan yang tingkat kepercayaan melambung tinggi.

Mas Aidan memegang tanganku dengan lembut, kemudian menciumnya pelan. "Aku beruntung dipertemukan denganmu, bidadariku. Setelah sekian lama aku menunggu. Dan akhirnya, Allah mempertemukan kita kembali. Apalagi dengan ikatan suci ini," ungkapnya. Masya Allah! Beneran dah, dia sweet bangett.

"Aku juga beruntung dipertemukan denganmu, Mas. Entah kenapa, di hari pertama ini. Aku merasa bahagia bisa bersamamu." Aku jujur, kok!

"Aku manggil kamu Wasa aja ya?"

Aku mengerutkan dahiku. "Wasa itu artinya apa?"

"Wafa Sayang! Ahaha." Setelah mengucapkan itu, dia tertawa terbahak-bahak. Ya Allah. Kenapa sih? Haha! Aku ngomong gini karena sejujurnya, aku udah baper sendiri.

"Karepmu wis, Mas," balasku.

Mas Aidan nambah ketawa. Wah, ngajak perang ini mah!

"Udah udah, aku mau ke bunda sama ayah dulu. Ada umi dan abi juga di bawah. Mau ikut ngga?" ajaknya. Aku mengangguk saja. Ya, sekalian saja bertemu dengan umi dan abi.

Sebelum aku mengambil kerudungku, mas Aidan mengambilnya lebih dulu. Setelah itu memakaikannya untukku. Wah, kalah gercep ya, aku!

Kami menuruni tangga. Oh iya, kami sedang berada di rumahku. Umi dan abi yang menyuruh mas Aidan untuk tinggal disini sementara.

"Wah, menantu anak ganteng!" sapa abi mertuaku. Aku tertawa pelan sebelum menjawab beliau, "Ahaha, mas Aidan memang ganteng! Tapi katanya, lebih ganteng ayah dan abi."

Aku melirik mas Aidan yang mengerucutkan bibirnya. Kok kayak bayi, ya? Imut banget!

"Ih, yang. Jangan gitu ah. Aku lebih ganteng, ya!" protesnya tak setuju.

Sontak, jawaban dari Mas Aidan membuat ayah dan abi tertawa.

"Kamu jadi bucin gitu, Nak!" ungkap abi.

"Emang si Aidan dulunya gimana, besan?" Oalah, ayah juga kepo ternyata.

"Ya ngga jauh-jauh dari ini. Demen banget dia ngelawak. Ngebucinin maknya. Tapi, semenjak ketemu Wafa, sering senyum-senyum sendiri. Apalagi semenjak nikah. Wahh, makin dah itu!" cerita abi dengan menggebu-gebu.

"Abi, jangan buka kartu dong," rengek mas Aidan. Sejenak aku tertawa karena geli sendiri dengan suamiku yang tampan ini.

Karena tidak ada lagi yang penting, aku menghampiri umi dan bunda yang sedang bergelut di dapur. Mereka kompak sekali.

"Assalamu'alaikum, wahh lagi pada sibuk."

"Wa'alaikumussalam," balas keduanya.

"Masya Allah. Menantu cantik umi! Si Aidan minta disembur memang. Suka cemburu dia, kalo umi dekat sama kamu," Bunda dan aku yang mendengar itu pun tertawa.

Kata pepatah orang Jawa, "Banyu miline mudun."

Wis, cocok tenan!

🌻🌻

Assalamu'alaikum!

Disini, pukul 01.08 WIB.

wkwk.

Lagi dan lagi. Tidurku cuman sebentar. Alhamdulillah sih, ada kemajuan. Setidaknya udah tidur. Ya, daripada ngga tidur sama sekali. -ehh kok malah jadi curhat😆

Jazakumullah khairan katsiran yaa sudah berkenan mampir.

Selamat menikmati cerita ini
Jangan sungkan berbagi resolusi

Sampai jumpa lagi dengan Wafa-Aidan di part berikutnya! InsyaAllah, Allahumma Aamiin☺❤

Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang