27. Ayam goreng dadakan

415 25 0
                                    

"Mang Umar. Aidan, Wafa!" panggil Umi Saira dengan tergesa-gesa.

Mereka yang melihat itu, turut khawatir. Ada apa?

"Umi, tarik napas, istighfar..ada apa?" tanya Aidan.

"Astaghfirullah.."

"..Umi sama Abi harus berangkat ke Turki sekarang," ujarnya.

"APAAA?!"

"Ya Salaam! Kalian ini, ya," tegur Umi Saira.

Wafa menatap Umi mertuanya, "Terus barang-barangnya bagaimana, Umi?"

"Alhamdulillah, aman euy. Udah Umi siapin itu."

Mereka menghela napas lega. "Mang Umar nanti antar saya sama mas suamik, ya."

"Nggih, siap," balasnya.

"Ya udah. Umi teh mau ganti dulu," pamit Umi Saira dan diangguki mereka.

"Mas Aidan sama Mbak Wafa. Saya juga mau panasin mobilnya dulu, ya," gantian Mang Umar yang berpamitan kepada keduanya. Keduanya mengangguk.

"Abi sukanya ayam goreng dadakan beli di tokonya papi," ucap asal Aidan. Wafa memukul pelan bahu Aidan, kemudian tertawa. Ada-ada saja.

"Ada-ada saja kamu, A'."

Aidan merangkul Wafa, "Abi kalau pergi atau apapun itu, sukanya dadakan," curhatnya.

Wafa mencebik pelan, "Kayak kamu ngga aja, A'!"

Aidan tertawa. "Tapi kamu suka kan?" tanya Aidan sambil menaik-turunkan alisnya.

"Iya," balas Wafa.

Aidan tertawa puas. "Gimana kalau kita tunggu di gerbang depan aja?" saran Aidan dan diangguki Wafa. "Boleh."

"Abi ngga kesini, A'? Atau berangkatnya disana?"

"Biasanya langsung. Mungkin nanti kita dapat tele-"

Dret

Dret

Aidan tertawa. Sepertinya instingnya dengan Abi Sahlan begitu kuat. "Nah, kan." Wafa yang melihat suaminya tertawa pun ikut tertawa.

"Assalamu'alaikum, boy and girl!" sapa orang yang ada di seberang telepon.

"Wa'alaikumussalam, Abi."

"Mana Aidan?" tanyanya.

"Aku disini, PakBro," ujarnya sambil tertawa pelan.

"Wafa dijagain! Awas aja kamu kalau rese. Abi kembaliin kamu ke Turki lagi," canda Abi Sahlan.

"Wah, jangan atuh. Kasihan nanti bini Aidan jadi merindukan diri ini," balasnya sok dramatis.

"Helehh. Helehh. Gimana Umi udah siap?"

"Be-"

"Udah, dong pak suamik!"

"Ahaha, iya bu istrik. Silahkan langsung menuju tempatnya. Abi tunggu disini. Oh iya, semisal si boy and girl mau ikut, boleh lhoh."

"Gapapa, Abi?" tanya Aidan dan Wafa secara bersamaan.

"Iya, gapapa. Malah lebih baik. Soalnya kalo sendirian sama Mang Umar, Abi ngga ridha. Cemburu Abinya," canda beliau dengan tertawa, geli dengan kalimat yang ia lontarkan sendiri.

"Ingat umur, mas Suamik."

"Oh, maaf ya ibu istrik. Cintaku padamu tak pernah lalu. Selalu tulus dari kalbu."

Wafa dan Aidan tertawa. Di dalam hati, mereka sama-sama berdoa agar kisah cinta mereka sampai hingga tua nanti. "Udah, Abi. Yuk, berangkat."

"Oalah, oke boy! Fii amanillah, ya."

"Aamiin. Jazakallahu khairan katsiran," balas mereka.

"Wa Jazakumullahu khairan katsiran. Assalamu'alaikum."

Tuut

Tuut

"Wa'alaikumussalam."

"Yuks, let's go!" seru Umi Saira.

"Let's go!"

Umi Saira dan Abi Sahlan memeluk Wafa dan Aidan. "Sehat-sehat buat kalian. Pesan untuk kalian, saling jaga satu sama lain. Kalau ada masalah, atau adu argumen, itu wajar banget. Penyelesaiannya harus kepala dingin. Saling ngerti, ya. Mudah-mudahan cepet-cepet diberi titipan keturunan saking Gusti Allah, Aamiin."

Tidak terasa, pernikahan keduanya sudah mencapai 3 bulan. Wafa dan Aidan sudah berlinangan air mata. Kemudian turut mengaminkan doa dari kedua orang tuanya.

"Nanti mungkin Abi ada beberapa tugas yang cukup lama untuk diselesaikan. Pulang mungkin sewaktu Ilo nikah. Dua hari setelah itu, langsung berangkat lagi," tutur Abi Sahlan.

"Abi sama Umi juga jangan lupa jaga kesehatan, ya," ucap Wafa yang sedari tadi diam.

Abi Sahlan mengelus puncak kepala Wafa. "Siap, Nak. Kamu juga, kalau anak satu-satunya abi itu rese, bilangin ke abi."

Wafa mengangguk mantab.

"Ya udah, kami teh berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, fii Amanillah Umi, Abi.."

🌻🌻

Assalamu'alaikum guysss

Maaf yaaa semisal ngga dapat feelnya:(

Saran dan kritik dari kalian aku tunggu.

Jazakumullahu khairan katsiran udah mampir.

Oke, Sampai jumpa lagi di part berikutnya yaaa. In Syaa Allah. Allahumma Aamiin☺ ❤

Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang