Haechan menuruni tangga dengan buru-buru, menuju ruang makan lalu melahap roti milik adiknya yang tersisa setengah."Ngapa lo? Buru-buru gitu."
"Gue telat, udah jam delapan lebih nih."
"Y-yaudah sana cepet berangkat!"
Haechan berlari namun tak lama dia kembali lagi, "Kok lo masih di rumah? Nggak sekolah lo?"
"Hehe. Mau bolos dulu buat sekarang."
"Bangsat. Yaudah gue berangkat, doain supaya gerbang nya belom di tutup."
"Iya iya."
Haechan benar berlari kali ini, meraih kunci motornya dan melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi.
Walau dirinya pernah telat sebelum-sebelumnya, kali ini dia tidak mau. Sebentar lagi dia akan lulus, dia ingin memperbaiki diri sebelum dia meninggalkan sekolah ini.
Sayang nya ketika sampai, gerbang sekolah telah di tutup dan di kunci.
"Yah!" Haechan mendengus.
Benar-benar telah di kunci, dan mungkin security yang jaga sudah masuk ke dalam pos nya. Haechan kembali duduk di jok motornya sambil memangku helm.
"Psst! Chan!"
Haechan menoleh ketika ada seseorang memanggil namanya.
"Jeno?"
Jeno disana seperti sedang membuka gembok gerbang sekolah itu. Setelah terbuka, Jeno membuka nya lebar-lebar dan menyuruh Haechan masuk.
"Masuk."
"Kok lo di bolehin buka gerbang sama security nya?" tanya Haechan.
"Gue ngibulin dia, kalo lo ada latihan basket. Kebetulan emang lagi pada latihan."
Haechan tidak percaya sebenarnya, namun dia sedikit lega dan berterima kasih pada Jeno karena telah menolong nya.
"Duh, thanks banget ya Jen."
"Iya sama-sama."
Jeno menatap Haechan yang sibuk menyisir rambut dengan jari tangan. Jeno tersenyum, jika dipikir-pikir, Haechan memang cocok dengan Renjun.
▪▪▪▪▪
Haechan sedikit ragu ketika ia ingin menghampiri Renjun yang tengah duduk di samping lapangan. Ada Jeno juga disana, rasanya tidak enak mengganggu dua insan yang sedang kasmaran.
Baru saja Haechan berbalik, seseorang memanggilnya.
"Chan! Temenin Renjun disini katanya, gue mau main lagi!" teriak Jeno.
Haechan mengangguk lalu berjalan menghampiri Renjun yang sedang mengemut permen gagang. Jeno pun langsung ikut bergabung dengan yang lain.
Entah apa yang harus di bicarakan, rasanya canggung. Mereka seperti asing kembali.
"Chan." akhirnya Renjun membuka suara duluan.
"Apa?"
"Abis lulus lo mau kuliah apa langsung kerja?"
Haechan terdiam untuk beberapa detik, "Kayaknya langsung kerja, biarin yang kuliah adek gue aja. Siapa tau gue bisa bantu biayain adek gue nantinya."
Renjun mengangguk-anggukkan kepala nya. Renjun berharap Haechan bertanya balik, namun nyatanya tidak. Secanggung itu memang.

KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.S | Hyuckren
Fanfiction❝ I always by your side.❞ ft. Nomin • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021