"Ke supermarket bentar, nggak apa-apa kan?" tanya Haechan pada Renjun yang masih duduk di jok motornya."Santai aja."
Haechan membuka helm nya lalu berbalik ke arah Renjun, "Tunggu atau ikut masuk?"
"Tunggu aja deh."
"Yakin?" Haechan menatap kedua bola mata Renjun, membuat remaja itu jadi salah tingkah, "Gue beliin es krim sama jus jambu favorit lo."
"Kok lo tau gue suka jus jambu?"
Haechan berdehem, "Mau kagak nih?"
"Iya iya." Renjun melepas helm nya juga dan turun dari motor. Mereka pun masuk ke dalam supermarket itu.
"Mau beli apa?" tanya Renjun.
"Pembalut buat adek cewek gue. Rese dia kalo lagi pms."
Renjun terkekeh kemudian mengikuti langkah Haechan yang sedang menyusuri rak khusus perawatan tubuh.
"Kok ngikut?" Haechan berbalik, membuat Renjun memberhentikan langkah nya.
"Kenapa emang sih?"
"Ya lo ambil apa yang lo mau, gue bayarin."
"Mau bareng lo aja."
Haechan tersenyum, sesederhana itu kebahagian nya, "Yaudah. Bentar ya?"
Renjun mengangguk. Remaja yang satu nya mulai mengambil pembalut dan keperluan yang adik nya titip itu.
"Yuk ke rak makanan." tanpa sadar, Haechan menggandeng tangan Renjun, tangan satu nya menjinjing keranjang.
Yang di gandeng pun tidak sadar sama sekali. Atau karna efek sudah terbiasa seperti ini bersama Jeno?
Selesai berbelanja mereka pun menuju kasir untuk membayar. Haechan sedikit terkejut ketika melihat total belanjaan nya yang lumayan banyak itu.
Tapi tak apa, uang nya masih banyak di atm.
Lalu mereka keluar dari supermarket dan kembali ke motor Haechan.
"Lain kali jangan pake moge." ujar Renjun.
"Kenapa?"
"Nggak suka aja. Jok nya ketinggian."
"Oke deh, besok gue pake motor biasa."
Renjun tidak menjawab omongan Haechan lagi dan memilih untuk naik ke motor. Haechan pun mulai menggas motornya, menjauh dari area supermarket.
▪▪▪▪▪
"Masuk dulu." suruh Haechan pada Renjun.
Karena rumah Renjun lebih jauh dari rumahnya, maka Haechan mengajak remaja itu untuk mampir ke rumahnya sebentar.
Renjun hanya mengangguk kemudian mengikuti Haechan ke dalam rumah. Ketika masuk, Renjun melihat seorang perempuan tengah tertidur di sofa dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
Haechan meletakkan kantong plastik di lantai, mengambil satu bantal lalu menimpukan nya ke arah perempuan yang sedang tertidur itu.
"MALING! MALINGG!!!"
"MANA MALING??! LO MALING NYA YA?! NGAKU LO?!" perempuan yang baru membuka mata setengahnya itu bersimpuh di atas sofa sambil menunjuk-nunjuk Haechan. Penampilan nya pun tampak kacau.
Haechan tertawa karena telah berhasil menjahili adiknya.
"Bangsat!" perempuan itu melempar kembali bantal tadi ke arah Haechan.
"Tuh, rese kan?" bisik Haechan pada Renjun.
Renjun hanya menatap perempuan itu ngeri. Perempuan pms lebih ganas dari pada induk ayam yang baru saja bertelur, Renjun membatin.
"Siapa ini bang?" tanya perempuan.
"Kepo lu. Nih titipan lo." Haechan menyodorkan kantong plastik yang isi nya titipan adiknya itu.
"Oh iya. Makasih abangku sayang." perempuan itu memeluk kantong plastiknya.
Haechan mengulurkan tangan nya yang di sambut tanga adiknya.
"Malah di geplak si anjir." kata Haechan.
"Lah emang apaan?" tanya adiknya dengan polos nya.
"Gantiin duit gue, njing."
Adik perempuan nya hanya tersenyum, "Minta ke papa aja hehe. Duit gue abis di pake bayar modul."
Haechan menghela napas, menjitak kepala adiknya lalu menarik tangan Renjun untuk di bawa ke kamar Haechan.
▪▪▪▪▪
"Gue baru liat cewek kalo lagi pms sekacau itu." Renjun yang duduk di ujung kasur Haechan itu membuka suara.
"Yang jelas mah jadi mageran."
"Kelas berapa dia?"
"Sama kayak kita, cuma beda sekolah."
"Pantesan bilang beli modul."
Haechan yang baru saja selesai mengganti baju nya itu kemudian ikut duduk di samping Renjun.
Baru saja tangan Haechan terulur untuk mengelus rambut remaja di depan nya, pintu kamarnya dibuka secara brutal oleh seseorang.
"Abang!"
"Paan lagi sih lo?"
"Mau nanya dong, nama kakak ini siapa?" perempuan itu menunjuk Renjun.
"Kenapa gitu?" tanya Haechan.
"Kayaknya gue pernah ketemu."
"Nama aku Huang Renjun." sahut Renjun.
"Tuh kan! Inget aku nggak, kak? Aku Lee Haerim. Kita pernah ketemu pas ada kegiatan baksos, inget nggak?" tanya Haerim yang masih diam di ambang pintu.
"Oh iya bener. Yang waktu itu jatohin kardus isi uang koin ya? Wkwk."
"Nah, hehe. Inget ternyata."
Haechan menyimak walau hati nya terasa panas ketika mereka asyik berdua. Laki-laki itu berdiri kemudian mendorong adiknya untuk keluar dari kamar.
"Keluar lu, jangan ganggu lagi. Awas ya, ganggu lagi gue gorok leher lo." ancam Haechan sambil menutup pintu kamarnya kemudian menguncinya.
"Orang tua lo mana, chan?"
"Mama gue di rumah tante gue sih. Kalo papa kerja." Haechan kembali duduk di samping Renjun, menatap wajah laki-laki cantik itu sambil tersenyum tipis.
"Oh." Renjun membulatkan bibir nya.
Tangan Haechan menangkup pipi Renjun setelah itu. Renjun yang sedang bermain dengan ponsel nya itu pun terkejut dan memandang mata laki-laki di depan nya.
Haechan pun menatap kedua mata Renjun cukup lama, sampai bibir nya mendarat sekilas di bibir Renjun.
_____
How??

KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.S | Hyuckren
Fiksi Penggemar❝ I always by your side.❞ ft. Nomin • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021