Sekolah pulang lebih cepat karna kelas terakhir sedang melaksanakan ujian.Setelah siswa di persilahkan bubar, Renjun tidak langsung pulang. Dia masih terdiam di halte bus, padahal tadi bus sempat berhenti di depan nya tapi Renjun enggan pergi dari sana.
Lalu sebuah suara motor menyita perhatian nya. Renjun menoleh ke arah kanan, rupanya Haechan yang baru saja keluar dari area sekolah. Laki-laki itu langsung menyebrang dengan motornya ketika tidak ada kendaraan lewat di jalanan.
Ternyata Haechan meninggalkan nya sungguhan, pria Lee itu tidak bercanda dengan perkataan nya.
Renjun membuang napas panjang, dada nya merasa sesak. Mengapa ketika dirinya mulai mencintai Haechan, laki-laki itu justru malah meninggalkan nya.
Dirinya selalu ingin menangis, tapi tidak mungkin dia melakukan itu disini.
Sampai hujan turun, Renjun tetap setia berada disana. Renjun sangat berharap Haechan datang dan memeluknya sekarang.
Tapi mustahil, Haechan baru saja pergi meninggalkan nya tadi.
▪▪▪▪▪
Selesai melaksanakan ujian, Haechan buru-buru memakai jaketnya dan menuju parkiran. Dia mempunyai janji penting dengan orang tua nya setelah ini.
Haechan langsung melajukan motornya dan ketika dia keluar dari gerbang sekolah, dia tak sengaja melihat Renjun sedang duduk di halte.
Bukankah seharusnya Renjun sudah pulang? Sebab bus pun pasti sudah berhenti disana, pikir Haechan.
Sebenarnya Haechan ingin sekali menghampiri remaja itu, tapi dia sedang buru-buru dan ketika jalanan sepi dia dengan segera menyebrang, mempercepat laju motornya.
Hanya sekitar 25 menit waktu terpakai untuk sampai di rumahnya. Haechan langsung membuka helm dan masuk ke rumah nya.
"Chan." panggil papa Haechan.
"Bentar pa." Haechan melepas jaketnya kemudian duduk di samping papa nya.
"Kamu yakin chan? Ini gak kecepetan emang?"
"Yakin pa. Kalo bisa acara tunangan nya di percepat."
"Gak bisa chan. Kita juga harus siapin ini mateng-mateng, belum lagi kita ketemu sama orang tua pihak sana." sahut mama Haechan.
"Iya tapi jangan lama-lama ya."
"Sebulan cukup?" tanya papa Haechan.
Haechan sempat terdiam untuk memikirkan perkataan papa nya tapi setelah itu akhirnya Haechan mengangguk.
"Tapi mungkin kamu juga bakal sedikit sibuk ngurusin perusahaan papa, chan. Gak apa-apa?"
"Gak apa-apa kok, pa."
Papa dan mama Haechan sama-sama mengangguk. Lalu Haechan meraih jaket nya dan pergi ke kamar nya.
▪▪▪▪▪
"Sumpah gue baru tau kalo Haechan berani gitu sama lo." ujar Hyunjin pada Renjun.
Tadi Hyunjin tak sengaja melihat Renjun di halte kemudian laki-laki itu mengajak Renjun untuk pulang bersama.
Sekarang Hyunjin sedang duduk di teras rumah Renjun sebab dirinya tak bisa melanjutkan perjalanan karna hujan semakin deras.
"Udahlah, makanya jangan mau sama Haechan. Lupain aja udah ntar bikin lo sakit hati lagi.
"Gak bisa jin. Gue udah mulai sayang sama dia, gue masih nyaman sama dia. Gue gak bisa lupain dia, meski gue sama Haechan udah pisah, tapi gue masih berharap Haechan balik sama gue." Renjun berkata seperti dan suara nya hampir nyaris menghilang sebab rasa sesak yang kembali memenuhi dada nya.
"Terserah lo deh. Gue pulang ya, hujan-hujanan aja. Gak tega gue liat lo begini, bye." Hyunjin menghampiri motornya, memakai helm lalu melajukan motornya itu menjauh dari halaman rumah Renjun.
"Nak."
Renjun menoleh ke sumber suara, "Bunda? Kenapa?"
"Kamu masih sama Haechan?"
Kening Renjun berkerut, tidak biasa nya bunda nya bertanya seperti itu.
"Kok tiba-tiba bunda nanya gitu?"
"Nanya aja sih. Udah nggak ya?"
Renjun perlahan mengangguk. Tangan bunda nya terulur untuk mengelus rambut Renjun.
"Gak apa-apa. Fokus belajar dulu aja sekarang. Oh ya, bunda mau pergi dulu sebentar ya."
Renjun kembali mengangguk tanpa mau bertanya kemana bunda nya itu akan pergi. Setelah bunda nya pun pergi menggunakan payung, Renjun akhirnya masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
Tetapi baru saja 3 kali melangkah, dia mendengar suara motor yang familiar di telinga nya.
Renjun pun mengintip di jendela. Bukankah itu.. Haechan? Kenapa dia kesini?
Renjun kembali membuka pintu. Benar saja, itu Haechan. Dia berlari dan berdiri di hadapan Renjun dengan rambutnya yang basah karna terguyur hujan.
Renjun menatap Haechan. Sungguh, Renjun sangat merindukan Haechan.
Laki-laki itu memegang kedua bahu Renjun, kemudian dia menarik Renjun ke dalam pelukan nya.
Renjun sempat terkejut karna perlakuan Haechan yang tiba-tiba. Tapi inilah yang Renjun mau, dia ingin memeluk Haechan seperti ini.
Tangan Haechan mengusap rambut Renjun, "Aku gak bisa gini sama kamu Ren. Aku gak bisa pisah sama kamu, maafin aku Ren."
Renjun mempererat pelukan nya pada tubuh Haechan, "Aku kangen kamu, chan. Tolong jangan tinggalin aku lagi."
"Aku mohon kamu tetep tinggal sama aku, chan. Aku sayang kamu." air mata Renjun sudah membasahi sebagian baju Haechan.
"Maafin aku, maaf... aku gak bakal tinggalin kamu lagi. Aku janji."
Tidak ada kata-kata yang bisa Renjun keluarkan lagi dari mulutnya, yang dia rasakan sekarang hanya rindu. Rindu terhadap laki-laki di hadapan nya.
Remaja itu sudah terlanjur menyayangi pria Lee itu. Renjun tidak ingin Haechan pergi lagi.
"Kamu basah chan. Ayo masuk." Renjun akhirnya menarik Haechan untuk masuk ke dalam rumah.
▪▪▪▪
Vote & komen
See you next chapter, bye ~

KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.S | Hyuckren
Fanfiction❝ I always by your side.❞ ft. Nomin • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021