16. Until here

3.9K 488 106
                                    


Renjun tidak sengaja bertemu Guanlin saat dirinya baru saja masuk ke gerbang sekolah. Akhirnya Renjun mengajak Guanlin untuk berjalan bersama.

Suasana hati Renjun cukup baik hari ini, bahkan senyum nya sedari tadi tidak bisa pudar. Ternyata tidak seburuk itu kembali pada Jeno.

"Udah baik-baik aja nih sama si kapten basket?" tanya Guanlin.

"Iya lin, kita udah balik lagi kayak dulu."

"Terus Haechan?"

Renjun menoleh ke arah teman nya yang lebih tinggi itu, "Kenapa Haechan?"

Guanlin memutar bola mata, kini dia tau siapa yang paling tersakiti disini.

"Lo gimana sih? Haechan udah suka sama lo, dan lo dengan mudah nya bikin dia mundur gitu aja. Lo kan balik sama Jeno."

"Lo tau dari siapa?"

Guanlin tidak menjawab. Sebenarnya Guanlin mengetahui itu dari teman SMP nya dulu, Haerim. Ya, adik Haechan.

Haechan sendiri tidak tau jika Guanlin berteman dengan adiknya. Haerim memang sengaja menceritakan itu semua pada Guanlin, agar suatu saat nanti dimana Haechan sang kakak menjadi peran figuran, Guanlin bisa membantunya.

Detik berikutnya Guanlin terkejut karna sebuah ponsel yang terjatuh dan menimbulkan suara. Bukankah itu ponsel Renjun?

"Ren..." Guanlin menatap Renjun yang berdiri terpaku sambil menatap ke arah seseorang.

Guanlin pun mengikuti arah pandangan Renjun. Rupanya di kursi taman ada Jeno yang sedang--seperti sedang mengobati lutut Jaemin yang terluka, Guanlin bisa melihatnya. Jeno sangat teliti dalam mengobati luka Jaemin, setelah selesai, perilaku Jeno selanjutnya membuat Guanlin ikut terpaku.

Jeno mengelus rambut Jaemin juga mencubit pipi remaja itu.

Disisi lain, Renjun tidak pernah menyangka mood nya akan di putar balikan seperti ini. Oke, Renjun akan menarik kata-katanya. Ternyata kembali pada Jeno adalah hal terburuk sepanjang hidupnya.

Lalu seseorang menarik tubuhnya, mendekap tubuhnya dengan erat. Apakah Guanlin? Karena pergerakan nya sungguh cepat.

Ketika tubuhnya di dekap seperti itu, Renjun tidak menolak untuk menangis. Dia sudah terlanjur sakit.

"Guan..."

"Ini Haechan."

Renjun semakin menangis ketika mendengar suara itu, hati nya semakin sakit mengingat dia juga selalu melukai hati laki-laki itu.

"Haechan..."

"Iya ini aku. Udah jangan nangis." Haechan mengelus rambut Renjun dengan lembut.

Guanlin yang melihat itu hanya tersenyum, lalu memberi kode pada Haechan bahwa dia pamit duluan dari sana.

"Aku kira semua nya bakal balik kayak semula, tapi justru itu bikin memperburuk semua nya chan. Balik ke Jeno itu hal yang paling buruk bagi aku."

"Iya, Ren. Aku ngerti, terus sekarang kamu mau apa?"

"Putus sama Jeno."

▪▪▪▪▪

Sudah hampir 30 menit Jaemin mendiamkan Jeno, Jeno bertanya pun tidak Jaemin pedulikan.

Baru saja, Jeno dengan tidak tau dirinya menyatakan perasaan nya pada Jaemin dan menembak remaja itu.

"Na..."

"Jen, lo nggak mikirin perasaan Renjun?"

Jeno sedikit tersentak dengan perkataan Jaemin. Jeno pernah bilang bahwa dirinya tidak bisa membohongi perasaan nya pada Jaemin. Disisi lain, Jeno juga tidak mau kehilangan Renjun.

B.Y.S | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang