"Lo ngapain disini?" Haechan yang baru saja keluar dari rumahnya untuk berangkat ke sekolah itu terkejut karna kedatangan Guanlin."Gak boleh?"
"Ya alesan nya apa? Jemput gue?"
"Geer deh. Orang gue mau jemput adek lo."
"Adek gue? Haerim?"
Guanlin hanya mengangguk.
"Gak. Gak. Gak. Pergi lo."
"Dih?"
"Apaan sih bang?"
Haechan maupun Guanlin menoleh ke sumber suara.
"Dek lo sejak kapan kenal sama orang ini?" tanya Haechan sambil menunjuk Guanlin.
"Dia mah temen smp gue, bang."
"Hah? Masa sih? Kok gue gak pernah tau?"
"Coba abang inget-inget lagi. Waktu smp kita gak sedeket itu walau status kita adik kakak."
Benar apa yang dikatakan Haerim. Pasangan kakak adik itu tidak terlalu dekat sebenarnya, dulunya. Tapi karna sekarang kedua nya sama-sama sudah dewasa dan perlu berbagi cerita satu sama lain sebagai adik kakak yang baik.
"Gue berangkat duluan ya bang sama Guanlin. Dadah." Haerim pun naik ke motor Guanlin kemudian laki-laki itu melajukan motornya menjauh dari halaman rumah keluarga Lee.
Haechan juga dengan segera memakai sepatu nya lalu menaiki motor besar nya dan pergi menuju sekolah.
▪▪▪▪▪
Haechan baru saja memparkirkan motornya di parkiran sekolah. Dia membuka helm nya dan sedikit merapikan rambutnya.
Dia pun beranjak untuk masuk ke lobi sekolah. Di lobi, Haechan melihat Renjun yang sedang berjalan sambil membaca buku dengan telinga yang disumbat oleh earphone bluetooth.
Remaja itu juga terlihat sangat cantik dengan balutan cardigan berwarna ungu.
Haechan mengedipkan mata nya beberapa kali.
'Inget Haechan. Renjun bukan punya lo lagi.' Haechan membatin. Tapi rasanya sakit bukan mengingat bahwa Renjun bukan miliknya lagi.
Sekarang Haechan sedang dilanda rasa takut. Dia takut nantinya ada seseorang yang berhasil menggantikan nya di hati Renjun.
Haechan ingin sekali memeluk tubuh Renjun. Dia sangat merindukan remaja itu, tapi lagi-lagi dia teringat bahwa Renjun bukan miliknya lagi.
Ini semua memang salah nya.
Dan Haechan yakin, dia bisa memperbaiki semuanya.
Haechan akhirnya bergegas menuju kelas nya untuk mengikuti ujian.
▪▪▪▪▪
Sejak tadi Renjun terus membolak-balik kertas soal ujian nya, sebab dia sudah selesai mengerjakannya.
Dirinya kembali memikirkan Haechan. Entah kenapa Renjun merasa lebih sakit berpisah dengan Haechan dibanding berpisah dengan Jeno.
Haechan selalu memberi yang terbaik untuknya. Haechan tak pernah segan berkata bahwa laki-laki itu sangat mencintai nya dan tak pernah segan juga untuk menjadi manja padanya.
Jujur saja... Renjun merindukan Haechan, padahal baru kemarin hubungan mereka berakhir.
Jika nanti Renjun bisa kembali dengan Haechan, Renjun berjanji tidak akan berurusan dengan Jeno lagi.
Tentang dirinya yang memayungi Jeno saat hujan, entahlah, Renjun merasa dirinya refleks melakukan itu. Padahal dia dan Jeno sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi.
Renjun memukul-mukul kepala nya. Kepala nya sakit, dada nya sesak. Renjun ingin memeluk Haechan.
Renjun bodoh karna tidak menuruti perkataan bunda nya untuk tidak dekat dengan siapa-siapa lagi setelah berpisah dengan Jeno. Harusnya Renjun menuruti itu semua.
"Renjun, kenapa?"
Renjun berbalik ketika teman perempuan di kelas nya menyentuh bahu nya.
"Ah nggak kok. Pusing aja abis kerjain ini."
"Oh gitu, kalo gitu minum dulu nih." perempuan itu menyodorkan botol minum nya pada Renjun.
Dan Renjun tidak menolak, mungkin dia perlu minum agar sedikit tenang. Lalu Renjun mengembalikkan botol minum itu kepada pemiliknya dan berterima kasih.
Renjun ingin ini semua cepat berakhir, dia ingin pulang dan tidur untuk melupakan semuanya.
▪▪▪▪▪
Brak
"Eh sorry." ujar Renjun sambil memungut beberapa buku yang jatuh sebab dia tak sengaja menabrak seseorang.
"Iya gak apa-apa kok. Emm.. makasih ya." kata Haechan sambil menerima buku yang disodorkan Renjun.
Renjun hanya mengangguk. Keduanya sama-sama terdiam tanpa berniat untuk melanjutkan perjalanan.
"Ren." panggil Haechan.
"I-iya?" Renjun menatap Haechan.
Haechan tersenyum pada Renjun, sungguh Haechan sangat merindukan remaja di depan nya.
"Aku mau minta maaf sama kamu. Aku tau cara aku nyelesaiin masalah itu bukan cara yang bener. Tapi semuanya udah terlanjur."
"Hmm, gak apa-apa chan. Udah lewat ini. Kita juga udah selesai jadi gak usah di bahas lagi, ya?"
Haechan terdiam sebentar karna perkataan Renjun, "Aku.. aku takut banget kalo kamu cari pengganti aku, tapi semuanya balik lagi ke kamu. Itu terserah kamu, kita udah bukan siapa-siapa lagi."
Renjun menunduk, "Aku lebih takut kalo kita gak bisa balik kayak semula lagi chan."
Kening Haechan berkerut. Dia yakin dirinya tidak salah dengar, tapi... apakah Renjun masih berharap jika mereka kembali seperti awal?
"Kita sama-sama disini. Kita masih bisa memperhatikan satu sama lain kok Ren. Walau kita udah pisah, kita masih bisa ngobrol lagi layaknya temen kok."
Renjun tidak menjawab. Teman? Ah, takdir bisa berubah dengan cepat memang.
Haechan sempat mengacak puncak kepala Renjun sebelum akhirnya pergi melanjutkan perjalanan.
▪▪▪▪▪
Rencana nya chap 35 tuh udah ending, do'a kan ya cepet up aku nya
Janlup vote & komen
![](https://img.wattpad.com/cover/259272632-288-k245744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.S | Hyuckren
Fanfiction❝ I always by your side.❞ ft. Nomin • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021