Haechan hampir saja salah paham ketika dia melihat Renjun bersama Jeno di halte. Tapi sebelum emosi nya meledak, Renjun sudah terlebih dahulu menjelaskan semuanya pada Haechan.Haechan akhirnya bisa bernapas lega saat dia mengetahui bahwa hubungan Jeno dan Renjun telah usai. Setelah ini Haechan bisa bebas karna Jeno sudah bukan siapa-siapa Renjun lagi.
Hujan tadi sempat reda sebentar dan kemudian turun kembali cukup deras. Untung nya jarak ke rumah Haechan hanya beberapa meter lagi, Haechan memilih untuk mengajak Renjun ke rumahnya daripada melanjutkan perjalanan menuju rumah Renjun.
Di rumah tampak tak ada siapapun, sepertinya Haerim sedang diluar rumah.
"Ayo masuk." ajak Haechan pada Renjun.
Renjun hanya mengangguk kemudian mengikuti Haechan ke dalam rumah. Mereka masuk ke dalam kamar Haechan.
Haechan langsung mengeringkan rambut Renjun yang sedikit basah menggunakan handuk.
"Aku bikinin kopi mau? Atau susu?"
"Teh anget ada?" tanya Renjun.
"Ada kok. Sebentar ya, aku bikinin dulu." setelah Haechan melingkarkan sebuah selimut tipis pada tubuh Renjun, dia pergi keluar kamar untuk membuat teh.
Renjun menyusuri kamar Haechan yang identik dengan unsur game dan anime. Kamar Haechan tampak aesthetic dengan lampu hijau yang mengelilingi setiap sisi kamar Haechan.
Juga keyboard komputer Haechan yang berwarna ungu itu tampak menyala.
Lalu Haechan kembali dengan dua teh hangat juga dua mangkuk bubur.
"Chan, aku cuma mau minum."
"Nggak. Pokoknya harus makan juga."
Haechan menaruh nampan itu di meja kecil yang ada dikamarnya. Sebelumnya Haechan menggelar karpet bulu di lantai agar mereka tidak kedinginan.
Renjun dan juga Haechan duduk berhadapan kemudian menyantap bubur mereka masing-masing.
"Ayo pacaran." suara Haechan di tengah keheningan, membuat Renjun hampir tersedak jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Apa chan?"
Haechan menatap Renjun dengan mata tajam nya yang seperti elang, dan entah kenapa rasanya Renjun seperti terperangkap dalam tatapan itu.
"Ah kayaknya kecepetan." Haechan kembali melahap buburnya.
Renjun memutar bola matanya, "Iya ayo."
Itu semua berhasil membuat Haechan tersedak bubur nya. Renjun tidak peduli sama sekali, dia justru sibuk memperhatikan Haechan yang sibuk menepuk-nepuk dada nya kemudian meneguk teh yang mulai mendingin itu.
"Kenapa chan?" tanya Renjun.
"Masih nanya?"
Renjun kemudian tertawa melihat ekspresi Haechan yang tampak kesal.
"Kamu jangan suka ngagetin gitu Ren. Untung aku nggak ada riwayat jantung." celoteh Haechan, "Tapi kayaknya aku pasti bakal jantungan terus kalo di deket kamu."
"Jangan chan. Ntar kamu mati terus aku di ambil Jeno lagi gimana?"
"JENO TERUS IH! Udah putus juga, tau ah! Ngambek aku!" Haechan memutar tubuhnya agar membelakangi Renjun.
Remaja Huang itu tertawa puas karna berhasil membuat Haechan kesal. Renjun berdiri lalu menghampiri Haechan.
Haechan hanya melihat gerak-gerik Renjun dan detik berikutnya Haechan kembali dibuat jantungan sebab Renjun tiba-tiba saja duduk diatas paha nya.
Renjun menangkup kedua pipi Haechan, "Tau gak sih chan? Kamu kalo lagi ngambek tuh nyebelin banget pengen ku tonjok."
"Anjirlah." umpat Haechan yang sekarang malah melingkarkan kedua tangan nya di tubuh Renjun, "Kamu tuh emang nggak punya sifat gemes ya? Liat yang lucu malah pengen nonjok."
"Iya chan. Tapi nggak deh kalo ke kamu, bakal aku sayang-sayang kok."
"Aaaaa Renjun~" Haechan lalu memeluk tubuh mungil itu dan menyandarkan kepala nya di dada Renjun.
"Cie deg-degan." ujar Haechan.
Tadinya Renjun ingin marah, tapi Haechan tidak salah karna jantung nya memang sedang tidak baik-baik saja.
"Kita pelukan gini jadi anget deh, padahal tadi dingin banget kayak mau turun salju dingin nya."
"Tapi kalo mau tambah anget kamu diem aja di depan kompor."
Haechan tertawa mendengar itu, "Kok kamu lucu gini sih? Mau jadi pelawak ya?"
"Mau jadi istri kamu, chan."
Tolong telfon ambulance, Haechan sudah tidak kuat.
▪▪▪▪▪
Haechan sekarang sibuk bermain game di komputernya, kalau Renjun dia sedang membaca buku novel milik adik perempuan Haechan.
Haerim sudah pulang tadi bersama pacarnya, dan pacar Haerim itu sangat cantik yang bersatu dengan tampan. Entahlah, jelas-jelas dia sangat cantik.
"Haechan." panggil Renjun.
"Hm." Jawab Haechan tanpa mengalihkan pandangan nya dari komputer.
"Haechan ih."
"Apa sayang." lagi-lagi Haechan hanya menyahut tanpa menoleh.
Renjun menghembuskan napas kemudian dia bangkit dari kasur untuk menghampiri Haechan. Kejadian yang sama terulang kembali, Haechan dibuat jantungan lagi saat Renjun duduk di atas paha nya. Tubuh Renjun menghadap Haechan.
Okay cukup, Haechan tidak tahan dengan sikap Renjun yang agresif. Laki-laki itu menarik pinggang Renjun agar lebih mendekat. Tanpa aba-aba Haechan mencium bibir remaja di depan nya.
▪▪▪▪▪
Sepertinya kalian menunggu momen Hyuckren yang kayak gini, iyakan? Ayo ngaku
![](https://img.wattpad.com/cover/259272632-288-k245744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.S | Hyuckren
Fanfiction❝ I always by your side.❞ ft. Nomin • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021