Renjun kira hubungan nya dengan Haechan akan membaik tapi ternyata tidak, setelah kejadian dimana Haechan tiba-tiba datang ke rumah nya dan memeluknya, tampaknya mereka tidak kembali bersama lagi seperti dulu.Mereka benar-benar sudah terpisah sekarang. Renjun telah mengikhlaskan Jeno untung Jaemin dan dia mengira akan mendapat yang lebih baik tetapi dirinya salah, justru dia kini berakhir sendiri.
Tidak ada lagi Haechan yang selalu disisinya.
Sudah hampir seminggu Renjun tidak berinteraksi lagi dengan Haechan walau kadang mereka berpapasan di perjalanan, tapi salah satu dari mereka enggan menyapa.
Ngomong-ngomong, ujian pun sudah selesai. Renjun sudah lulus dan lusa sekolahan akan mengadakan acara perpisahan.
Renjun masih cukup bingung untuk melanjutkan kemana setelah ini. Mungkin saja dia akan kuliah, mencari universitas yang cocok dengan nya.
Dirinya harus bisa melupakan Haechan setelah ini. Sudah tidak ada cara lain untuk mengembalikkan hubungan nya dengan Haechan.
Renjun kemudian membasuh wajahnya dengan air. Akhir-akhir ini wajah nya terlihat begitu kusam karna terlalu sering memasang ekspresi murung.
Kemudian remaja itu keluar dari toilet dan tidak sengaja berpapasan dengan Jeno.
"Eh, hai." sapa Jeno.
"Hai." jawab Renjun sambil memasang senyum palsu.
"Em.. kamu kenapa? Kok kayak murung gitu? Oh iya, Jaemin cerita kalo kamu emang keliatan murung akhir-akhir ini."
"Gak apa-apa kok, Jen. Lagi unmood aja."
Jeno semakin menatap Renjun sebab ekspresi remaja itu memang sedikit membuatnya khawatir.
"Aku tau sekarang kita bukan siapa-siapa lagi Ren, tapi aku gak pernah larang kamu buat cerita ke aku. So? Mau cerita?"
"Gak disini."
▪▪▪▪▪
Sekarang Jeno dan Renjun berada di kantin, tidak hanya mereka yang disana, Jaemin pun ikut serta. Semenjak hari itu, dimana Renjun dan Jaemin mengobrol panjang, Renjun pun ingin Jaemin mendengar cerita nya sekarang.
"Gue putus sama Haechan."
"Hah? Demi apa? Bukan nya Haechan bucin banget ya sama lo?" ujar Jaemin.
Jeno terdiam sejenak sebelum berbicara, "Gara-gara itu ya?"
Jaemin lalu menatap ke arah Jeno, "Kenapa?"
"Waktu itu Renjun payungin aku pas hujan, Na. Aku beneran gak tau kalo Haechan juga ada disana."
"Ini salah gue." Renjun menunduk, "Coba aja gue gak payungin Jeno. Tapi gue beneran refleks."
Jaemin ikut menunduk tapi tangan nya terulur untuk mengelus bahu Renjun, "Jangan bohongin perasaan lo, Ren. Lo masih pengen sama Jeno kan?"
Renjun langsung menoleh ke arah Jaemin kemudian tersenyum, "Nggak, Jaem. Gue bahkan udah relain Jeno buat lo, gue berhasil lupain Jeno."
Jeno yang mendengar itu tersenyum tipis.
"Lo jangan ngerasa bersalah Jeno. Ini semua salah gue, gue ceroboh banget." Renjun beralih menatap Jeno di depan nya.
"Tapi tetep aku mau minta maaf Ren. Harusnya waktu itu aku emang neduh di halte." Jeno menjeda sebentar, "Btw itu juga aku lagi nungguin Jaemin keluar dari sekolah tapi ternyata dia udah pulang duluan."
Renjun tertawa kecil mendengar cerita Jeno. Jaemin tetaplah Jaemin, dia memang orang yang tidak suka menunggu dan tidak peduli jika dirinya sedang ditunggu oleh seseorang.
"Jangan gitu lagi Jaem, kasian Jeno."
Jaemin terkekeh, "Iya, maaf ya Jen?"
Jeno hanya tersenyum ke arah Jaemin sambil mengangguk.
"Ujung-ujungnya gue sama Haechan balik lagi kayak orang asing, sama-sama gak kenal."
"Tapi gue yakin lo bakal balik lagi sama Haechan. Mau berapa lama pun kalian gak saling ketemu, kalo pada dasarnya Haechan udah suka sama orang itu, dia bakal terus suka." Jaemin mengelus punggung Renjun, "Gue dah kenal lama sama Haechan dan gue tau dia orang nya gimana. Percaya sama gue, Haechan pasti balik sama lo."
"Ya, gue harap gitu." jawab Renjun seadanya, dia sudah tidak mau berharap lagi.
Untuk sekarang dia hanya bisa jalani sebisa mungkin, walau kenangan yang dia ciptakan bersama Haechan cukup singkat tapi itu sudah sangat berkesan baginya.
Apapun kedepan nya, Renjun harus tetap menerima nya. Jika ternyata Haechan benar-benar tidak kembali lagi padanya nanti, Renjun akan mengikhlaskan nya walau sakit.
▪▪▪▪▪
"Gila lo ya? Gue kaget sumpah, lo bercanda ya? Demi apa lo mau tunangan?" ini pertama kalinya dalam tiga tahun semenjak kenal Haechan, Hyunjin berkunjung ke rumah laki-laki itu.
"Serius, emang muka gue keliatan bercanda?" Haechan menunjuk wajahnya sendiri.
"Jadi itu alesan nya lo putusin Renjun?"
Haechan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lo gak mikirin perasaan Renjun?" suara Hyunjin sedikit memelan, "Kalo lo emang setega itu, biar gue aja yang jagain Renjun."
"Heh!!" Haechan langsung menatap Hyunjin.
"Apa?! Marah? Kan katanya lo mau tunangan, yaudah Renjun buat gue."
"Lo gak ngerti Hyunjin."
"Apa sih??!"
Haechan menghela napas, kemudian membisikkan sesuatu pada Hyunjin yang menbuat pria Hwang itu semakin terkejut karna perkataannya.
"Chan?"
"Hm?" Haechan kembali menoleh ke arah Hyunjin.
"Y-ya, omongan gue yang tadi lupain aja hehe. Gue gak bakal ambil Renjun kok."
"Bagus."
Hyunjin akhirnya bernapas lega. Haechan menyeramkan ketika sedang serius.
▪▪▪▪▪
🌝🌚
Vote & komen ya jeball
KAMU SEDANG MEMBACA
B.Y.S | Hyuckren
Fanfic❝ I always by your side.❞ ft. Nomin • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021