35. Officially engaged (end)

5.8K 419 21
                                    


Sekarang Renjun berada di dapur, membantu sang bunda membuat minuman selain air putih dan juga untuk menyiapkan makan malam bersama.

"Maaf ya Ren, bunda gak kasih tau."

"Hm, gak apa-apa." jawab Renjun seraya menatap cincin yang terlingkar di jari manis nya.

"Bunda gak tau ternyata Haechan anak nya CEO Lee itu. Dia itu temen smp bunda, Ren. Dulu kita pernah ngobrol, kalo punya anak mau kita jodohin. Tapi setelah lulus smp, bunda gak pernah ketemu Lee Baehyuck lagi." jelas bunda Renjun.

"Tapi kok bisa sih Haechan kepikiran gini? Bukan nya dia marah ya sama Renjun gara-gara liat Renjun bareng Jeno."

"Iya, itu emang murni Haechan cemburu sama kamu. Tapi sebelumnya dia udah ijin buat jadiin kamu sebagai pendamping hidupnya ke bunda." jedanya sebentar, "Bunda gak tau kamu inget atau nggak, tapi Haechan pernah gak masuk sekolah tanpa kabar. Dia kesini bareng Baehyuck buat ngomongin semuanya, dan itu juga bunda liat Baehyuck lagi setelah sekian lama dia ngilang."

Renjun tersenyum mendengar cerita sang bunda. Waktu itu ya? Dasar, Renjun merasa bodoh.

"Haechan sengaja gak bilang kamu, dia mau kasih kejutan. Waktu bunda tanya kamu masih sama Haechan atau nggak, itu emang salah satu dari rencana Haechan. Biar kamu gak curiga."

Renjun terkekeh, "Tapi serius, Renjun kira Haechan bener-bener bakal ninggalin Renjun. Padahal Renjun udah mulai sayang sama dia."

Bunda berbalik ke arah Renjun kemudian mengelus rambut putra nya itu.

"Sekarang kamu udah resmi jadi milik Haechan. Baik-baik ya sama Haechan, bunda yakin dia bakal jagain kamu."

Renjun mengangguk lalu memeluk sang bunda.

"Anak bunda udah besar ternyata. Padahal waktu sama Jeno masih kayak anak sd."

Renjun terkekeh, "Iya juga ya. Aku kekanakan banget waktu masih sama Jeno."

Terdengar bunda menghela napas, "Bunda harap Haechan bisa jagain kamu dengan baik. Cuma kamu yang satu-satunya yang bunda punya sekarang."

Renjun mengelus punggung sang bunda, "Iya bunda. Ini kenapa deh jadi kayak mau pisah."

"Emang mau pisah."

Kening Renjun berkerut, dia melepaskan pelukan nya dari sang bunda.

"Maksud bunda apa?"

"Haechan mau bawa kamu dari sini. Dia udah beli rumah, dia mau tinggal sama kamu."

"Serius? Tapi.. kita kan baru tunangan, bukan nikah."

Bunda tersenyum ke arah Renjun, , "Gak apa-apa. Nanti kalo udah waktunya juga kalian nikah kok. Bunda bakal mempersilahkan kamu tinggal bareng Haechan. Kalian udah terikat sekarang."

Mata Renjun berkaca-kaca. Renjun belum siap meninggalkan sang bunda sendirian disini.

▪▪▪▪▪

Sejak tadi Haechan tidak memudarkan senyumannya, dia mengayun-ayun tangan nya yang bertaut dengan tangan Renjun.

Begitu juga Renjun, dia sangat bahagia sekarang. Bintang yang jaraknya cukup jauh pun tau jika sekarang Renjun sedang diselimuti kebahagiaan.

"Kamu liat kan? Aku gak main-main sama omongan aku, aku gak bakal ninggalin kamu. Aku bakal terus disisi kamu. Sekali lagi maaf udah bikin kamu sakit hati sebelumnya, padahal yang mau tunangan sama aku itu kamu." Haechan terkekeh.

"Ya kan aku gak tau. Lagian dimana-mana kalo mau tunangan harus punya kesepakatan satu sama lain, ini mah ngelamar namanya."

Haechan tertawa kemudian mengacak rambut Renjun, "Iya kan emang ngelamar. Nanti kita nikah ya Ren?"

Renjun menoleh pada laki-laki disamping nya sambil tersenyum, kemudian mengangguk.

"Abis ini kita bakal terus bareng-bareng, kita gak bakal pisah kayak kemarin-kemarin."

"Walau kamu bilang gak bakal ninggalin aku, tapi aku tetep mau ingetin kamu supaya gak tinggalin aku. Aku gak bakal bosen bilang gitu terus. Kenapa? Karna aku sayang sama kamu chan."

Keduanya berhenti tepat di pintu masuk taman. Mereka berdiri saling berhadapan. Haechan menatap wajah Renjun yang tersorot lampu taman itu.

"Aku. Janji. Gak bakal tinggalin kamu. Dan aku juga sayang sama kamu, lebih dari kamu sayang aku."

Hati Renjun tersentuh oleh kata-kata yang diucapkan Haechan.

"Aku selalu jadi takut kalo kayak gitu."

"Jangan takut, Haechan bakal terus ada di sisi Renjun kok."

Renjun terkekeh mendengar nada bicara Haechan yang seperti anak kecil. Laki-laki itu kemudian menangkup pipi Renjun dan mencium bibir remaja itu.

Setelah itu Haechan langsung mendekap tubuh remaja di depan nya.

"Aku pernah bilang sama kamu Ren, kita putusnya pas mau nikah aja. Kamu inget?"

Renjun mengangguk, "Iya. Tapi bisa-bisa nya aku gak sadar waktu itu, aku terlalu emosi denger kamu putusin aku. Sampe gak kepikiran kalo kamu pernah bilang gitu."

"Dah aku duga. Kalo kamu kepikiran kayaknya rencana aku gagal." Haechan terkekeh.

Renjun semakin mempererat pelukan nya pada tubuh Haechan, "Makasih, chan."

Haechan dengan lembut mengusap rambut Renjun, "Aku juga mau bilang makasih, makasih udah mau terima aku sampe sejauh ini."

Lalu setelahnya mereka berdua hanya menghabiskan waktu di taman. Menatap langit yang penuh bintang bersama.

Hari ini akan menjadi hari yang tak akan pernah terlupakan bagi Renjun. Renjun akan senantiasa mengingat percakapan mereka di malam hari ini, Renjun tidak akan melupakan momen-momen indah ini nantinya.

Dan satu lagi, Renjun akan selalu bersyukur pada tuhan karna telah mempersatukan mereka kembali.

▪▪▪▪▪

END





























































Ini sengaja update lagi hehe

Btw book ini resmi tamat ya, makasih buat kalian yang selalu sempetin baca cerita ini dan juga tinggalin vote komen

Sehat selalu ya buat kalian

Oh ya aku mau nanya, abis cerita ini selesai mau langsung sequel atau side story nya? Side story nya itu cerita nomin

Pilih ya

Tapi kalo nanti aku lama publis nya kalian boleh baca cerita Hyuckren yang satu lagi, judul nya Kalopsia

Sekali lagi makasih buat kalian ♡

Bye bye ~

B.Y.S | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang