28. Umbrella

3K 364 15
                                    


Renjun tidak tahu mengapa hari ini Haechan tidak masuk sekolah. Laki-laki itu hanya berkata dia tidak bisa masuk sekolah tanpa alasan yang spesifik.

Ah mungkin saja ada acara keluarga, jadilah Haechan tidak bisa masuk sekolah.

Renjun pun seharian ini hanya bersama Guanlin, itu pun yang banyak bicara adalah Guanlin. Renjun benar-benar tidak mood untuk berbicara.

"Woy."

Renjun menoleh ke arah sumber suara.

"Lo denger gue gak sih?"

Renjun hanya mengangguk.

"Apa coba?"

"Lo ngutang starbucks."

"Lah? Apasih ngaco banget. Berarti gak dengerin gue dari tadi."

Renjun menghembuskan napas, "Gue gak mood ngobrol, lin."

Guanlin memutar bola mata malas, "Mikirin Haechan ya? Emang dia kemana?"

"Gak masuk. Gak tau juga alaesan nya kenapa."

"Awas ketemu si bule lagi."

Renjun yang tadinya menopang dagu langsung duduk tegak dan menoleh ke arah Guanlin.

"Gak mungkin." ujar Renjun.

"Y-ya.. emang.. gak mungkin sih. Soalnya dah gue suruh jangan deketin Haechan lagi. Tapi kita gak tau kan mereka di belakang gimana."

Renjun langsung memerosotkan bahu nya, lalu dia bersandar di bahu Guanlin.

"Lo jangan bikin gue overthinking, lin. Gue bisa aja sih gak mikirin itu secara kan gue gak tau orang yang lo katain bule. Tapi kebayang aja gitu."

"Iya deh. Maafin gue. Kayaknya Haechan lagi bantuin papa nya, papa dia kan CEO."

"Kayaknya. Gue gak mau nethink. Haechan pernah bilang kalo dia gak bakal sakitin gue, gue percaya sama dia."

Guanlin selalu berharap bahwa dirinya yang sekarang menempati posisi Haechan. Tapi tidak bisa, Guanlin hanya ingin berteman dengan Renjun.

"Daripada mikirin Haechan mending nontonin gue main basket sama yang lain. Dah yuk." Guanlin menarik tangan Renjun menuju lapangan sekolah.

▪▪▪▪▪

Bukan hanya ada Guanlin disana, Jeno juga ikut serta bermain bersama yang lain. Dulu Renjun menonton basket untuk Jeno, tapi sekarang tidak lagi.

Renjun hanya tersenyum ketika kejadian tersebut teringat lagi di pikiran nya.

Renjun juga tidak menonton sendiri, ada Jaemin di samping nya. Ya, kini Jaemin yang menonton basket untuk Jeno. Jaemin lah yang telah menggantikan posisi nya sekarang.

"Haechan gak masuk ya? Kenapa dia?" tanya Jaemin.

Renjun menggeleng, "Gak tau juga. Dia gak ngasih kabar yang jelas."

Jaemin hanya mengangguk-anggukkan kepala nya.

"Lo.. sama Jeno gimana?" sekarang giliran Renjun yang bertanya.

Jaemin terdengar menghela napas sebelum berbicara kembali, "Jeno masih bingung sama  perasaan nya. Tapi gue sebisa mungkin buat selalu ada di samping nya."

"Jeno tuh masih sama aja ternyata. Selalu bingung diawal. Gak apa-apa." Renjun menepuk bahu Jaemin, "Nanti juga dia bakal suka sepenuhnya sama lo dan juga ngelupain gue sepenuhnya."

B.Y.S | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang