Bonchap : cuddle

4.4K 386 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sekarang sudah pukul 11 malam, 2 jam yang lalu keluarga Haechan sudah pulang. Kecuali Haechan yang memilih untuk menginap di rumah Renjun, dia masih merindukan remaja Huang itu dan sedang tidak ingin jauh-jauh.

Mereka berdua sedang tiduran diatas kasur Renjun dengan Haechan memeluk tubuh Renjun, karna itu lah posisi favorit Haechan.

Sebelah tangan Renjun menjadi bantalan Haechan, Renjun juga sedari tadi asyik mengelus rambut Haechan. Dia seperti sedang menjaga bayi, iyakan.

"Udah tidur?" tanya Renjun.

"Belum."

"Ayo tidur, udah jam sebelas."

"Gimana mau tidur kalo dari tadi aku deg-degan terus."

Renjun tertawa lalu ikut memeluk tubuh Haechan. Sekarang posisi mereka saling menghadap.

Haechan menatap kedua manik hitam itu sambil tersenyum.

"Apa liat-liat?"

"Dih, masih aja galak."

Renjun terkekeh, "Bercanda kok."

Mereka kembali saling menatap. Entah apa yang ada di dalam hati mereka, yang jelas mereka sama-sama merasa senang.

Haechan sedikit maju, kembali memeluk Renjun dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Renjun.

Renjun itu selalu rapi dan wangi, sekalipun dia tidak mandi. Haechan mulai menyukai aroma Renjun ketika Renjun mengembalikan jaket nya dulu.

"Chan, kamu kecilnya manja ya ke orang tua kamu?" Renjun kemudian terkekeh setelah berkata seperti.

"Iya, hehe." Haechan mendongak, menatap wajah Renjun.

Renjun ikut menatap Haechan, lalu dia mengecup sekilas bibir Haechan.

"Yang lama dong." pinta Haechan sambil memajukan bibir nya.

Renjun menggeleng-gelengkan kepala nya dan kembali mencium bibir Haechan. Kali ini tidak sebentar, karna tangan Haechan menahan leher Renjun agar dia tidak melepaskan ciuman nya.

Ciuman itu berubah menjadi lumatan lembut. Bibir mereka saling tersenyum di pertengahan ciuman.

Tidak lama, Haechan melepaskan ciuman nya dan merubah posisi jadi terlentang. Renjun menatap Haechan bingung.

"Aku takut khilaf, Ren. Aku gak mau lebih dari ini sebelum kita resmi nikah." Haechan menoleh ke arah Renjun dan tersenyum lebar.

Awalnya Renjun terdiam, tapi dia ikut tersenyum. Haechan memang sebaik itu.

"Kamu juga masih kuliah. Mungkin ntar, kalo kamu udah lulus, baru kita nikah."

Renjun mengangguk, kemudian meletakkan kepala nya di dada Haechan. Tangan Haechan mengelus lembut rambut remaja itu, sesekali mencubiti pipi milik Renjun.

▪▪▪▪▪

"Loh hujan?" gumam Renjun yang baru saja bangun dari tidurnya.

Langit sebenarnya cerah, tapi hujan turun cukup deras. Biasanya akan ada pelangi setelah ini.

Renjun menoleh ke arah laki-laki disamping nya yang masih terlelap. Renjun terkekeh, sebab Haechan tertidur sambil memeluk boneka moomin miliknya.

Remaja itu menyingkap selimutnya kemudian bangkit dari sana untuk pergi ke kamar mandi. Renjun hanya mencuci muka, tidak untuk mandi.

Tidak lama Renjun keluar lagi, dia sudah selesai mencuci muka juga menggosok gigi.

Tadinya Renjun ingin membangunkan Haechan, tapi laki-laki itu sudah lebih dulu menarik tangan nya. Jadilah Renjun jatuh lagi ke ranjang, tubuhnya di dekap dari belakang oleh Haechan.

"Kamu masuk kuliah?" tanya Haechan dengan suara serak nya, Renjun sedikit merinding sebab Haechan berbicara tepat di dekat telinga nya.

"Gak ada kelas."

"Nah bagus. Udah disini aja pelukan sama aku."

Renjun memaksakan tubuhnya untuk berbalik menghadap Haechan.

"Cuci muka sana. Kusut banget tuh muka."

Bukan nya menuruti perkataan Renjun, Haechan kembali memejamkan matanya dengan tangan yang masih mekingkar di tubuh remaja itu.

Renjun menghela napas kemudian mencubit pipi Haechan.

"AWW! AW! SAKIT SAKIT!" Haechan meringis.

"Cepet bangun sana ish, cuci muka. Aku mau beresin kamar!"

"Iya sayang iya, bentar dong. Aku masih kumpulin nyawa."

"Alesan, cepet deh!"

"Iya iya." Haechan kemudian berdiri untuk pergi ke kamar mandi. Sembari menunggu Haechan, Renjun pun membersihkan kamarnya.

Selesai merapikan kasur dan menyapu seisi kamar, Renjun sedikit me-lap kaca jendela kamarnya.

Lalu Renjun merasakan sesuatu melingkar di perut nya, ah sudah jelas itu pasti Haechan. Laki-laki itu hobi sekali memeluk Renjun.

Haechan menempelkan hidung nya di leher Renjun.

"Chan astaga, gak bosen-bosen kamu cuddle terus ke aku?"

Haechan menggeleng, "Gak akan pernah bosen kayaknya."

Renjun memutar bola mata dan kembali fokus membersihkan kaca jendela.

"Aku laper nih, pengen makan."

"Yaudah bentar, aku beresin ini dulu abis itu kita makan."

"Aku mau nya makan kamu."

Renjun langsung menempelkan lap yang dia pakai untuk membersihkan kaca itu ke muka Haechan.

"Makan tuh lap." kemudian Renjun pergi dari sana.

▪▪▪▪▪



































Uwu tidak? Wkwk

Bonchap lagi atau udah aja?

Tetap vote & komen ya chingu 😉

B.Y.S | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang