Prolog

1.6K 187 64
                                    

Happy Reading

Seorang siswa berpakaian putih abu-abu sedang berlari menuju ruang kelas. Seperti biasanya, baju selalu dikeluarkannya. Mungkin, sekarang ini seragam yang dikenakan Azka sudah tidak rapi.

Brakk

Pintu kelas terbuka kencang hanya dengan sekali dobrakan dari arah luar kelas. Suasana kelas yang tadinya riuh tiba tiba menjadi sepi karena ulah seseorang tersebut.

Tanpa orang itu sadari, ada 1 murid yang menatap tajam ke arah orang tersebut.

"HEH MAKSUD LO APAAN DOBRAK PINTU KELAS GITU HAH!? KALO TU PINTU COPOT GIMANA? LU MAU GANTI? LU UDAH BANYAK NGERUSAK FASILITAS YANG ADA DI KELAS INI". Ucap seorang wanita yang menatap tajam ke arah lelaki itu sambil berjalan menghampiri laki laki tersebut.
Perempuan itu adalah Renata Candragita Gavaputri.

Renata atau biasa di panggil Rena adalah ketua kelas XII IPA 2. Rena bisa di bilang ketua kelas killer, apalagi kalau udah berurusan sama Azka Earnest Vernandez, bawaannya pengen marah dan ngegas terus.

Renata juga jago dalam hal bela diri, karena ia mengikuti ekstrakurikuler silat di SMA nya.

Sepertinya, Rena harus butuh stok kesabaran lebih untuk menghadapi seorang Azka yang tengil, tidak tau sopan santun apalagi kepada gurunya sendiri.

Tapi, dibalik sifatnya yang tengil, Azka sangat tidak suka jika ada seseorang yang berbuat semena-mena terhadap perempuan. Ya, Azka sangat menghargai perempuan.

Kalau kata Azka " Gua gak bisa liat perempuan sedih apalagi sampai di injek-injek harga dirinya bahkan tidak menghormati perempuan itu. Kata mami, gua sebagai anak laki-laki itu harus bisa menghargai dan menghormati perempuan."

Bayangkan saja, sebarapa beruntungnya pendamping hidup Azka nanti, sudah pasti ia akan di perlakukan bak seorang ratu.

"Eits, sabar mbak nya, santai gak usah nge-gas. Situ nanya atau wawancara, nanyanya satu satu dong!" ucap Azka sambil berusaha mengatur nafasnya karena habis berlari.

Seorang laki-laki yang selalu memakai headband dengan baju yang dikeluarkan dan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana biru muda nya, serta dengan gaya coolnya sampai sampai gagang permen di masukkan ke mulut. Entah lah, padahal permennya sudah habis.

"APA? SANTAI LU BILANG!" tegas Rena dengan meninggikan nada bicaranya tepat di depan wajah Azka

"Gak usah ngegas juga," ucap cowok itu.

Sabar Rena, sabar, itu manusia satu emang suka gitu ~batin Renata.

Kayaknya bikin nih cewek kesel seru kali ya. Gumam Azka.

"Kayaknya kalau kelinci-kelinci lu gua jadiin sate pasti enak ", dengan menunjukkan raut wajah Rena seolah-olah sedang membayangkan betapa lezatnya sate kelinci itu.

"Gak usah bawa-bawa Rachel sama Peter lo ya. Awas sampe lu nyenggol kelinci-kelinci gua, skuy batu hantam" Azka yang tidak terima karena kelinci-kelinci kesayangannya dibawa-bawa langsung menunjukkan raut wajah datarnya.

"AMBOY - AMBOY, ada apa gerangan sih kawand" ucap Zidan Maximiliao dari arah tempat duduknya. Sang ketua OSIS bar-bar dan tegas.

Zidan sangat mengerti waktu dan suasana kapan ia harus bar-bar dan kapan ia harus tegas untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang OSIS SMA Aksara.

"ZIDAAAANN, lu kesini cepat." Dengan melirik Azka tajam tanpa memalingkan tatapannya, Rena memanggil Zidan dengan suara yang menggelar.

Mendengar teriakan Rena, sontak seisi kelas pun menutup telinganya.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang