62|| Ungkapan Perasaan Azka

111 12 0
                                    

Happy weekend guys.

AZKAREN update kembali.

Jangan lupa klik bintangnya, ya.

Rekomendasikan juga cerita ini ke teman-teman dan share ke akun sosmed yang kalian punya.

Karena AZKAREN adalah karya pertama. Jadi, mau tanya kenapa kalian masih bertahan baca cerita ini sampai menunggu ending?

Kasih satu alasan, ya.

Dari segi pandang kalian, AZKAREN itu gimana?

Mungkin pada bingung kenapa tanya seperti ini.

Ya, alasannya karena pengen tau gimana penilaian readers terhadap karya-karya Nad. Dan ini bisa membantu juga untuk memperbaikinya supaya kedepannya Nad bisa membuat banyak cerita yang lebih baik, tentunya juga mengandung nilai moral.

⚠️‼️Part ini mengandung tingkat keuwuan. Disarankan membacanya di tempat yang sepi. ⚠️‼️

Tandai jika ada typo.

Happy Reading ✨

 (~~~>°°°°°°°°°°<~~~)


“Kalau gua minta lo jangan terlalu dekat sama Zidan boleh?” tanya Kavin hati-hati.

Lea mengernyit bingung, “Terlalu dekat gimana? Gua sama Zidan biasa-biasa aja.”

“Itu lo nya doang yang beranggapan gitu. Gua perhatiin Zidan suka lo.”

Lea terkekeh. Satu tangannya menumpu dagu. “Gak mungkin. Gua sama dia cuma sahabatan.  Nih, ya, gua, Rena, Lena, Jessica, lo, Azka, Darren, Zidan, kita, kan sahabatan. Wajar dong kalau lo liatnya gua sama Zidan dekat.”

“Kalau gua minta bukan sekadar sahabat lo apa boleh?”

“Hah?” Lea semakin tidak paham dengan arah pembicaraan Kavin.

“Kasih gua kesempatan satu kali lagi, Le.”

“Kesempatan apa? Gua gak paham apa yang lo omongin.”

Kavin memajukan kursi yang ditempatinya. Wajahnya dimajukan sedikit. Tatapannya berubah serius. Kavin mengunci tatapan cewek yang ada di depannya.

Lea yang melihat wajah Kavin dengan jarak sedekat itu pun langsung memalingkan wajahnya ke segala arah kecuali ke arah cowok itu. Dirinya menjadi gugup.

“Liat gua,” ucap Kavin secara halus. Lea tidak menanggapinya. Sebenarnya Lea mendengarnya, tetapi karena perasaan gugupnya jadi ia memilih untuk diam saja.

Kavin bangkit dan berjongkok tepat di depan Lea yang duduk di kursi. “Soal salah paham foto yang di feed instagram, kan udah clear. Gua udah cerita semuanya ke lo. Jadi, kasih kesempatan gua sekali lagi untuk bisa bersama lo.”

Lea menghela napasnya untuk menghilangkan rasa gugupnya. “Maaf, Vin, gua belum kepikiran untuk itu. G–gua—.” Ucapannya terhenti saat Kavin menunjukkan seulas senyum. Entah apa arti dari senyuman itu.

“Okey, gua paham. Sebentar lagi udah mulai ujian. Gua gak mau ganggu waktu belajar lo.” Kavin berdiri dan Lea mendongak.

“Bukan gitu maksudnya—”

Tangan kanan Kavin terangkat mengelus surai hitam itu. “Setelah ini lo jangan jauhin apalagi cuek ke gua, ya? Waktu lo cuek ke gua di situ gua bingung banget. Gua mikir apa gua buat salah ke lo.”

Lea mengangguk dan matanya melirik ke atas, yaitu ke tangan Kavin. Dengan sigap, Kavin langsung menurunkannya.

“Kalau soal itu, gua, kan emang gini orangnya.”

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang