16|| Surat dan Peringatan

259 36 19
                                    

Assalamualaikum all.

Alhamdulillah, AZKAREN up.

Jangan lupa vote dan komen ya.
kasih krisar nya juga boleh. Langsung komen aja.

Share cerita ini di akun medsos yang kalian punya. Jangan lupa rekomendasiin juga ke teman-teman kalian ya.

Happy Reading
.
.
.
.
.

Lelah boleh, tapi jangan sampai menyerah. Masih ada keinginan yang belum tercapai. Bangkitlah! Tunjukkan pada dunia bahwa kamu bisa menjalaninya.

~ Renata Candragita Gavaputri

~ Renata Candragita Gavaputri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)


"Akhirnya, selesai juga. Kayak mau pecah nih otak gua," keluh Darren.

Setelah 2 jam lamanya siswa-siswi mengikuti ulangan dadakan mata pelajaran matematika yang sangat menguras emosi, pikiran dan usaha. Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu jam istirahat. Kini ke 7 remaja sedang menikmati makanan dan minuman di kantin Mang Jamal.

Begitupun dengan Rena. Ya, dirinya terpaksa ikut ke kantin karena paksaan dari Lena. Waktu istirahat yang seharusnya Rena manfaatkan untuk tidur di kelas jadi hancur begitu saja kerena ulah cewek itu. Lena menarik tangan Rena hingga membuatnya terpaksa untuk bangkit dan berjalan ke arah kantin.

Selama ulangan berlangsung, Darren dan Kavin tidak ada yang bisa diam. Mereka berdua saling bertukar jawaban. Azka yang duduknya berjejer degan Kavin, terpaksa menjewer telinga cowok itu hingga memekik kesakitan memenuhi ruang kelas yang situasinya hening.

Sedangkan Zidan, ia dipaksa untuk duduk berjejer dengan Darren oleh Pak Udin. Zidan yang selalu tenang dan fokus dalam setiap ulangan sebisa mungkin sabar menghadapi Darren yang selalu melirik jawaban miliknya secara diam-diam.

Mau tidak mau, Zidan menutup lembar jawabannya dengan lembar soal dan memberi pembatas antara mejanya dengan meja Darren dengan menggunakan tasnya.

"Sok lo. Ngerjain modal nyontek gayanya selangit," sahut Kavin

"HEH!!---" Darren menggebrak meja membuat semua orang yang berada di kantin menoleh ke sumber suara. Cowok itu menampilkan senyum kudanya dan berdehem pelan untuk mengurangi rasa gugupnya.

"---Lo juga nyontek ya." lanjutnya.

"Tapi, gua nyontek yang awal-awal aja. Ya gak, Ka?" Kavin menatap Azka yang sedang memotong bakso urat.

"Iya, awal aja. Tapi yang essay. Rugi gua."

"Pak Udin ngadain ulangannya dadakan sih. Soal 50, pilihan ganda 10 sisanya essay. Mantap gak tuh," keluh Zidan.

"Soalnya rata-rata X, Y, Z. Ngajak main teka-teki emang." Azka yang mulai tertarik dengan topik yang dibicarakan Zidan ikut membahas.

"Mending itu, daripada IPA mobil jalan pakai di hitung sekalian bensinnya juga." Lena menghembus napasnya pelan.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang