Sebelumnya, Nad mau tanya sedikit. Kalian tahu cerita ini darimana?
Jangan lupa klik bintangnya.
Happy Reading ✨
.
.
.
.
.(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)
Rena berjalan dengan santai menyusuri lorong sekolahan. Cewek itu memilih untuk berangkat ke sekolah lebih awal. Setelah selesai memakan satu potong roti dengan selai cokelat serta satu gelas susu putih, Rena langsung menjalankan motornya menyusuri jalanan yang terlihat ramai lancar. Rena menatap jam yang melingkar ditangannya. Mengingat hari ini sampai 9 hari kedepannya dia beserta siswa-siswi SMA Aksara melaksanakan ujian, maka jam masuk sekolah berubah menjadi jam setengah delapan.
Rena menjalankan motornya dengan santai karena masih ada waktu empat puluh lima menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Udara yang sejuk membuat perasaannya menjadi tenang. Untuk ujian ini, Rena berusaha dengan keras untuk membuktikan kepada bundanya kalau ia bisa mendapatkan rangking satu, walaupun cukup sulit.
Sebenarnya, Rena sedikit kesal mengingat bahwa dirinya akan berjejeran dengan Azka. Tapi, Rena sama sekali tidak bisa merubah keputusan wali kelasnya itu. Rena tidak mempermasalahkan harus mempunyai jejeran dengan siapa. Dia hanya resah karena Azka selalu mengganggunya dan menguji tingkat emosinya.
Rena duduk dibarisan nomor dua dari depan. "Kayaknya sembilan hari ke depan gua bakalan berangkat awal terus." Rena terkekeh setelah meletakkan tasnya dan mendudukkan dirinya.
Rena mengambil buku mata pelajaran matematika dari dalam tas. Jadwal ujian hari ini adalah matematika peminatan dan PKn.
"Gua heran banget deh. Kalau pas belajar gini udah paham sama materi dan rumus. Tapi, nanti kalau ujian, kenapa gua mendadak amnesia," keluhnya seraya menjadikan tangannya sebagai tumpuan kepala.
Lima belas menit Rena belajar, terdengar suara derap langkah dari luar
"ASSALAMUALAIKUM PARA REMAJA BEBAN ORANG TUA!" ucap Lena dengan suara yang menggema mengingat suasana kelas masih sepi.
Rena yang masih berfokus dengan buku bacaannya langsung menegakkan tubuhnya kaget. Cewek itu menatap malas sahabatnya tersebut. Sepertinya, mulut Lena susah untuk dikondisikan.
"Waalaikumsalam. Gak usah teriak-teriak bisa gak?!" tegas Rena.
Lena menggaruk tengkuknya. Lena melangkahkan kakinya ke kursi yang terletak di samping Rena, lalu melihat materi apa yang sedang Rena baca.
"Tumben gak bareng Kavin, ucap Lena disela-sela keheningan yang melanda mereka.
Rena menatap Lena sebentar tak lama pandangannya berfokus kembali kepada buku yang sedang menarik perhatiannya.
Lena berdecak. "Gini amat punya sahabat ambis. Kalau udah fokus ke buku lupa sama orang disekitarnya."
"Bosen bareng dia terus. Nanti gua dikira yang nggak-nggak sama jejengkol," alibi Rena yang tetap berfokus kepada buku yang berisi rumus-rumus tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAREN [END]
Novela Juvenil[REVISI SETELAH END] "Aku menerima mu dari sifat dan sikap bukan dari fisik maupun harta." *** Azka Earnest Vernandez, seorang most wanted dan kapten basket serta Renata Candragita Gavaputri seorang ketua kelas XII IPA 2. Tak banyak yang tau di bal...