55|| Jessica & Foto Itu

87 12 0
                                    

Selamat malam semuanya.

AZKAREN up.

Jangan lupa klik bintangnya.

Rekomendasikan juga ke teman-teman kalian.

Share cerita ini ke Tik Tok atau akun sosmed yang kalian punya.

Tandai jika ada typo.

Ramaikan kolom komentarnya🤩

Untuk mendapatkan info ataupun spoiler dari cerita-cerita karya Nad termasuk cerita AZKAREN ini follow akun Instagram dan Tik Tok. Subs channel YouTube juga.

⚠️Username tertera diakhir part.

Happy Reading ✨

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)


Acara tahlilan telah selesai. Kini para warga yang hadir berbondong-bondong menjauhi area rumah Rena untuk menuju rumahnya masing-masing. Papi Elvis, mami Adel dan bang Fadgham juga pulang setelah mengikuti serangkaian acara tahlilan ini.

Di ruang keluarga, kedelapan remaja duduk di atas karpet berbulu. Satu diantarnya menatap ke depan dengan padangan kosong. Kedua mata yang sembab, wajah pucat dan lemas membuat para sahabatnya mencemaskan dirinya.

Cewek yang biasanya ceria seharian ini hanya diam. Bahkan, dia akan berbicara jika ada yang bertanya saja.

Usai acara tahlilan, bunda Ira segera menuju kamarnya. Beliau masih terpukul dengan kepergian suaminya. Bunda Ira mendiami Rena sejak mengetahui kabar kalau suaminya kecelakaan.

"Ren," panggil Lena seraya memegang bahu Rena dari samping. Rena pun tersadar dari lamunannya.

"E-eh, iya apa?" tanyanya gugup.

"Jangan ngalamun," tegur Azka.

"Dari tadi dipanggil Lea gak jawab-jawab lo," imbuh Lena. Rena menggaruk dahinya yang tak gatal.

"Kenapa, Le?" tanya Rena kepada Lea.

"Azka," jawab singkat Lea.

Rena menaikkan satu alisnya bingung. Kenapa sahabatnya yang satu ini selalu irit bicara? Pikirnya.

"Maksudnya?"

Azka menggeser duduknya supaya lebih dekat dengan Rena. "Gua khawatir liat lo gini. Dari tadi ngalamun lo nya."

"Gua gak apa-apa." Rena tersenyum dibalik perasannya yang sangat hancur. Rasanya dada sakit jika dirinya mengatakan tidak apa-apa. Tapi, mau bagaimana lagi. Rena tidak ingin membuat para sahabatnya khawatir.

Zidan menengok jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah jam sepuluh malam. Zidan duduk bersimpuh, "Ren, gua sama yang lainnya pamit pulang dulu."

Rena menoleh dan mengangguk. "O-oh, ya, hati-hati. Terimakasih banyak udah ke sini. Gua jadi ngerepotin kalian seharian ini."

"Gak usah bilang terimakasih ke kita. Lagian kita kan sahabatan, jadi kalau ada salah satu diantaranya terkena musibah udah seharusnya kita saling membantu."

"Satu lagi, kita sama sekali gak merasa direpotin lo. Malah, nih, ya kita senang bisa temanin lo," lanjut Jessica dengan tatapan tulus.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang