Selamat malam semuanya.
Seperti biasa, jangan lupa klik bintangnya dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman dan akun medsos yang kalian punya.
Tandai jika ada typo.
Happy Reading ✨
.
.
.
.
.(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)
Udara sore hari masuk tanpa izin melalui ventilasi jendela kamar Rena. Cewek itu baru saja selesai belajar. Ia merebahkan tubuhnya setelah duduk terlalu lama. Jam dinding berbentuk lingkaran dengan sisinya berbahan kaca menunjukkan pukul empat sore.
Sembari menunggu bundanya membukakan kunci pintu kamarnya, cewek itu meletakkan kedua kakinya di tembok. Ia mengamati pergerakan kipas AC . Tiga menit selanjutnya, Rena bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Cewek itu membersihkan badannya menggunakan air yang mengalir dari shower berwarna putih tulang.
Dua puluh menit berlalu, Rena pun sudah selesai dengan kegiatannya. Cewek itu duduk di meja rias. Tangannya bergerak meraih hairdryer yang terletak di laci meja berwarna hitam tersebut. Rena mulai mengeringkan rambutnya.
Ceklek!
Suara yang berasal dari pintu berhasil mengindahkan kefokusan Rena dari rambut ke pintu itu. Rena segera mencabut colokan hairdryer nya, lalu diletakkan ditempat semula.
"Ke bawah sekarang!" perintah Bunda Ira.
Rena yang ingin mengatakan sesuatu pun niatnya itu diurungkan kembali lantaran mendengar perkataan bundanya. "Gak usah banyak tanya!" lanjut bunda Ira seolah mengerti apa yang anaknya itu pikirkan.
Rena mengangguk patuh. Mereka berdua menuruni anak tangga secara beriringan dengan bunda yang berada di depan.
Saat sampai di dekat sofa, Rena sangat terkejut. Berbeda dengan bundanya yang memberikan senyuman menenangkan kepada tamu yang sudah duduk di sofa.
"Saya ke kamar dulu supaya tidak menggangu kalian mengobrol." Bunda Ira melangkahkan kakinya menuju ruangan berukuran tiga meter dikali lima meter dengan cat putih dan biru pastel.
Rena berdiri di depan orang itu. "Lo ngapain ke sini? Mau pinjem buku?"
Tamu itu menatap datar Rena. "Mau ngajak lo main," jawabnya.
Rena mengangkat sudut alisnya dan membuka sedikit mulutnya. "Hah? Ngajak kemana? Gua gak mau!"
Rena duduk di sofa sampingnya dengan memiringkan tubuhnya ke kiri. Seorang remaja laki-laki yang menggunakan headband berwarna merah dan berjaket levis. Seseorang yang berhasil meminta izin kepada perempuan berumur empat puluh delapan itu untuk menemui Rena.
"Kumpul sama anak-anak," ujar Azka.
Melihat reaksi yang diberikan Rena, Azka pun paham apa yang sedang perempuan itu pikirkan. "Diizinin tante Ira. Jadi, lo buruan siap-siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAREN [END]
Teen Fiction[REVISI SETELAH END] "Aku menerima mu dari sifat dan sikap bukan dari fisik maupun harta." *** Azka Earnest Vernandez, seorang most wanted dan kapten basket serta Renata Candragita Gavaputri seorang ketua kelas XII IPA 2. Tak banyak yang tau di bal...