63|| Rena Hilang

95 9 0
                                    

Selamat malam.

AZKAREN update kembali.

Jangan lupa klik bintang yang ada di pojok kiri bawah.

Happy Reading ✨

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)


Sudah sepuluh menit Azka berdiri di depan pintu dengan tangan dilipat di depan dada. Cowok itu memfokuskan tatapannya ke Kavin yang sedang memerhatikan Lea. Azka membuang napas berat. Sekolah sudah sepi, hanya tersisa Azka, Kavin, Lea, dan para guru piket.

Kavin tidak menyadari kalau sahabatnya sedang menatap jengah ke arahnya. Di depannya berdiri dengan jarak dua meter terdapat Lea yang sedang melaksanakan piket kelas. Sebenarnya jadwal piket Lea tidak hanya dirinya saja. Lea, Rena beserta tiga teman lainnya memiliki jadwal piket hari Rabu. Rena dan satu temannya tidak berangkat sekolah. Adapun dua lainnya ada urusan dengan salah satu guru. Alhasil, hanya Lea saja yang piket sendiri.

Kavin ingin membantunya, tetapi Lea melarangnya. Tidak hanya Kavin, Azka juga mendapatkan penolakan dari Lea. Katanya, jika dua cowok itu membantunya akan semakin lama. Bukan tanpa sebab, tapi dua orang itu mendapat jadwal piket di hari yang sama dan Lea sering melihat keduanya berebut sapu dan berakhir lengan mereka berdua mendapat cubitan pedas dari Lea dan Rena.

"Bantuin sana cewek lo! Kalau telat bisa-bisa Rena marah," celetuk Azka seraya mengarahkan dagunya ke Lea yang berada di dekat meja guru untuk menyapu bagian sekitar itu.

"Leayang, gua bantuin, ya? Kita udah pegel, nih nungguinnya," ucap Kavin selembut mungkin membuat Azka yang mendengarnya merasa geli.

"Nama gua Lea. L-E-A, LEA! Lagi pula gua gak nyuruh lo untuk nungguin gua," balas Lea tanpa melihat ke arah Kavin.

"Pft!" Azka melihat ke atas saat Kavin memberikan tatapan tajamnya.

"Iya, nama lo Lea. Gua bantuin, ya?"

"Gak usah. Sebentar lagi juga udah selesai."

Kurang dari satu menit, Lea hampir tuntas melaksanakan kewajibannya. Dengan segera Kavin mengambil serokan sampah.

Lea kembali ke dalam kelas untuk meletakan sapu dan mematikan kipas serta lampu. Setelahnya, ia menutup pintu kelas. Lea melihat sekitar, ternyata cuma ada mereka bertiga.

"Yang lainnya kemana? Kata lo perginya bareng."

Kavin melihat Azka berharap cowok itu dapat membantunya member alasan kepada Lea. Namun, Azka mengedikkan bahunya.

"Udah duluan kali." Kavin mendorong pelan Lea agar tidak menanyakan beberapa persoalan lagi.

"Yang lainnya gak jadi ikut," celetuk Azka santai.

Kavin menoleh ke belakang dengan mulut terbuka. Padahal, dirinya sudah berusaha untuk tidak mengucapkan yang sebenarnya. Dan dengan mudahnya Azka sendiri yang menjelaskannya.

"Berarti ini gak jadi ke rumah Rena?" tanya Lea polos. Kavin hanya bisa pasrah.

"Jujur aja kenapa, sih. Dari pada nanti udah sampai ke rumah tante Ira, Lea nya malah marah ke lo."

Lea mengernyitkan dahinya. Ia melihat Kavin dengan tatapan bertanya. "Oh, jadi mau ke tempat tante Ira dan lo-" tunjuknya kepada Kavin.

Kavin menurunkan tangan Lea. "Iya-iya, maaf, gua gak bilang dari awal takut lo gak mau ikut. Jadi, lo mau, kan? Barang-barang Rena ada yang ketinggal. Gua gak mau di sana nanti Rena kenapa-kenapa."

Lea mengangguk.

Kavin bernapas lega. Ia pikir Lea tidak akan mau. Ketiganya berjalan bersama dengan Azka di belakang menatap malas dua manusia di depannya.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang