31|| Ancaman?

119 14 0
                                    

Selamat malam semuanya.

Seperti biasa, jangan lupa klik bintangnya dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman dan ke akun medsos yang kalian punya.

Kalian tau cerita ini lewat jalur mana?

Ig?

Tik tok?

YouTube?

Tandai jika ada typo.

Happy Reading ✨
.
.
.
.
.

Kamu memberikan pelangi untuk orang disekitar dan dengan ikhlas menjadi tempat pendengar yang baik. Padahal, kamu sendiri juga membutuhkan itu.

~ Azka Earnest Vernandez

============∆∆∆============

Maaf, aku merasa senang ketika orang lain tersenyum dan aku berguna bisa menjadi tempat untuk mencurahkan keluh kesah permasalahan yang mereka hadapi.

~ Renata Candragita Gavaputri

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)

"Eh, berarti yang ambil raport kamu Bunda, ya?" lanjutnya.

"Itu, Pah. Rena ambil sendiri. Maksudnya, yang ambil raport itu siswa-siswinya." Rena segera membenarkan ucapan Papanya saat mengetahui reaksi Bundanya.

"Assalamualaikum, Om, Tan. Kavin pulang," ujar Kavin penuh semangat. Senyumannya terukir jelas menandakan bahwa dia sangat bahagia hari ini.

"Waalaikumsalam. Kenapa senyum-senyum gitu? Biasanya datang mukanya lecek kayak baju gak disetrika dua minggu. Eh itu juga, seragam masih rapi?" ledek Papa Gio kepada Darren.

"Ya ampun, Om. Kalau ngomong jangan jujur banget dong. Kavin lagi berbunga-bunga tau. Kavin ke atas dulu, ya." Kavin menggaruk tengkuknya, "Ren, ikut gua!" pintanya.

"O-oke. Rena ke atas dulu, ya, Pah, Bun."

Sepanjang menaiki anak tangga senyuman Kavin tak kunjung pudar. Rena yang melihatnya pun dibuat merinding. Rena meletakkan telapak tangannya di dahi Kavin.

"Vin, benar nih, ya, gua merinding liat lo gini. Lo habis ketempelan hantu di LC?"

Kavin berdecak. "Gak jelas, lo. Nanti gua ceritain. Makanya ikut ke kamar gua."

Kavin duduk di sisi ranjang dan Rena duduk di kursi yang berada di depan meja belajar milik sepupunya.

"Gua udah jelasin ke Lea dong," ucap Kavin dengan bahagia.

Ternyata respon Rena tidak sesuai apa yang Kavin inginkan. Rena menaikkan satu alisnya.

"Bagus," singkatnya.

Seketika Kavin menatap malas Rena. Pikirnya apa hanya satu kata itu yang diucapkan sepupunya?

"Ck! Bodo, Ren. Sana keluar dari kamar gua!" usir Kavin dengan kesal.

"Ngambek?" tanya Rena saat Kavin sudah berada di dalam kamar mandi. Tak kunjung mendapatkan jawaban, akhirnya Rena memutuskan untuk keluar dari kamar sepupunya itu.

Rena merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah selesai mandi dan menyisir rambut. Handphone yang tadinya di atas nakas sekarang berada di genggamannya. Wajahnya terlihat bimbang antara ingin mengechat Lea ataukah tidak. Sepertinya, ini bukanlah urusannya. Jadi, niat itu diurungkan kembali. Mungkin saja besok Lea sendiri yang akan menceritakannya.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang