Selamat malam semuanya.
Seperti biasa, jangan lupa klik bintangnya dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman dan akun medsos yang kalian punya.
Tandai jika ada typo.
Happy Reading ✨
.
.
.
.
.(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)
"B-bun," sapa Rena kepada bundanya yang berdiri dengan wajah mendongak.
"Rena udah—," ucapannya terpotong
"Ngobrol sama siapa kamu?!" tanya Bunda Ira.
"G-gak sama siapa-siapa, Bun," balas Rena dan memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya mamandang manik mata itu.
"Bun, Nak. Papa pulang," ujar Papa Gio dengan suara yang memenuhi seluruh ruangan lantai dasar rumahnya.
Mendengar itu, Bunda Ira mendadak tersenyum lebar ke arah Rena. Ia mendekati anak perempuannya tersebut, lalu merangkulnya erat.
Dalam hati Rena sangat senang karena sudah lama sekali dirinya tidak merasakan sedekat ini dengan bundanya, walaupun saat ini hanya sebatas terlihat akrab saja.
"Akurnya anak dan bunda." Papa Gio terkekeh seraya berjalan mendekati kedua perempuan itu.
Bunda Ira menoleh ke kanan, raut wajah datarnya ia tunjukkan lagi kepada Rena. Setelahnya, ia pun tersenyum menenangkan.
"Habis ngapain kalian berdua? Kok Rena belum ganti? Atau baru pulang sekolah?" tanya Papa Gio bertubi-tubi.
"Oh, ini kita habis bersih-bersih rumah," balas Bunda Ira, "Anak kita baru pulang sekolah, jadi belum sempat ganti. Padahal, Bunda udah nyuruh ganti dulu, tapi dia nolak."
Rena mengangguk saat tatapan Papanya tertuju ke arahnya. "Iya, Pa."
"Yaudah, kamu mandi dulu. Papa mau ke kamar," pesan Papa Gio kepada anaknya.
Setelah pria itu berjalan dan memasuki rumahnya, Bunda Ira mencengangkan bahu Rena dengan kuat membuat sang empu meringis.
Bunda Ira mendekatkan mulutnya ke telinga putrinya itu. "Kamu harus ngikutin apa yang saya ucapkan ketika berhadapan dengan suami saya. Kalau melanggar, kamu akan tahu akibatnya!" bisiknya hingga membuat Rena merinding.
Cewek itu mengangguk lemah. "B-bun, s-sakit," rintihnya.
"Bisa kesakitan juga kamu." Bunda Ira memperlihatkan smiriknya. Bukannya melepaskan cengkeramannya, beliau malah semakin memperkuatnya.
"Ssshhh!" Rena meringis.
"BUN, KAOS PAPA YANG WARNA ABU-ABU DIMANA, YA??" teriak Papa Gio dari dalam kamarnya.
Mendengar itu, Bunda Ira melepaskan cengkeramannya dan Rena pun mengelus pundaknya.
Rena mengangkat wajahnya untuk menahan agar air matanya tidak menetes. Bukan karena rasa sakit di bahunya, melainkan perlakuan bundanya tadi. Kalau dipikir-pikir, anak mana yang tidak akan sedih jika seorang Ibu memperlakukannya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAREN [END]
Teen Fiction[REVISI SETELAH END] "Aku menerima mu dari sifat dan sikap bukan dari fisik maupun harta." *** Azka Earnest Vernandez, seorang most wanted dan kapten basket serta Renata Candragita Gavaputri seorang ketua kelas XII IPA 2. Tak banyak yang tau di bal...