58|| Rena Pergi

90 12 10
                                    

Happy weekend 🤗

🐰🐰

Happy Reading ✨
.
.
.
.
.

 (~~~>°°°°°°°°°°<~~~)


Rena menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa tidak ada bundanya. Rena mengambil akta kelahirannya dan mulai membaca urut dari atas. Ketika sampai ditengah-tengah, kedua mata Rena membola sempurna dengan mulut yang menganga. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Perputaran jam baginya terasa berhenti.

"Ng-nggak mungkin 'k-kan ini?" tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Rena duduk di atas lantai. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas. Air mata sudah membasahi pipinya. Sebuah rahasia yang sangat besar ditemukannya hari ini tanpa kesengajaan. Awalnya hanya ingin membereskan barang-barang berharga malah menemukan sebuah kenyataan yang mengejutkan.

"Jadi, s-selama ini gua b-bukan anakanya b-bunda?" ujarnya dengan terbata-bata dan suara bergetar.

"Pantes selama ini bunda selalu larang supaya gua gak nyentuh akta kelahiran."

"Ternyata, ini juga sebabnya bunda selalu kasar ke gua-" Tidak, Rena tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
"ARGGHHHH!" teriak Rena. Lena dan Lea yang sedang berbincang-bincang pun segera berlari. Namun, langkahnya berhenti karena tangan Lea menahannya.

Di dekat Rena sudah berada bunda Ira yang baru saja datang dari arah gudang. Bunda Ira menatap tak percaya apa yang Rena lakukan. Di sisi lain, Rena mengelap air matanya dan berdiri. Rena menunduk tak berani menatap perempuan yang ternyata adalah ibu sambungnya.

"APA YANG KAMU LAKUKAN?" bentak bunda Ira. Rena memejamkan matanya.

"BUKANKAH SAYA SUDAH MELARANG KAMU UNTUK TIDAK MENYENTUH KERTAS INI?" bunda Ira mengambil paksa akta kelahiran itu dari tangan putrinya.

Rena mengangkat kepalanya perlahan," J-jadi, ini a-alasan bunda la-larang Rena?"

"Bagus kalau kamu sudah mengetahuinya. Saya gak perlu repot-repot mengeluarkan teaga untuk menjelaskan semuanya."

"B-bunda kenapa gak kasih tau Rena? Kenapa, bun?" Rena menangis.

Dari balik lemari hias, Lena dan Lea menyaksikan percekcokan antara ibu dan anak tersebut. Keduanya masih belum mengerti kenapa Rena menangis.

"Ini semua permintaan almarhum suami saya. Dia yang akan memberitahukannya setelah kamu lulus sekolah."

"Berhubung kamu sudah tau yang sebenarnya, jadi mulai saat ini jangan memanggil saya dengan sebutan 'bunda'!" tegas bunda Ira.

"B-bunda kandung Rena d-dimana?"

"Di makam!"

Deg!

Bak diserang petir di siang bolong, lagi dan lagi Rena mendapatkan sebuah kenyataan yang tidak mengenakkan hatinya,

"Ma-maksudnya?"

"Majikan sekaligus istri pertama almarhum suami saya bernama Naeva Averyl. Beliau meninggal setelah melahirkan putrinya yang sekarang ada di depan saya! Pesan terakhirnya, yaitu agar saya menikah dengan suaminya dan menjadi ibu sambung untuk putrinya," jelas bunda Ira. Rena membeku di tempat. Ingin tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita ini, tetapi begitu lah kenyataan yang ada.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang