39|| Pengembalian Raport

89 13 1
                                    

Selamat malam semuanya.

Seperti biasa, jangan lupa klik bintangnya dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman dan akun medsos yang kalian punya.

Tandai jika ada typo.

Happy Reading ✨
.
.
.
.
.

 (~~~>°°°°°°°°°°<~~~)

Dengan kecepatan sedang, kedua remaja itu menelusuri jalanan yang terlihat hanya beberapa kendaraan saja melintasinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kecepatan sedang, kedua remaja itu menelusuri jalanan yang terlihat hanya beberapa kendaraan saja melintasinya.

"Ini bener 'kan nyokap gua ngizinin sampe pulang larut malam?" tanya Rena dengan meninggikan suaranya agar Azka dapat mendengarnya.

"Bener, Ren. Gak percaya banget sama gua!" teriak Azka dari balik helmnya.

"Dingin, gak, lo?" tanya Azka.

"Apa? Laper?!" teriak Rena karena kurang jelas mendengar apa yang cowok itu ucapkan.

"DINGIN, GAK?!" tanya Azka sekali lagi dengan meninggikan suaranya.

"Oh, gak," balas Rena seadanya. Sejujurnya, ia kedinginan.

Kemeja yang digunakannya sekarang tidak mampu melindunginya dari angin malam.

Ciiiiiiiittttttt!

Azka mengerem motornya secara mendadak saat berada di jalanan sepi. Refleks, Rena pun memeluk erat pinggang Azka. Rena memejamkan matanya. Jantungnya berdegup tak beraturan.

"Ngapain rem mendadak?!" tanya Rena dengan kesal. Cewek itu masih memejamkan matanya.

Azka melepas helmnya, lalu diletakkan di atas tanki motornya. Ia menoleh ke belakang. Dilihatnya Rena yang menyenderkan kepalanya di punggung Azka.

"Ngapain merem gitu?" tanyanya dengan kening berkerut.

Rena membuka matanya. Cewek itu menatap tajam Azka. "Mau bikin gua jantungan dengan cara kayak tadi?!" sentaknya.

"Ada kucing, makanya gua rem mendadak. Ngomong-ngomong, enak, ya, peluk-peluk gua?" Azka menaik turunkan alisnya ke arah perempuan yang sedang diboncengnya itu. Saat ini Rena menampilkan ekspresi wajah kesal.

Kening Rena berkerut berusaha mencerna maksud dari perkataan Azka. Beberapa detik kemudian, ia membolakan matanya sempurna. Dilepasnya kedua tangan yang melingkar di pinggang Azka. Rena berdehem untuk menghilangkan rasa gugup dan canggungnya.

Dilain sisi, Azka masih memperhatikan gadis itu. Menjahili Rena menurutnya adalah sebuah keseruan.

"M-maaf, gua gak sengaja. Tadi, refleks," ucap Rena terbata-bata.

Azka terus saja mengamati gerak-gerik Rena. Merasa tidak nyaman, Rena memundurkan duduknya. "Ini juga gara-gara lo yang main seenaknya rem mendadak!" sentak Rena secara tiba-tiba.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang