25|| Kerja Bakti

152 16 20
                                    

Assalamualaikum all.

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Tandai jika ada typo.

Happy Reading ✨
.
.
.
.
.

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)

"Apa?" sahut Lena antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?" sahut Lena antusias. Dia sudah tidak sabar mendengar keterangan dari Rena.

Rena melambaikan tangannya menyuruh agar Lena dan Lea mendekat.

"Tapi-" Rena bersmirik membuat keduanya semakin penasaran.

"Tapi apa sih? Jangan bikin penasaran, ya lo!" ucap Lena dengan kesal.

Rena tersenyum jahil membuat Lena semakin penasaran.

"Tes tes. Minta perhatiannya sebentar. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Untuk pelaksanaan kerja bakti kita lakukan sepulang sekolah saja. Jadi, semuanya setelah bel pulang sekolah diharapkan tidak pulang dahulu." Tiba-tiba saja kepala sekolah memberikan pengumuman terkait pelaksanaan kerja bakti menggunakan toa dari arah ruang TU.

Seketika semua siswa-siswi menghentikan kegiatan mereka masing-masing, termasuk Lena yang berdecak karena sudah jengah mendengarkan cerita dari Rena yang terus tertunda.

Lea pun memilih untuk kembali lagi ketempat duduknya.

Azka yang sedang asik menulis dipapan tulis lari terbirit-birit ke kursinya saat mendengar suara derap langkah seseorang.

"Woy woy woy. Ada Bu Rika," ucap Azka heboh.

Darren yang lagi asik berdiri di atas meja paling belakang sambil berjoget seketika turun dengan cara meloncat.

"Bukannya jam masuk masih sepuluh menit lagi? Kenapa Bu Rik udah masuk aja?" bisik Lena kepada Rena.

Rena hanya membalasnya dengan mengedikkan bahu.

Kedatangan Bu Rika ke kelas XII IPA 2 berhasil membuat mereka semua diam dalam sekejap.

Azka membelalakkan matanya melihat tulisannya dipapan tulis tadi belum sempat untuk dihapus. "Karya gua belum dihapus. Gimana ini?"

Cowok itu mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Padahal dia sudah sering menulis seperti itu dipapan tulis. Sialnya, hari ini dia kedapatan oleh wali kelasnya. Azka hanya pasrah jika harus mendengarkan omongan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut.

Bu Rika yang sudah meletakkan buku-buku di atas meja langsung berdiri dan mengambil penggaris kayu, lalu diarahkan ke papan tulis tersebut.

"INI SIAPA YANG nulis-nulis gak jelas seperti ini?!" ucap Bu Rika penuh penekanan.

Melihat penggaris kayu yang panjang, membuat Azka menelan ludahnya kasar
Tiga puluh siswa-siswi tersebut menunduk, begitupun dengan Azka.

"Kalau tidak ada yang ingin mengaku, ibu akan memulangkan kalian jam enam!" Bu Rika berjalan ke arah mejanya, lalu duduk di kursi.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang