41|| Traktiran Azka

93 12 0
                                    

Selamat malam.
Maaf, baru bisa up karena Nad lagi PTS.

Seperti biasa, jangan lupa klik bintangnya dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman dan akun medsos yang kalian punya.

Tandai jika ada typo.

Happy Reading ✨
.
.
.
.
.

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)

Perjalananmu masih panjang. Usaha yang kau lakukan selama ini gak sia-sia hanya saja belum waktunya untuk terwujud.
Jadi, masih mau menyerah?

~Renata Candragita Gavaputri.

(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)


"KA, AZKA!" teriaknya Rena.

Azka dan adek kelasnya itu menengok ke samping kanan bersamaan. Azka berpamitan kepada siswa kelas X IPA 1 tersebut.

"Kalau ada yang mau lo tanyain lagi tentang basket, chat gua aja." Azka menepuk pundak adek kelasnya sebanyak dua kali. Setelahnya, ia menghampiri Rena.

Azka berhenti di depan cewek itu. "Kenapa?"

Rena berhenti tepat di depan cowok itu seraya mengatur napasnya. "Makasih udah bayarin makanan gua."

Rena mengeluarkan uang sebesar lima puluh ribu rupiah dari saku baju OSIS nya dan diberikan ke Azka. Namun, cowok itu menolaknya.

"Sama-sama. Gak usah diganti. Duitnya buat lo jajan atau belanja aja. Lebih bagus ditabung."

"Tapi, gua gak enak sama lo."

"Santai aja kalau sama gua, Ren," ucap Azka tulus.

Rena melihat sekilas duitnya, lalu mendongak, "Ini beneran lo gak mau terima?" kata Rena sekali lagi untuk memastikan.

Azka mengangguk seraya tersenyum. "Bener," jawabnya dengan suara halus.

"MBAK, AWAS!" teriak salah satu adek kelasnya yang sedang bermain basket saat bolanya terlempar ke arah Rena.

Seketika, mereka berdua menoleh. Rena dapat menangkap bola basketnya. Di sisi lain, adek kelas itu terlihat ketakutan. Kedua tangan Azka yang siap menjaga Rena kalau seumpama cewek itu limbung ke belakang pun diturunkan kembali.

Adek kelas itu dapat bernapas lega. "Mbak, maaf," ujarnya penuh hati-hati.

Rena melempar pelan bola basket dan ditangkap oleh adek kelasnya. "Iya, santai aja kali sama gua. Lagi pula gua gak kenapa-kenapa. Lanjut main lagi aja. Gak usah ketakutan gitu." Rena terkekeh.

AZKAREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang