Hiii!
Selamat malam semuanya.
Happy Reading ✨
(~~~>°°°°°°°°°°<~~~)
Rena mengeluarkan foto tersebut dari saku baju seragamnya. Dengan perlahan, Rena membalik foto tersebut dan mengarahkannya kepada Kavin.
Dahi cowok itu berkerut bingung. "Foto?"
Rena mengangguk. "Lo kenal?"
Kavin menggeleng cepat. "Gua gak kenal."
"Ada hubungannya sama lo? lanjutnya.
"Lo tau surat yang waktu itu ada di atas meja gua? Waktu gua gak berangkat sekolah."
"Tau. Bukannya udah dianter sama Azka?"
"Iya, udah."
"Lah, terus?"
Rena mengambil pasokan oksigen secukupnya dan membuangnya perlahan. Rena diam sejenak untuk menyusun kalimat yang pas agar Kavin paham apa yang ingin disampaikannya.
"Isinya ini." Rena mengangkat foto tersebut.
"Kok gua gak paham, ya."
Rena menatap malas sepupunya itu yang duduk di samping dirinya.
"Ya, isinya foto ini. Sekarang gua tanya sama lo, lo kenal, gak sama foto ini?" ujar Rena dengan kesal.
"Gak kenal." Kavin tersenyum kikuk melihat reaksi Rena yang datar.
"Coba lo tanya Azka. Siapa tau dia kenal," saran Kavin.
Rena mengangkat sudut alisnya. "Lah, kenapa jadi tanya Azka."
Kavin mendengus malas. Sepupunya tidak tepat jika menanyakan hal ini kepadanya. Kavin sendiri saja belum lama tinggal di Indonesia, jadi tidak mungkin juga jika dirinya tahu tentang siapa orang tersebut.
Lain hal dengan Azka yang sudah lama tinggal di Indonesia. Mungkin saja cowok itu tau tentang siapa orang di balik foto tersebut. Walaupun belum dapat dipastikan bahwa Azka benar-benar mengetahuinya.
"Kalau lo tanya siapa orang itu jangan ke gua. Gua belum lama di Indonesia kalau lo lupa!"
Rena meringis dan menggaruk dahinya. "Eh, iya, hehe."
"Mending tanya aja ke Azka. Mungkin aja tau."
Rena berpikir kembali. Ucapan Kavin ada benarnya. Namun, dia tidak ingin Azka ikut ke dalam masalah ini.
Tidak ada pilihan lain. Mau tidak mau Rena harus meminta bantuan Azka.
"Yaudah, deh," balasnya pasrah.
Tiba-tiba saja handphone Kavin berdering menandakan ada telepon masuk. Kavin mengambil benda itu dari saku baju seragamnya.
Nama Azka terpampang jelas di layar handphonenya. Kebetulan sekali, pikir Kavin.
"Lo dimana? Katanya mau mabar."
"Di taman belakang. Lo kesini sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAREN [END]
Roman pour Adolescents[REVISI SETELAH END] "Aku menerima mu dari sifat dan sikap bukan dari fisik maupun harta." *** Azka Earnest Vernandez, seorang most wanted dan kapten basket serta Renata Candragita Gavaputri seorang ketua kelas XII IPA 2. Tak banyak yang tau di bal...