13. Truth or dare

3.9K 264 6
                                        

HAYYIEEE
H O W
A R E
Y O U
G U Y S S S S ?


HAYYIEEEH O WA R E Y O U G U Y S S S S ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue gak mau ikutan ya. Titik." Ujar Adiba penuh dengan penekanan.

Adiba sangat malas bermain truth or dare, dia trauma memainkan permainan tersebut. Namun, teman-temannya terus saja memaksanya.

"Ayolah Dib," bujuk Arzan

"No no no!" Adiba mengerakkan kedua jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

"Adiba mah, gak asik!"

"Takut lo ya?" Ejek Becca

"Nah anjay. Bener takut ya Lo? Dih cemen huuuu. Jadi cewek jangan Cemen dong, gak kece. Kayak Becca nih, ye gak Bec?" Arzan mengedipkan sebelah matanya dan merangkul bahu Becca.

"Gue berani ya!" Adiba tidak terima, enak saja dia dibilang tidak berani, tapi bener sih.

"Kalau berani ya cepet. Gak usah drama," sahut Erza

"Asu," umpat Adiba pelan.

"Yaudah ayo!" Ketus Adiba

"Dari tadi kek, drama banget." Adiba langsung menatap tajam Erza. Ingin menggeplak kepala Erza namun dia mengurungkan niatnya. Ketua geng sih ah, gak berani lah gue. Seperti itu lah batin Adiba.

"Udah ayo. Buru," ujar Arthur

"Eh, bentar dulu." Ujar Ayna tiba-tiba.
Raga yang berada tepat di sebelah Ayna pun menaikan sebelah alisnya pertanda bertanya.

"Pesen makanan dulu lah. Gak asik kalau cuma main dong,"

"SETUJU!" Zia mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Tahu saja Ayna, kalau dia sedang lapar.

"Gue yakin, Lo pasti laper." Tuduh Arya yang benar adanya.

"Apa Lo? Tau aja!"

"Yeeeee," Arzan dengan tidak manusiawinya mendorong Zia hingga sedikit tersungkur ke depan.

"Bajingan lo!" Zia bangkit dari jatuhnya dan memukuli Arzan dengan ganasnya.

Arzan menangkis serangan-serangan yang dilakukan oleh Zia, "woy udah anjim." Tingkah mereka berdua tentunya membuat semua yang ada di sana tertawa. Bagaimana tidak, Zia dengan membabi buta terus menerus memukuli Arzan

"Udah." Ucapan Arthur yang terkesan dingin dan tajam menghentikan aksi Zia. Zia menatap Arthur dengan tatapan takut.
"Aura sadboy nya kerasa sampe sini anjir." Batin Zia tertawa cekikikan. Namun, tidak dapat di bohongin bahwa dia juga takut dengan Arthur.

Zia kemudian bangkit, dan duduk kembali ke posisi awalnya.
"Yaudah, ayo go kita mulai!!"

Kemudian, Arya memutar botol yang sudah dia ambil dari dapur Raga.

RAGAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang