HAIIHOO
INI CERITA PERTAMA AKU
SEMOGA SUKAdi part awal-awal memang berantakan, tapi semakin bawah udah lumayan baik kok, hehe
selamat membaca semuuuaaaaa💓💓
"
SAH!"
Satu kata yang membuat dunia kedua remaja yang bahkan tidak pernah bertegur sapa berubah seketika.
Perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka membuat kedua remaja ini harus menjalin sebuah hubungan yang sangat sakral.
"Silahkan, untuk mempelai wanita agar mencium tangan mempelai pria." Ucapan penghulu membuyarkan lamunan kedua pengantin yang baru saja melakukan ijab kabul itu.
"Hustt, Ayna, cepet itu cium tangannya Raga, malah bengong aja," perintah sang ibu kepada gadis yang di panggil Ayna.
"Ha? Cium tangan? Suami?" Ayna benar-benar tidak menyangka dengan apa yang terjadi padanya sekarang. Menikah diusia yang masih sangat muda, tidak pernah ada di dalam list hidupnya.
Dengan ragu-ragu, Ayna mengalihkan pandangannya ke arah pria yang sudah sah menjadi suaminya, ia tidak menyangka akan menikah dengan seseorang yang bahkan mereka sendiri tidak pernah bertegur sapa, dan mungkin pria di depannya itu tidak mengenal dirinya, meskipun sekedar nama.
Ragaendra Mahatam, sosok yang dikenal irit bicara dan juga judes disekolah nya. Tatapan matanya yang tajam, tubuhnya yang atletis, dan jangan lupakan dia yang merupakan anggota inti geng motor bernama Grexda. Sekarang? Raga yang di idam-idamkan siswi di sekolahnya saat ini berada di hadapannya sebagai suami, iya, suaminya.
"Ayna?" Panggil Raras ibu Ayna
"Eh."
"Cepet cium tangan suaminya, mikirin apa sih?"
"Ck, lama" Raga yang sudah malas dengan tingkah Ayna pun mengambil secara paksa tangan Ayna dan mengarahkannya ke bibir Ayna.
Ayna membulatkan matanya karena terkejut,"anjir, ganas," gerutu Ayna dalam hati.
"Ayna nya kelamaan ya, Ga? Sampai gak sabar begitu," celetukan itu membuat para tamu yang mendengarnya tertawa, merasa gemas dengan pasangan muda itu.
~~~
Ayna dan Raga saat ini sedang menyalami para tamu yang datang di pernikahan mereka, tidak banyak memang yang diundang. Namun, lumayan membuat mereka lelah, apalagi tidak adanya percakapan di antara mereka, membuat keadaanya menjadi sangat canggung.
"Raga,Ga, Raga," panggil Ayna yang sudah tidak tahan dengan keheningan ini. Namun, Raga tak kunjung menjawab panggilannya, menolehkan kepalanya saja tidak.
"Heh!"
"Anjir. WOY DUGONG!" Ayna meninggikan suaranya, berteriak memanggil Raga, membuat perhatian tamu-tamu mengarah ke arah mereka.
Ayna yang merasa diperhatikan pun tersenyum canggung, sedangkan Raga? Tidak bereaksi sama sekali.
"Oh my God, malu banget gue. Panci mana panci," ujar Ayna menahan malu.
"Apa?" Tiba-tiba Raga bersuara, membuat Ayna menatapnya dengan alis yang terangkat.
"Ngapa? Giliran dipanggil aja gak nyaut, giliran gue diem malah "apa?" Nyebelin lo!" kesal Ayna
"Berisik." ketus Raga
Ayna mendelik ke arah Raga, "Dasar papan!"
Setelahnya, tidak ada percakapan lagi di antara mereka. Ayna terus menerus menarik napas dan membuangnya, dia mengulang-ulang hal tersebut karena merasa bosan.
"Kenapa?"
"Ha?" Bingung Ayna karena Raga yang tiba-tiba bertanya.
"Kenapa?" Tanya Raga sekali lagi dengan wajahnya yang datar
"Kenapa apanya!" kesal Ayna karena Raga yang berbicara setengah-setengah.
"Kenapa tadi lo manggil gue?"
"Gila lo? Udah lewat bermenit menit dan lo malah nanya, sekarang? Udah gila!"
"Tinggal jawab aja, apa susahnya?"
"Gak susah memang! Tapi gue udah lupa mau bilang apa!" Ayna benar-benar kesal dengan cowok di sampingnya ini.
"Yaudah." Ayna menatap sinis Raga yang dengan santainya berkata "yaudah".
"Lo emang rese, ya?"
"Rese? Gue diem dari tadi," ujar Raga santai.
Ayna berdecak, "Serah lo, Ga. Serah, capek gue."
Raga diam, dia sama sekali tidak tertarik dengan gadis di sampingnya itu. Banyak omong, cerewet, tidak jelas, sangat menyebalkan.
"Nasib, nasib," gumam Ayna yang tengah meratapi nasibnya. Mimpi apa dia semalam, sampai bisa-bisanya dia menikah dengan manusia irit bicara, berwajah datar tanpa ekspresi, yang sayangannya begitu tampan.
"Huhu, kalau gini, gue mana bisa tepe-tepe," gerutu Ayna pelan yang masih bisa didengar oleh Raga.
"Tepe-tepe apa?" tanya Raga.
"Lo nanya?"
Raga yang tadinya penasaran, menjadi malas ketika mendengar jawaban Ayna.
"Lah, berubah lagi itu muka," sindir Ayna.
"Canda, Ga. Canda gue mah."
"Ya Allah, punya suami kok ngambekan gini. Nasib, nasib," ujar Ayna yang sengaja ingin menyindir Raga.
Raga yang merasa tersindir pun menolehkan kepalanya, menatap Ayna yang sedang berkomat-kamit entah sedang apa.
Cowok itu mengerutkan dahinya, menatap aneh ke arah Ayna, "Ngapain lo?"
Ayna menoleh, "Gue? Baca mantra," ujarnya random.
"Mantra biar lo es batu hidup mencair." Ayna menampilkan senyuman termanisnya.
"Aneh," cibir Raga.
Ayna menanga mendengarnya, "Apa? lo bilang gue aneh? Gue!"
"Menurut lo?"
"Belum pernah di slepet harimau lo?"
"Belum." Raga mendekatkan tubuhnya ke arah Ayna, kemudian meniup kedua mata Ayna, membuat Ayna mengedipkan matanya.
Ayna masih diam membeku di tempatnya, jantungnya seperti sudah berpindah ke paru-paru sekarang.
"A-apa lo! Jauh jauh, bau ajab!"Ayna mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan, pipinya memanas hanya dengan tiupan di mata. Entah kenapa tubuhnya seperti gemetaran sekarang, apa karena dia tidak pernah sedekat itu dengan lawan jenis?
"Istighfar lo, Ay. Istighfar," gumam Ayna menepuk nepuk dahinya pelan.
"Haram ini haram. Gue berdosa," ujar Ayna membuat Raga lagi-lagi menatapnya aneh.
"Gila ni anak," ucap Raga pelan.
~~~
gimana partnya?
sebenarnya, mau aku benerin kalau udah tamat, tapi waktu aku baca-baca lagi, aku gak tahan buat benerin.
hehevote? komen?
s e e y o u ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGAYNA
Random"RAGA! MUKA LO MIRIP KECOA!" _______________________________________ Bagaimana jadinya jika dua orang yang saling tidak mengenal, bahkan untuk bertegur sapa pun tidak pernah mereka lakukan. Namun, malah terikat sebuah hubungan yang sangat sakral. ...