"RAGA! MUKA LO MIRIP KECOA!"
_______________________________________
Bagaimana jadinya jika dua orang yang saling tidak mengenal, bahkan untuk bertegur sapa pun tidak pernah mereka lakukan. Namun, malah terikat sebuah hubungan yang sangat sakral.
...
VOTE JUGA LOH JANGAN LUPA, BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP NYA! YOK LAH GA USAH BASA-BASI, LANGSUNG BACA AJA! MAAF KALAU GARING
TANDAIN KALAU ADA TYPO
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu bulan berlalu, setelah Tiara di keluarkan dari SMA Merpati, tidak ada kabar lagi dari gadis itu. Adiba, Zia, dan Ayna pun berusaha untuk mencari tahu keberadaan Tiara namun nihil tak membuahkan hasil.
"Udahlah, gak usah dicari lagi." Ucap Adiba.
"Hooh, males juga. Lagian lo ngapain sih Ay nyariin Tiara?" Tanya Zia kepada Ayna.
Ayna menaikkan sebelah alisnya, "Kagak tau. Gue gabut aja."
"Si tolol!"
Ayna berdecak saat Adiba dengan tidak sopan mendorong kepalanya.
"Gabut gabut. Belajar sono, Senin udah ujian. Gak lulus gue mampusin juga lo."
"Mulut lo gak pernah di tampol ya?" Sarkas Adiba.
"Pernah," balas Ayna santai.
Adiba mengepalkan tangannya, menggerakkan kepala tangannya seperti hendak memukul Ayna. Gadis itu merasa kesal sekali kepada teman setannya satu itu. Bagaimana tidak, Ayna bersikeras untuk mencari tahu keberadaan Tiara. Adiba pikir ada sesuatu yang ingin di sampaikan oleh Ayna. Tapi gadis itu malah berkata hanya gabut. Kan ngeselin.
"Lo itu cuma buang-buang waktu gue ya, sat!"
"Halah, kayak waktu lo biasanya dipake buat hal berguna aja," ujar Ayna.
Adiba semakin murka rasanya mendengar ucapan Ayna yang menurutnya sangat menyebalkan ketika masuk ke gendang telinga miliknya.
"Sabar Dib, sabar. Mohon bersabar ini ujian. Inget Dib, cowok nya Raga."
Mendengar ucapan Zia, Ayna pun langsung memasang wajah songongnya dengan tangan yang bertumpu di depan dada.
"Emang kenapa? Cowok gue ketuanya Raga."
"YA HUYAKKKKK!" Heboh Zia.
Ayna yang tadinya memasang wajah songong pun malah bertepuk tangan mendengar balasa Adiba. Keren juga muridnya itu.