"RAGA! MUKA LO MIRIP KECOA!"
_______________________________________
Bagaimana jadinya jika dua orang yang saling tidak mengenal, bahkan untuk bertegur sapa pun tidak pernah mereka lakukan. Namun, malah terikat sebuah hubungan yang sangat sakral.
...
ADA YANG NUNGGUIN? HUHU MAAF YA KALAU UP NYA LAMA MWEHEHEHE
AKU HARAP KALIAN SUKA SAMA PART KALI INI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue tahu sesuatu."
Mendengarnya membuat ketiga cowok disana langsung menajamkan pendengaran mereka.
"Tadi, gue gak sengaja denger pembicaraan Neo sama seseorang di telepon. Gue gak bisa denger dengan jelas, gue cuma denger kalau adiknya Neo ada masalah. Tapi, gue gak tau masalahnya apa," jelas Egi.
"Adik?" tanya Arya yang mendengarnya.
"Neo punya adik?"
"Kalian gak tahu?" tanya Egi balik.
"Setahu gue Neo anak tunggal," ucap Arya yang masih tidak mengerti.
"Bukan. Neo bukan anak tunggal, dia punya adik, perempuan."
Penjelasan dari Egi membuat Raga dan Arya heran.
"Oke makasih." Setelahnya dengan tak tahu diri, Raga memutuskan panggilan telepon tersebut membuat Egi mengumpat di seberang sana.
"Neo punya adik?" tanya Arya kepada Raga.
"Mana gue tau," jawab Raga dengan wajah datarnya.
"Monyet lo, Ga."
Lingga yang berada disana hanya diam sembari mencerna perkataan Egi tadi di telepon.
"Tadi dia bilang adiknya si Neo lagi ada masalah kan?"
Perhatian Raga dan Arya langsung teralih kepada Lingga, "Hmm," gumam keduanya.
"Masalahnya, apa?"
Raga mengangkat bahunya tidak tahu membuat Arya dan Lingga berdecak kesal. "Lagian, lo sih, orang belum selesai si Egi ngomong langsung dimatiin," ujar Arya kepada Raga.
"Dia udah selesai."
"Gue sepak juga lo, Ga, lama-lama, ngeselin banget jadi orang!" ucap Arya yang sangat sebal kepada Raga.
"Bacot lo, gue pusing," ujar Raga.
"Lah, si monyet ngegas!"
"Diem ba*bi! Mulut lo berdua bisa diem gak? Serius dikit bisa, gak sih!" bentak Lingga yang sudah muak.
Raga hanya berdecak, memangnya dari tadi dia ngapain, kalau tidak serius. "Sok," gumamnya.
"Ayo, pulang, si Erza udah selesai kayaknya," ujar Arya yang berniat menyudahi perdebatan ini, daripada terus berlanjut, jika seperti itu sudah dapat di pastikan akan ada baku hantam antara kakak beradik di sini.