34. Gara-gara kemenyan

2.4K 169 20
                                        

HAIIIII PREN
APA KABARNYA NIHH??

Maaf ya baru bisa up lagi
lagi sibuk banget akhir-akhir ini, enggak banget sih tapi ya sibuk.
ya gitulah, semoga kalian paham
hihi 😣

OH IYAAAAAA
jangan panggil aku thor dong😭😭
mending Hulk aja sekalian, kan bagus tuh ijo😱

kalau boleh tahu kalian baca part ini jam berapa?

terus kalian dapet cerita ini dari mana hayoooo

komen yawww

LANGSUNG AJA!!
TANDAIN KALAU ADA TYPO ATAU KALIMAT YANG KURANG JELAS

LANGSUNG AJA!!TANDAIN KALAU ADA TYPO ATAU KALIMAT YANG KURANG JELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah dua pasangan itu berada. Dimana lagi kalau bukan UKS. Pemandangan yang terlihat hanyalah seorang gadis yang tengah terduduk di atas brankar UKS, dengan segelas teh hangat di tangannya. Disebelahnya terdapat seorang pria yang tengah menatap gadis tersebut tajam.

"Jangan liatin," ujar Ayna yang tak diindahkan oleh Raga. Cowok itu masih terus menatap Ayna tajam.

"Kenapa pura-pura?" tanya Raga membuka suaranya.

Ayna mendesah pelan, "Menurut ente? Gue malu, Ga. Malu, yaudah pingsan ajalah."

"Yaudah pingsan ajalah, lo itu bikin khawatir tau gak?" Sentak Raga sembari mengulang perkataan terakhir Ayna tadi.

"Oh, lo khawatir?" tanya Ayna dengan cengiran khasnya.

"Pertanyaan bodoh."

"Ah, sensi amat lo. PMS?"

"Serius. Bisa?" Raga menatap Ayna penuh intimidasi.

Ayna menelan salivanya kasar, "Oke. Maaf. Gue gak tahu harus ngapain. Terlanjur maluuu." Gadis itu meletakan gelas yang berisi teh di nakas, kemudian menutup wajahnya yang memerah karena mengingat kejadian memalukan di kantin tadi.

"Siapa suruh?"

Ayna mendengus kesal, "Kalian sih nyebelin! Gue kan kesel. Ngerti gak sih!"

"Gak."

Dengan agresif-nya Ayna menarik rambut Raga. Menjambak rambut cowok itu melampiaskan kekesalannya.

"LO NGESELIN BANGET SIH! UDAH DARI LAMA GUE PENGEN NGEJAMBAK LO!"

Raga meringis tertahan karenanya. Cowok itu berusaha menyingkirkan tangan Ayna dari rambutnya.

"Lepas, Ay." Pinta Raga lembut. Kalau sudah seperti ini bukan bentakan yang akan menghentikan Ayna. Gadis itu hanya perlu di sayang-sayang, Raga tahu Ayna hanya mencari perhatiannya saja.

RAGAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang