"RAGA! MUKA LO MIRIP KECOA!"
_______________________________________
Bagaimana jadinya jika dua orang yang saling tidak mengenal, bahkan untuk bertegur sapa pun tidak pernah mereka lakukan. Namun, malah terikat sebuah hubungan yang sangat sakral.
...
JANGAN LUPA VOTE YA KOMEN JUGA SIH KALAU MAU, KALAU GA MAU YA GAPAPA. TAPI HARUS!
OKE DEH
selamat membaca
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat ini Raga dan Ayna sudah berada di kediaman Lingga. Mereka berempat tengah duduk di ruang tamu dengan keadaan hening.
"Gue mau ngomong." Raga membuka suaranya memecah keheningan.
Lingga menaikkan alisnya.
"Gue curiga, orang yang di penjara itu, bukan pelaku sebenarnya."
"Lo--"
"Dengerin dulu," ucap Raga dingin.
"Waktu pemakaman mama, gue liat cewek pakai cardigan kuning. Gue gak tahu dia siapa, dia pakai masker," tutur Raga.
"Lo inget kan Ay, yang tadi di jalan? Lo nanya gue liat apaan. Gue liat cewek itu lagi disana, dan gue juga liat dia tadi ada di makam, dia disana."
"Kok lo bisa tau, kalau itu cewek yang sama?" tanya Lingga.
"Dia pakai cardigan yang sama, dan postur tubuh yang sama."
"Gue ngerasa pernah liat cewek itu sebelumnya," ujar Raga.
"Jadi, maksud lo polisi salah nyelidikin?"
Raga menatap Lingga, dan menaikan alisnya, "Bisa jadi, salah sasaran? Maksud gue, dia cuma disuruh, dan jangan lupa, dia ngaku sendiri."
"Jadi, polisi langsung percaya sama pengakuan orang itu?" tanya Lingga.
"Mungkin."
"Gak ada penyelidikan lebih lanjut gitu? Gila sih. Terus orang suruhan Ardi juga, masa' langsung percaya gitu aja. Gue pikir mereka nyelidikin lagi setelah itu."
"Mungkin memang diselidiki, tapi semua bukti yang asli hilang, ah bukan hilang tapi sengaja di sembunyikan," sahut Ayna dengan suara pelan.
Ketiga pasang mata langsung menoleh menatap Ayna. Menyeritkan dahi tak mengerti ucapan yang dilontarkan oleh menantu muda keluarga Mahatam itu.
"Di suap." Ayna kembali mengeluarkan dua kata yang membuat mereka langsung mengerti.
~~~
"Ga," panggil Ayna yang melihat Raga keluar dari kamar mandi, sembari menggosok rambutnya yang basah.
