"RAGA! MUKA LO MIRIP KECOA!"
_______________________________________
Bagaimana jadinya jika dua orang yang saling tidak mengenal, bahkan untuk bertegur sapa pun tidak pernah mereka lakukan. Namun, malah terikat sebuah hubungan yang sangat sakral.
...
OH IYA, PART INI BAKAL BANYAK ADEGAN ZIA SAMA ARTHUR YA! SEPERTI JUDULNYA. BISA DIBILANG SIH PART BUAT MEREKA BERDUA, OKEEEE???
TANDAIN KALAU ADA TYPO!! JANGAN LUPA VOTE KOMEN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah kejadian dimana Zia yang membeberkan masalahnya dengan Arthur di depan teman-teman seangkatannya, tepat di hari perpisahan mereka. Hubungan keduanya pun merenggang.
Bahkan, pertemuan saat itu adalah pertemuan terakhir bagi mereka. Karena, sampai sudah hampir tiga bulan Zia sama sekali belum bertemu dengan Arthur lagi. Cowok itu juga sama sekali tidak menghubunginya sedikitpun.
Lagipula, siapa Zia bagi Arthur? keduanya tidak mempunyai hubungan sama sekali, mereka hanya sedikit dekat karena Ayna dan Raga. Selama ini hanya dirinya yang menganggap bahwa Arthur juga memiliki perasaan yang sama dengannya, padahal nothing.
"Laki lo kemana Ay?" tanya Adiba membuat Zia memandang ke arah cewek berbaju ungu itu.
Ayna menaikkan alisnya, "Ga tau, tadi sih katanya mau keluar sebentar."
Adiba mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian kembali melihat kearah televisi yang sedang menayangkan sebuah film.
"Dipikir-pikir, kita kurang kerjaan banget ya," celetuk Zia tanpa mengalihkan pandangannya dari layar kaca tersebut, "ngeliat film azab, berasa liat film bioskop."
Adiba dan Ayna yang mendengarnya pun tertawa. Ketiganya saat ini tengah berkumpul di apartemen Ayna.
"Nyari sensasi baru aja sih," balas Ayna di sela-sela tawanya.
"Halah, nanti juga ada infonya, paling juga bulan depan," sahut Zia sembari memakan jajanan ditangannya, "gue mau tebar pesona dah besok pas ospek."
"Dih, gila-gilaan lo. Si Arthur apa kabar?" tanya Adiba dengan menaik turunkan alisnya.
Zia memutar bola matanya malas, "Udahlah, nggak usah sebut-sebut namanya lagi. Muak gue."
"Affah iyah kids?" goda Adiba membuat Zia melemparkan sebungkus biskuit yang ada ditangannya kepada Zia.
Melihat biskuit yang dilemparkan oleh Zia menjadi bertebaran di atas sofa. Jiwa emak-emak Ayna pun memberontak untuk keluar.
"ZIA! GUE BARU BERESIN TADI PAGI YA ANJIR! SEENAKNYA LO BUANG-BUANG BISKUIT SEMBARANGAN!" Teriak Ayna dengan tangan yang memunguti biskuit yang bertebaran di sofa.