40. Barbie

1.8K 135 23
                                    

YOHOOOOOO
APA KABAR?
HAHAHAHA

aduh maaf banget baru up huwheueheh
kalian bosan ga sih, setiap up cerita pasti aku selalu minta maaf, hahaha😺

huuuuuu
full day, full tugas itu mantap😄
kalian juga kan?

btw, sekarang kalian kelas berapa?
me : 12

berasa diserang sama tugas sekolah, alay maap🙏

oh iya, kalau seandainya cerita ini makin freak atau udah ga jelas alurnya bilang ya, aku butuh saran, hehe

TANDAIN KALAU ADA TYPO
pasti banyak, soalnya ga baca ulang:(

udahlah pokoknya gitu



Delapan siswa tengah berdiri di depan ruangan kepala sekolah. Mereka terlihat bosan dan berusaha untuk menguping pembicaraan didalam ruangan tersebut.


"Ini dari tadi belum keluar?" Tanya Zia yang memang tadi dirinya dan Adiba masuk ke kelas terlebih dahulu untuk mengikuti pelajaran.

Sebenarnya keduanya tidak ingin namun keempat laki-laki disana memaksa keduanya untuk masuk ke dalam kelas.

"Belum," jawab Arzan yang duduk di lantai.

"Ngomongin apaan sih. Gila aja dari jam pertama sampai mau istirahat," kesal Adiba.

"Ngomongin masa depan," sahut Arya.

"Arya!" Tegur Erza dengan mata yang menatap Arya tajam.

"Siap salah!"

"Belum pernah di tonjok lo?"

"Siap pernah."

"Bacot." Cerca Arthur yang memukul bahu Arya keras membuat cowok itu mengadu kesakitan.

"Sakit monyet," umpat Arya sembari mengusap-usap bahunya.

Belum sempat Arthur membalas lagi, suara decitan pintu membuat mereka dengan segera mengalihkan perhatian.

Ayna berjengit kaget ketika delapan manusia berdiri di hadapannya dengan tatapan bertanya tanya.

"Pada ngapain?" Tanya Ayna kebingungan.

Plak

"Lo nanya?" Adiba menggeplak lengan Ayna.

"Santai dong, sakit sial!" Kesal Ayna.

Dirinya sudah kesal karena ditunduh yang tidak-tidak didalam ruangan itu. Malah Adiba menambah rasa dongkol di hatinya.

Ayna kemudian memutar bola matanya dan tidak sengaja bertatapan dengan bola mata milik Raga.

RAGAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang